38
B. Metode Pengajaran
Istilah sistem atau metode berasal dari kata Yunani yang berarti hubungan fungsional yang teratur antara unit-unit atau komponen-komponen.
33
Metode pengajaran sangat berpengaruh bagi perkembangan pondok pesantren, seperti
pondok-pondok lainnya PPA mengalami pembaharuan dalam sistem dan metode pengajarannya, semua itu untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi PPA.
Pada awalnya, PPA yang dikembangkan oleh KH Noer Ali masih bersifat tradisional, pengajarannya pun masih bertempat di masjid dan langgar. Metode
awal yang diterapkan KH Noer Ali dalam mengembangkan pesantrennya adalah dengan mengefektifkan proses belajar dan mengajar. KH Noer Ali menerapkan
metode pengajaran model Mekkah, yaitu metode pengajaran yang KH Noer Ali dapat waktu belajar di Makkah lalu di praktekan pada muridnya.
Semua dimodifikasi dengan kondisi dan tempatnya, di mana para murid mendatangi guru atau badal sesuai dengan keahlian dan jam belajar. Jadwal
kegiatan murid pada waktu itupun diatur ketat, secara umum, biasanya sebelum fajar para santri harus sudah bangun, sekitar jam 04.30 shalat Subuh, lalu disusul
dengan zikir dan belajar akhlak. Jam 06.00-07.00 belajar menghapal, lalu istirahat untuk sarapan pagi dan mandi. Belajar utama dilangsungkan dari jam 7.30-12.00,
setelah istirahat shalat Zuhur, makan siang, dan tidur. Pelajaran tambahan dilanjutkan dari jam 14.00-18.00. Usai shalat maghrib belajar Hadis. Mudzakarah
dilangsungkan antara jam 21.00-22.00, setelah itu para murid istirahat dan tidur.
34
33
Tohari Musnamar, Bimbingan dan Wawanwuruk Sebagai Suatu Sistem, Yogyakarta: Cendekia Sarana Informatika, 1985, h, 38.
34
Anwar,Ali. KH Noer Ali Tokoh Pendidik,Pejuang dan Ulama, h. 72.
39
Model sorogan tetap dipertahankan, dengan murid mengelilingi guru sambil bersila. Apabila satu materi pelajaran selesai sang murid diuji oleh KH Noer Ali
jika dianggap benar maka santri itu diluluskan pada materi itu, dan jika tidak maka santri diharuskan mengulang pelajaran sampai benar-benar paham. Metode
yang diterangkan di atas adalah metode awal berdirinya PPA yang bersifat tradisional, metode ini dipakai pada tahun 1956-1963 sebelum berdirinya
Madrasah Menengah Attaqwa MMA. Setelah berdirinya MMA terjadi pembaharuan metode pendidikan di PPA.
Metode pengajaran Mekkah yang semula dipakai dan dimodifikasi dengan metode tradisional tetap dipertahankan, lalu masuklah metode pengajaran yang baru
karena ada dua kelas berbeda di MMA. Terjadi pembaharuan dalam metode pengajaran menjadi metode Thariqah Jadidah Tanya Jawab, metode yang
dibawa oleh para alumni Pondok Pesantren Gontor, yaitu suatu pembaharuan atau jalan baru dalam pengajaran dengan metode tanya jawab.
Di mana seorang guru memberikan sesuatu pertanyaan atau materi lalu langsung dijawab oleh santri dalam pelajaran apapun. Metode ini dipakai agar
anak murid bisa lebih aktif dalam belajar, karena pada waktu itu berhasil diterapkan di Pondok Pesantren Gontor.
Metode ini pun berhasil diterapkan pada masa hingga tahun 1990-an, dengan sistem bahasa dan metode Thariqah Jadiidah kemampuan para santri
dapat lebih berkembang. Metode ini terus dikembangkan sampai sekarang dengan menambahkan sistem belajar kelompok atau diskusi dan sedikit ceramah.
40
BAB IV TOKOH MODERNISASI DAN PERKEMBANGAN PONDOK
PESANTREN ATTAQWA
A. KH 0D¶DOL6\DPVXGGLQ
.+ 0D¶DOL 6\DPVXGGLQ NHFLO dilahirkan di Bekasi pada tanggal 22 Mei 1939. Beliau adalah seorang anak dari orang tua bernama H. A. Radin bin Kinin
dan Hj. Syam. Beliau adalah anak ketiga dari delapan bersaudara.
35
Pendidikannya
Sewaktu kecil beliau bersekolah di Sekolah Rakyat SR pada tahun 1948- 1951. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya di Sekolah Rakyat Islam yang
ada di Ujung Harapan, Bekasi pada tahun 1951-1953. Lalu beranjak ke perguruan Islam atau biasa disebut Pesantren Bahagia, Bekasi, pada tahun 1954-1957.
Setelah itu barulah beliau dikirim untuk melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Moderen Gontor yang notabene merupakan tonggak pendidikan Islam
moderen pada waktu itu. Beliau dikirim oleh KH Noer Ali untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya di sana untuk bisa memajukan pendidikan di kampung
halamannya. Beliau pergi bersama temanya KH A.Tajuddin. Setelah 5 tahun belajar di Pondok Pesantren Moderen Gontor, DNKLUQ\D0D¶DOLGLSDQJJLO.+1RHU
Ali untuk pulang ke Ujung Malang. Setelah itu beliau pada tahun 1963 ditunjuk untuk menjadi ketua Madrasah Menengah Aliyah MMA di Ujung Malang yaitu
sekolah cikal-bakal PPA. Pada tahun 1967 beliau melanjutkan pendidikannya ke Universitas Muhammadiyah Jakarta dan lulus tahun 1970.
35
Buku Panduan KBIH Al-Ihsan 2011, profil pendiri KH 0D¶DOL 6\DPVXGGLQ, Penerbit: KBIH al-Ihsan Tahun 2000, h. 49