Struktur Kepemimpinan dalam Ritual Tradisi Nyadar.

memfokuskan pada pesan-pesan rohani yang perlu diketahui dan dipahami oleh masyarakat yang cenderung melaksanakan pesan-pesan tersebut.

C. Struktur Kepemimpinan dalam Ritual Tradisi Nyadar.

Kepemimpinan upacara Nyadar diatur berdasarkan keturunan keempat tokoh yang dikultuskan. Keempat pemimpin ini mengangkat keturunan dari embah Kuasa sebagai pemimpin utama. Beliau diangkat sebagai pemegang keputusan apabila sesuatu hal terjadi. Walaupun begitu, ini tidak berarti bahwa beliau memiliki kekuasaan mutlak. Tiap keputusan yang diambil tetap dibicarakan dengan pemimpin lain. Hanya keturunan embah Kuasa mematukkan palu mengesahkan keputusan itu. Dan kedudukan pemimpin utam dalam tradisi Nyadar saat ini adalah embah Kasa keturunan dari embah Kuasa. Dan sebagai wakilnya adalah Bapak Masriyani yang merupakan keturunan dari Anggasuto Keempat pemimpin itu dibantu oleh empat orang penghulu. Atau yang dikenal dengan sebutan Racok Saebu . 62 Jabatan penghulu juga berdasarkan keturunan, tetapi apabila salah satu penghulu tidak memiliki keturunan, seorang keluarga dicari melalui persetujuaan dari keempat pemimpin. Penghulu baru dianggap sah apabila sudah dilantik oleh pemimpin utama. Penghulu dilantik setelah upacara Nyadar. Jarak antara waktu pengangkatan dan pelantikan minimal satu tahun. Dalam waktu ini kemampuan calon penghulu diuji, meliputi kemampuan dalam mengendalikan dan mengkoordinasikan warga serta pengujian mental yang meliputi kejujuran dan loyalitasnya terhadap pemimpin adat. Dan kalau ia memenuhi syarat ia dilantik. 63 Adapun para tokoh Racok Saebu ini adalah Bapak Sumatra keturunan dari embah Anggasuto, Bapak Sinabar keturunan dari embah Kasa, Bapak Razak keturunan dari Indusari, dan Bapak Karim keturunan dari embah Dukun. Adapun tokoh yang selalu memimpin pembacaan doa dalam tradisi Nyadar terbagi atas dua, yakni: pemimpin doa pada hari Jumat adalah Bapak Harun Rasyid ditunjuk oleh masyarakat dan pemimpin doa padahari Sabtu Upacara Kaoman adalah Bapak Mohammad Sadin. Sedangkan para tokoh yang bertugas menyiapkan perlengkapan ritual adalah sebagai berikut: 62 Racok Saebu adalah seorang penghulu atau jabatan dalam tradisi Nyadar yang memakai pakaian khusus seperti pakaian para penari kecak pakaian seribu warna di Bali. 63 Wawancara Pribadi dengan Bapak Sumatra, “Tokoh Pelaksana Nyadar”, Pinggirpapas, tanggal 17 Februari 2006 1. Bapak Sunarto keturunan dari embah Kuasa, yang bertugas membakar kemenyan sebelum pelaksanaan tradisi Nyadar. 2. Bapak Suliman keturunan dari embah Kuasa, yang bertugas membakar kemenyan sebelum doa dibacakan. 3. Bapak Hasan, Ibu Sumabiya, Bapak Jamal, dan Bapak Jurasmi keturunan dari Indusari, yang bertugas membawa kembang sebagai perlengkapan ziarah. 4. Bapak Ibrahim dan Misradin keturunan dari embah Dukun, yang bertugas membawa kotak ziarah. 5. Bapak Jatim dan Bapak Hatijah keturunan dari embah Dukun, yang bertugas membawa bedak sebagai perlengkapan ziarah. Dan Bapak Kadir selaku juru kunci pemakaman juga membantu persiapan Nyadar. Ia juga diangkat berdasarkan kemufakatan keempat pemimpin dan penghulu. Untuk juru kunci dimbil seseorang yang bertempat tinggal dekat dengan pemakaman dan masih keturunan waraga Pinggirpapas. Tugasnya selain menyiapkan tempat Nyadar adalah mengawasi pemakaman dan merawatnya. Ia digaji pada saat upacara Nyadar dan kadang kala ada peziarah yang juga memberi sedikit uang, tetapi ia tidak pernah meminta imbalan dari mereka. 64 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbedaan antara tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat di sini adalah terletak pada peranannya dalam kehidupan sosial masyarakat setempat yakni masyarakat Pinggirpapas. Dimana Tokoh agama berperan sebagai seorang tokoh yang berperan dalam mengajarkan ilmu agamanya kepada masyarakat, baik guru ngaji ataupun seseorang yang mempunyai gelar haji atau kyai. Dan tokoh masyarakat adalah seseorang yang mempunyai kedudukan dan peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat setempat, baik itu pejabat desa ataupun seseorang yang disegani karena kedudukannya yang tinggi dalam bidang ekonomi. Sedangkan yang dimaksud dengan kriteria seorang tokoh adat adalah berdasarkan peranannya dalam bidang adat-istiadat yang ada dalam 64 Wawancara Pribadi dengan Bapak Ahmad Rizal, “Tokoh Masyarakat”, Pinggirpapas, tanggal 18 Februari 2006 komunitas sosial tertentu. Baik itu Ketua adat, wakilnya atupun para anggota adat lainnya. Pemerintah sama sekali tidak terlibat dalam pengangkatan pemimpin, penghulu maupun juru doa.

D. Dampak atau Pengaruh Tradisi Nyadar Dalam Kehidupan Masyarakat Pinggirpapas