Kemudian seorang tokoh agama yakni bapak Harun Rasyid, memimpin pembacaan tahlil. Beberapa saat selanjutnya kembang yang telah dijadikan satu itu diberikan pada peserta untuk
kemudian diletakkan di atas makam. Diyakini bahwa siapa yang paling dulu meletakkan bunga tersebut, maka hajat orang itu akan cepat terkabul. Bagi peserta ritual yang telah selesai menaburkan
bunga, maka diberi bedak yang telah dicampur air di belakang telnga atau di dahinya. Hal ini untuk menandai bahwa mereka selesai mengikuti upacara dan mereka dari gangguan makhluk halus.
Setelah penaburan bunga selesai warga kembali pada kelompok masing-masing dan suami istri mulai mempersiapkan sarana untuk memasak. Baru setelah pukul 19.00 mereka memulai untuk
memasak diyakini juga bahwa itu dapat menghindarkan. Sekitar tengah malam nasi masak dan dipindahkan ke tikar untuk didinginkan selanjutnya para suami menatanya di panjeng semacam
piring besar dan kelengkapannya dalam bentuk tumpeng yang dihiasi dengan telur dadar, ayam goreng dan ikan bandeng.
2. Kegiatan Hari Sabtu
Keesokan harinya Sabtu merupakan tahapan kedua yang disebut Upacara Kaoman. Pada sekitar pukul 07.00 WIB tumpeng diletakkan di sekitar atau di bawah pohon asem keramat sesuai
dengan kelompok masing-masing. Para penghulu kemudian menghitung panjeng menggunakan ilmu
kanoragan .
59
Hal ini dilakukan untuk mengetahui siapa yang tidak hadir atau melakukan upacara adat Nyadar di rumahnya. Setelah melaporkan kegiatan ini pada pimpinan kemudian pimpinan membawa
Kinangan tempat sirih dan diletakkan di depan tempat dia duduk. Selanjutnya mulailah pembacaan doa dipimpin oleh seorang penghulu yang di sebut “Juru Doa” yakni bapak Mohammad Sadin.
Setelah pembacaan doa selesai sebagian nasi di dalam panjeng dimakan. Sisa nasi dan lauknya dibawa pulang dan diberikan kepada warga yang tidak mampu. Sisa nasi yang dibawa pulang tersebut
dikeringkan untuk dijadikan kerak dan dicampurkan sedikit demi sedikit pada nasi setiap kali masak dengan maksud untuk memindahkan barokahnya ke nasi yang dimakan setiap hari.
b. Nyadar Kedua
Upacara adat Nyadar yang kedua dilaksanakan satu bulan setelah yang pertama, dan bentuk upacaranya tidak jauh berbeda dari yang dilakukan pada upacara pertama. Hanya dalam Upacara
adat Nyadar yang kedua ini semua senjata milik anggasuto dikeluarkan dari pasarean tempat
59
Kanoragan adalah ilmu yang bersifat mistis dan hanya dimiliki oleh seorang penghulu Racok
Saebu dalam menjalani tugasnya khususnya menghitung panjeng yang ada dalam pelaksanaan tradisi Nyadar.
tinggal Anggasuto. Hal ini dilakukan bahwa penghormatan terhadap Anggasuto tidak terbatas pada orangnya saja. Senjatanyapun dihormati karena masyarakat Pinggirpapas umumnya merasa bahwa
senjata itu mampu melindungi mereka dari kekacauan besar yang sewaktu-waktu melanda tanah leluhur mereka.
60
Adapun senjata tersebut terdiri dari abinan keris dan kodik perangsang yang diambil oleh juru doa pada hari sabtu sebelum subuh, hal ini dilakukan karena diyakini jika diambil
sesudah subuh maka keampuhannya berkurang. Kedua senjata tersebut dibawa ke pintu gerbang komplek pemakaman untuk tetap menjaga keampuhannya. Dan setelah dibacakan doa maka senjata
tersebut dikembalikan ke tempatnya semula.
c. Nyadar Ketiga
Upacara adat nyadar ketiga dilakukan satu bulan kemudian, dengan persyaratan sama dengan Upacara adat Nyadar pertama dan kedua. Adat Nyadar ketiga dilaksanakan di pasarean rumah atau
tempat tinggal keempat tokoh yang dikultuskan. Dalam Upacara adat nyadar ketiga ini Layang Jati Sampurnaning Sembah dan Layang Jati Suara,
dibaca serentak di tiap-tiap pasarean dipimpin oleh dua orang, satu orang membaca dan yang lain mengartikan maknanya. Kegiatan ini dilakukan malam hari sampai menjelang subuh dan seluruh
warga duduk dengan tertib mendengarkan isi dan makna itu. Layang Jati Sampurnaning Sembah dan Layang Jati Suara yang dituliskan pada daun lontar
dipandang sebagai satu pengetahuan yang dijadikan pedoman oleh Anggasuto dalam berprilaku dan bertindak sebagai seorang hamba Allah. Menurut bapak Mohammad Sadin selaku juru doa pada
pelaksanaan tradisi Nyadar yang disebut upacara Kaoman, Layang Jati Sampurnaning Sembah berisi tentang ajaran untuk selalu menyembah Allah SWT yakni dengan mendirikan shalat. Sedangkan
Layang Jati Suara berisikan tentang amalan-amalan untuk selalu berbuat baik kepada sesama manusia dan selalu melakukan perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya.
61
Setelah Layang selesai dibaca, juru baca menyatakan kepada penghulu dan ia memberitahukan kepada ketua adat bahwa pembacaan selesai. Upacara adat Nydar ketiga ini terlihat lebih
60
Wawancara Pribadi dengan Bapak ahmad Rizal, “Tokoh Masyarakat”, Pinggirpapas, tanggal 18 Februari 2006
61
Wawancara Pribadi dengan Bapak Mohammad Sadin, “Juru Doa Tradisi Nyadar”, Pinggirpapas, tanggal 15 Februari 2006
memfokuskan pada pesan-pesan rohani yang perlu diketahui dan dipahami oleh masyarakat yang cenderung melaksanakan pesan-pesan tersebut.
C. Struktur Kepemimpinan dalam Ritual Tradisi Nyadar.
Kepemimpinan upacara Nyadar diatur berdasarkan keturunan keempat tokoh yang dikultuskan. Keempat pemimpin ini mengangkat keturunan dari embah Kuasa sebagai pemimpin utama. Beliau
diangkat sebagai pemegang keputusan apabila sesuatu hal terjadi. Walaupun begitu, ini tidak berarti bahwa beliau memiliki kekuasaan mutlak. Tiap keputusan yang diambil tetap dibicarakan dengan
pemimpin lain. Hanya keturunan embah Kuasa mematukkan palu mengesahkan keputusan itu. Dan kedudukan pemimpin utam dalam tradisi Nyadar saat ini adalah embah Kasa keturunan dari embah
Kuasa. Dan sebagai wakilnya adalah Bapak Masriyani yang merupakan keturunan dari Anggasuto Keempat pemimpin itu dibantu oleh empat orang penghulu. Atau yang dikenal dengan sebutan
Racok Saebu .
62
Jabatan penghulu juga berdasarkan keturunan, tetapi apabila salah satu penghulu tidak memiliki keturunan, seorang keluarga dicari melalui persetujuaan dari keempat pemimpin. Penghulu
baru dianggap sah apabila sudah dilantik oleh pemimpin utama. Penghulu dilantik setelah upacara Nyadar. Jarak antara waktu pengangkatan dan pelantikan minimal satu tahun. Dalam waktu ini
kemampuan calon penghulu diuji, meliputi kemampuan dalam mengendalikan dan mengkoordinasikan warga serta pengujian mental yang meliputi kejujuran dan loyalitasnya terhadap pemimpin adat. Dan
kalau ia memenuhi syarat ia dilantik.
63
Adapun para tokoh Racok Saebu ini adalah Bapak Sumatra keturunan dari embah Anggasuto, Bapak Sinabar keturunan dari embah Kasa, Bapak Razak keturunan
dari Indusari, dan Bapak Karim keturunan dari embah Dukun. Adapun tokoh yang selalu memimpin pembacaan doa dalam tradisi Nyadar terbagi atas dua,
yakni: pemimpin doa pada hari Jumat adalah Bapak Harun Rasyid ditunjuk oleh masyarakat dan pemimpin doa padahari Sabtu Upacara Kaoman adalah Bapak Mohammad Sadin. Sedangkan para
tokoh yang bertugas menyiapkan perlengkapan ritual adalah sebagai berikut:
62
Racok Saebu adalah seorang penghulu atau jabatan dalam tradisi Nyadar yang memakai pakaian
khusus seperti pakaian para penari kecak pakaian seribu warna di Bali.
63
Wawancara Pribadi dengan Bapak Sumatra, “Tokoh Pelaksana Nyadar”, Pinggirpapas, tanggal 17 Februari 2006