Dengan melihat daftar tabel yang tertera dalam tabel 4, dapat di simpulkan kiranya tingkat pendidikan masyarakat Pinggirpapas cukup mengalami kemajuan. Hal ini dapat di lihat dari daftar tabel 4 yang
menyatakan bahwa jumlah yang berpendidikan setingkat tamat SMP, SMU dan S-1 sebanyak 2327 orang lebih tinggi dari jumlah yang berpendidikan setingkat belum sekolah dan tamat SD sebanyak
2184 orang. Dari kasus-kasus di atas menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan tidak dilandasi iman maka akan goyah,
tetapi ada juga dengan ilmu pengetahuan iman seseorang akan menjadi kuat dan lebih mantap dalam menghadapi segala cobaan yang datang dari luar maupun dari dalam, dan bila mempunyai ketahanan agama
yang kuat maka ia tidak akan terpengaruh oleh dampak buruk yang datang dari luar. Adapun hubungannya antara tradisi Nyadar dengan dunia pendidikan terletak pada adnya pesan-pesan
moril yang terkandung dalam buku kitab peninggalan Anggasuta, yakni Layang Jati Suara yang berisikan tentang ajaran untuk selalu berbuat kebajikan terhadap sesama, dan Layang Jati Sampurnaning Sembah.
berisikan tentang ajaran untuk selalu menyembah Allah SWT dengan menjalankan ibadah shalat. Namun jika dilihat dari segi pendidikan masyarakat Pinggirpapas yang selalu mengikuti tradisi Nyadar,
kebanyakan dari mereka adalah para orang tua yang pendidikannya hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Akan tetapi ada juga anak mudanya yang hanya sekedar bertujuan untuk meramaikan acara ritual tradisi
Nyadar tersebut.
3. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi penulis membatasi pada masalah mata pencaharian masyarakat Pinggirpapas. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap bidang ekonomi, mata
pencaharian di Desa Pinggirpapas telah ada sedikit perubahan yang terjadi di mana mata pencaharian masyarakat Pinggirpapas yang awalnya sebagian besar sebagai nelayan dan petani garam, hal ini dapat
dilihat dari hasil produksi tiap tahunnya dari kedua mata pencaharian tersebut. Hasil produksi dari kinerja para nelayan berupa tangkapan udang sebesar 1 ton tiap tahunnya, ikan mujair sebesar 5 ton tiap
tahunnya, ikan bandeng sebesar 16 ton tiap tahunnya, dan 10.000 ton untuk hasil produksi petani garam. Kini berubah dengan banyaknya berdiri pemukiman-pemukiman yang mempengaruhi mata pencaharian
mereka..Sekarang banyak yang beralih profesi menjadi pedagang, wiraswasta maupun pegawai negeri.
Perubahan tersebut diakibatkan pola pikir dan perilaku mereka yang berubah untuk menjadi lebih baik lagi. Berikut ini akan ditunjukkan data mata pencaharian penduduk Desa Pinggirpapas pada tabel 6 :
Tabel 6 Mata Pencaharian Warga Desa Pinggirpapas
N o.
Mata Pencaharian Jumlah
1. Pengusaha Garam
69 orang 2.
Petani Garam 898 orang
3. Pedagang
213 orang 4. PNS
32 orang
5. Penjahit 21
orang 6.
Montir 8 orang
7. Supir 12
orang 8.
Karyawan Swasta 17 orang
9. Buruh Swasta
5 orang 10
Nelayan 740 orang
11 Kontraktor
4 orang
Jumlah 2017 orang
Sumber: Laporan Tingkat Perkembangan Desa Pinggirpapas, tahun 2005
39
Apabila dibandingkan antara tabel 2 dan tabel 6 di atas, di mana pada tabel 2 dikatakan bahwa jumlah usia produktif sebanyak 2168 orang. Sedangkan pada tabel 6 dikatakan bahwa jumlah populasi menurut
mata pencaharian warga setempat sebanyak 2017 orang yang telah bekerja di berbagai profesi dan sisanya sebanyak 151 orang adalah pengangguran. Dari data-data tersebut kiranya dapat disimpulkan
bahwa dua mata pencaharian yang banyak digeluti oleh masyarakat Pinggirpapas adalah petani garam dan nelayan. tetapi dari tingkat keberagamaannya masyarakat Pinggirpapas mengalami lemunduran dan
39
Tabel 6 didapatkan dari Balai Desa Pinggirpapas setempat, pada tanggal 11 Februari 2006
penurunan. Hal ini disebabkan mereka yang sudah mulai lalai dan meninggalkan perintah-perintah agama karena mereka terlalu sibuk untuk mencari kebutuhan hidup di dunia.
Sehubungan dengan produksi garam sebagai sumber utama masyarakat Pinggirpapas, penghasilan para pengusaha garam khususnya dapat memberi pengaruh pada tingkat pendidikan anak-anak mereka
sampai ke perguruan tinggi. Bayangkan saja bila para pengusaha garam mendapatkan penghasilan bersih rata-rata sebesar lebih dari Rp. 20.000.000-25.000.000 dalam sekali panen tiap tahunnya, maka
bila dikalkulasikan pendapatan tiap bulannya bisa mencapai Rp. 2.000.000-2.500.000. Hasil ini diperoleh dari hasil garam berkualitas bagus. Apabila seorang pengusaha garam mempunyai tambak
garam sebanyak 20 petak, di mana 1 petaknya dapat menghasilkan garam sebanyak 10 ton dan 1 ton garam berkualitas bagus dihargai sebesar Rp. 200.000-250.000, maka hasil garam dari 20 petak tambak
garam yang ada sebesar Rp. 40.000.000-50.000.000 dalam sekali panen tiap tahunnya. Hasil ini belum dibagikan kepada para petani garam yang bekerja pada pengusaha garam atau dengan kata lain hasil ini
merupakan pendapatan kotornya. Umumnya petani garam diberikan bagian sebanyak 13 bagian dari total hasil yang diperoleh. Misalkan saja total hasil pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 40.000.000,
maka bagian yang diperoleh oleh petani garam sebesar 10.000.000. hal ini belum dibagikan berapa jumlah petani garam yang dipekerjakan oleh pengusaha garam. Apabila pengusaha garam tersebut
mempekerjakan petani garam sebanyak 5 orang, maka masing-masing petani garam mendapatkan bagian sebesar Rp.2.000.000. Hal ini belum ditambahkan dengan usaha lainnya yang dilakukan oleh
para pengusaha garam dan petani garam apabila telah masuk musim penghujan, yakni usaha dalam tambak perikanan. Baik itu hasilnya berupa ikan bandeng, ikan teri, udang dan lain sebagainya.
4. Bidang Agama