Sangat Menghormati Ulama Ciri Khas Orang Madura Umumnya 1.

Adapun manifestasi daripada carok umumnya banyak dilakukan oleh orang Madura bagian Barat, yakni Bangkalan dan Sampang. Anggapan ini melihat pada kenyataannya bahwa orang Madura bagian Barat umumnya memiliki watak dan temperamen yang lebih keras daripada orang Madura bagian Timur, yakni Pamekasan dan Sumenep. Hal ini dapat dilihat perbandingannya secara jelas dalam gaya pengucapan dialek dan tutur bahasanya orang Pamekasan dan Sumenep lebih halus daripada orang Madura bagian Barat yakni Sampang dan Bangkalan. Hal ini lebih disebabkan bahwa segala tindak tanduk orang Madura bagian Timur berkiblat pada budaya Kraton. Seperti penggunaan dialek dan bahasa orang Madura bagian Timur mengenal tingkatan-tingkatan bahasa dari bahasa yang terhalus sampai bahasa yang terkasar sekalipun. Demikian pula pribadi santun dan ramah yang dimiliki oleh orang Madura bagian Timur. Namun di sini sebenarnya penulis tidak ingin membedakan karakteristik orang Madura bagian Barat dan Timur, Akan tetapi penulis merasa hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk upaya untuk meluruskan pandangan orang luar Madura umumnya yang menganggap umumya orang Madura terkesan bahwa satu-satunya persoalan merendahkan harga diri hanya dapat diselesaikan melalui perbuatan carok bukan secara baik-baik. Oleh karena itu penulis ingin mengagarisbawahi bahwa umumnya yang melakukan tindakan carok di sini adalah orang Madura bagian Barat, yakni Sampang dan Bangkalan dengan merunut pada apa yang telah penulis uraikan sebelumnya. Sehingga tidaklah mengherankan bahwa prilaku Carok membela harga diri itu banyak dilakukan oleh orang Madura bagian barat sebagai bentuk perwujudan harga dirinya diinjak-injak. Sebagaimana kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang perwira kepolisian kepada istri, teman istrinya dan mertuanya di Bangkalan Madura baru-baru ini. Sebagai akibat dari adanya prilaku perselingkuhan yang dilakukan oleh istrinya dengan teman satu angkatannya di kepolisian juga. 26 Sebab-sebab lain yang dapat mengganggu harga diri orang Madura selain masalah kehormatan perempuan adalah masalah tanah dan leluhur, penghinaan terhadap agama dan pelecehan terhadap anggota keluarga apalagi jika hal itu dilakukan di depan umum.

2. Sangat Menghormati Ulama

26 “Perwira Polisi Menembak Mati Istri, Teman Selingkuhnya dan Mertuanya di Bangkala, Madura,” Republika, 26 Februari 2006, h. 11 Madura dapat dikatakan sebagai daerah berbasis budaya keislamannya sangat tinggi. Citra Madura sebagai “masyarakat santri” sangat kuat. Menjadi haji, misalnya, merupakan impian setiap orang Madura, dan mereka akan berusaha keras untuk mewujudkannya. Seolah-olah “kesempurnaan hidup” telah dapat dilampauinya jika bisa mengunjungi tanah suci menurut Islam untuk melaksanakan ibadah haji. Hampir setiap rumah orang Madura memiliki bangunan langgar atau surau sebagai tempat keluarga melakukan ibadah sholat. Lokasinya selalu berada di ujung timur halaman bagian barat sebagai simbolisasi lokasi Ka’bah yang merupakan kiblat orang Islam ketika melaksanakan sholat. Secara umum, di kalangan umat Islam, ahli-ahli pengetahuan keagamaan Islam disebut ulama. Dalam perspektif lokal, di Jawa Barat mereka disebut ajengan. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ahli- ahli pengetahuan keagamaan Islam tersebut disebut kyai. Hubungan antara kyai dan umatnya sangat dekat, dan kyai memiliki peranan dominan dalam kehidupan umatnya. Apa yang dikatakan oleh seorang kyai niscaya akan diikuti oleh umatnya, bahkan kadang-kadang tanpa memperhitungkan apakah hal itu baik atau tidak. 27 Dalam masyarakat Madura, kyai paling dihormati dibandingkan dengan golongan sosial yang lain. Kyai memiliki harta dan penghormatan sosial dari masyarakatnya. Kyai akan lebih dihormati kalau ia memiliki karisma dan keramat memiliki ilmu gaib karena kelebihan ilmu agamanya itu. Apa yang dikatakan akan dituruti dan dilaksanakan umatnya orang Madura. Pejabat dan orang kaya, di sini, masih hormat kepada kyai. Setelah kyai, pejabatlah yang dihormati masyarakat Madura. Ia simbol keberhasilan sukses duniawi bagi seseorang dan memiliki status sosial yang baik, karena kedudukannya sebagai pejabat atau pegawai pemerintah. Orang kaya kalau hormat akan mencium tangan kyai. Orang kaya dihormati masyarakat kalau ia baik. Artinya, kekayaan yang diperolehnya itu dengan jalan baik dan perbuatan sosialnya juga baik. Harta yang baik halal akan menjaga martabat pemiliknya. Kalau tidak, ia kurang dihargai masyarakat. Jadi, di Madura, dasar penghormatan terhadap seseorang berturut-turut adalah kemampuan agamanya, jabatannya dan baru hartanya.

3. Percaya terhadap Kuburan Keramat