Nyadar Pertama 1. Kegiatan Hari Jumat Hari Pertama

kesabaran dan kebenaran yang diwakili oleh warna hijau. Bahwa manusia selalu digoda disimbolkan dengan warna hitam, tetapi walaupun begitu manusia dapat membedakan baik dan buruk yang ditandai dengan warna kuning. Dalam mewarnai tajin bubur ini, penggunaan zat pewarna dianggap merendahkan martabat seseorang. Warna yang digunakan harus bersifat alami, warna merah dari jagung, warna hijau dari kacang hijau, warna hitam dari ketan hitam dan kuning dari kacang hijau kuning. Keempat warna itu akan selalu mempengaruhi kebersihan warna putih yang berada di tengah, hijau dan kuning menjaganya, sedangkan merah dan hitam merusaknya. 57 Kelima warna ini lebih berhubungan dengan pasangan, yakni yang pokok dari tiap tajin bubur tersebut adalah bahwa pasangannya tidak boleh berubah. Merah pasti berpasangan dengan hijau, sedangkan warna hitam selalu berpasangan dengan warna kuning. Dan warna putih adalah nilai dasar dari alam itu sendiri. 58 Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa ritual nyadar ini dilakukan dalam tiga tahap dalam satu tahun yaitu pada bulan Juli, Agustus dan September sesuai dengan pergeseran bintang yang ditandai dengan datangnya musim kemarau.

a. Nyadar Pertama 1. Kegiatan Hari Jumat Hari Pertama

Kegiatan pada hari Jumat merupakan kegiatan Nyekar ziarah ke komplek pemakaman Anggasuto dilakukan pada pukul 16.00 WIB dengan melewati dua jalur; kepala suku dan perangkatnya berjalan kaki begitu pula dengan warga Pinggirpapas atau sekitarnya. Setelah semua kelompok berdasarkan empat tokoh yang mereka kultuskan tersebut sampai di desa Kebundadap, kaum wanitanya mempersiapkan tungku dan bahan-bahan yang akan dimasak pada malam harinya. Saat itu pula masing-masing anggota masyarakat menyerahkan bunga dan bedak kepada penghulu untuk dikumpulkan. Kemudian antara bunga dan bedak tersebut dipisahkan. Bunganya dibawa ke pemakaman untuk ditabur oleh istri-istri penghulu, sesuai dengan masing- masing kelompok. Misalnya dari kelompok keturunan Anggasuto di tabur ke makam Anggasuto dan begitu pun yang lainnya. Penaburan bunga ini diiringi dengan pembakaran kemenyan. 57 Wawancara Pribadi dengan Bapak Mohammad Sadin, “Juru Doa Tradisi Nyadar”, Pinggirpapas, tanggal 15 Februari 2006 58 Budiyono, Tradisi Nyadar, h. 28 Kemudian seorang tokoh agama yakni bapak Harun Rasyid, memimpin pembacaan tahlil. Beberapa saat selanjutnya kembang yang telah dijadikan satu itu diberikan pada peserta untuk kemudian diletakkan di atas makam. Diyakini bahwa siapa yang paling dulu meletakkan bunga tersebut, maka hajat orang itu akan cepat terkabul. Bagi peserta ritual yang telah selesai menaburkan bunga, maka diberi bedak yang telah dicampur air di belakang telnga atau di dahinya. Hal ini untuk menandai bahwa mereka selesai mengikuti upacara dan mereka dari gangguan makhluk halus. Setelah penaburan bunga selesai warga kembali pada kelompok masing-masing dan suami istri mulai mempersiapkan sarana untuk memasak. Baru setelah pukul 19.00 mereka memulai untuk memasak diyakini juga bahwa itu dapat menghindarkan. Sekitar tengah malam nasi masak dan dipindahkan ke tikar untuk didinginkan selanjutnya para suami menatanya di panjeng semacam piring besar dan kelengkapannya dalam bentuk tumpeng yang dihiasi dengan telur dadar, ayam goreng dan ikan bandeng.

2. Kegiatan Hari Sabtu