Metode Penelitian dan Kerangka Teori

8 memberi penafsiran terhadap fakta sejarah pada tahap ini akan tergambar dari fakta-fakta tersebut cerminan peristiwa-peristiwa masa lampau. Keempat, atau tahapan yang terakhir adalah proses historiografi, yaitu merekonstruksi peristiwa bersejarah melalui penulisan sejarah. Kemudian setelah ini barulah ditarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Sebagai pedoman dalam teknik penulisan skripsi ini, penulis merujuk pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh Ceqda, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. 6

F. Kerangka Teori

Seperti apa yang diungkapkan oleh Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya Tradisi Pesantren Study: Pandangan Hidup Kyai, bahwa pesantren mempunyai peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia dan menjadi anak panah dalam menentukan watak umat Islam. 7 Zamakhsyari Dhofier menjelaskan bahwa pesantren mengalami modernisasi dalam perkembangannya. Di dalam perkembangannya pondok pesantren tidaklah semata-mata tumbuh atas pola lama yang bersifat tradisional, dengan metode dan sistem pendidikannya. Melainkan melakukan inovasi dalam pengembangan suatu sistem, di samping pola tradisional yang termasuk ciri pondok-pondok Salafiyah jenis pesantren yang tetap mempertahankan sistem sorogan dan weton dalam pengajaran kitab-kitab klasik maka gerakan Khalafiyah menerima hal-hal baru 6 Hamid Nasuhi, dkk., Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, tesis, dan Disertasi jakarta: Ceqda Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 17 7 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren study: pandangan hidup kyai Jakarta: LP3ES, 1982 , h. 17-18. 9 yang dinilai baik di samping tetap mempertahankan tradisi lama yang baik telah memasuki derap perkembangan pondok pesantren. Seperti apa yang terjadi di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Pondok yang pertama menganut sistem pendidikan tradisional akhirnya mengalami modernisasi dalam sistem pendidikan, berupa metode pengajaran dan kurikulum yang dipakai. Berarti Pondok Pesantren Tebu Ireng mengubah sistem pendidikannya dari non klasikal menjadi klasikal madrasah. Penulis melakukan landasan teori di atas untuk menjadi bahan komparasi dalam penelitian di PPA Bekasi.

G. Sistematika Penulisan

Penulis membagi sistematika penulisan skripsi ini dalam beberapa bab, sebagai berikut : Bab I, meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II, menjelaskan letak geografis, sejarah berdirinya PPA dan orientasi

pendidikan,visi, dan misi PPA, dan tokoh pendirinya. Bab III, menjelaskan tentang metode pendidikan klasik, pembaharuan pendidikan yang meliputi kurikulum dan metode pendidikan. Bab IV, membahas tokoh modernisasi di PPA yaitu KH Ahmad Tajuddin, KH 0D¶DOL 6\DPVXGGLQ, perkembangan PPA di masa kini, perkembangan dalam bidang dakwah dan pendidikan, dan perkembangan dalam bidang sosial dan ekonomi. Bab V,berisi kesimpulan dan saran-saran. 10

BAB II PROFIL PONDOK PESANTREN ATTAQWA

A. Letak Geografis Pondok Pesantren Attaqwa

Pondok Pesantren Attaqwa PPA terletak di daerah Ujung Harapan, Desa Bahagia, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Pada awal abad ke-20 M daerah Ujung Harapan bernama Ujung Malang yang merupakan perkampungan kecil seluas lebih-kurang 50 hektar. Daerah ini masuk ke dalam wilayah Kawedanan Bekasi, Regentschap Kabupaten Meester Cornelis, Residensi Batavia. Daerah ini terletak di pesisir utara pulau Jawa bagian barat, membujur antara 106 48, 79- 107 77-29 BT, dengan suhu udara cukup panas. Di sekeliling kampung terbentang ratusan hektar sawah dan rawa. Menjelang musim panas hamparan padi menguning dan bergelombang ditiup semilir. Di ujung sejauh mata memandang tatapan terbentur pada kampung lain yang berwarna hijau dan abu- abu transparan. Di kampung Ujung Malang berdiri belasan rumah dengan jumlah penduduk sekitar 100 orang dan masih menganut ajaran sinkretis, animisme, dinamisme, dan Hindu, Budha, kemudian mereka memeluk agama Islam. Di halaman dan pekarangan rumahnya ditumbuhi berbagai pohon buah-buahan, sayuran, bambu, dan rumput liar. 8 Sebagaimana layaknya kampung lain, saat itu jalan sepanjang Ujung Malang masih berbentuk tanah. Jika musim panas tiba yang berlangsung sejak April sampai September jalan mengeras dan berdebu. Sedangkan pada musim hujan antara Oktober sampai Maret tanah menjadi lunak, becek, dan berlumpur. Meski alam terkesan tidak ramah, tetapi penduduk kampung tidak menganggap 8 Ali Anwar, KH Noer Ali Sosok Ulama, Pejuang, dan Pendidik, Bekasi, Yayasan Attaqwa, th 1989, h. 2.