Peranan Tazkiyyah al-Nafs dalam Mujahada dan Riyadha

46 Oleh sebab itu pembentukan karakter beragama sangatlah menjadi peranan penting dalam pembahasan dibidang pendidikan, khususnya pendidikan agama. Keterkaitan sain dan teknologi yang menjadikan barometer didalam pengembangan kepribadian maka sangatlah penting adanya filter budaya yang didasarkan kepada pendidikan pembentukan karakter agama yang sangat signifikan dengan karakter budaya bangsa. Pembentukan karakter beragama tentulah memiliki nilai sauritauladan yang menjadikan titik tumpu didalam pengembangan dan pengelolahannya. Maka diperlukan suritauladan yang pas sesuai Agama yang dianutnya. Islam adalah pilihan bagi umat manusia yang menemukan sebuah kebenaran yang didasarkan atas jiwa keyakinan yang hak atas kebenaran dan persaksiannya kepada sang pencipta yaitu Allah Swt, terdapat dalam rukun islam yang pertama yaitu syahadat. Dari rukun yang pertama maka kita mempunyai suritauladan yang pas yaitu Rasululah sebagai sumber rujukan semua karakter umat Islam. Hal tersebuat telah ditetapkan oleh Allah Swt. Sebagaimana firman-nya dalam Qs.AlImran : 164 sebagai berikut:                          164. sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Interprestasi analisis yang dapat kita temui dalam hal ini adalah Pembentukan karakter beragama memiliki peranan penting dalam menjiwai dan melaksanakan kesempurnaan ibadah diagamanya, oleh sebab itu perlu adanya keseimbangan dalam berprilaku dan beriman baik secara individu 47 maupun berkelompok yang diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan factor dasar bawaan dan factor ajar lingkungan, dengan berpedoman pada nilai- nilai dasar Islam. Kemerosotan mental dalam penyimpangan prilaku social merupakan kegagalan dalam pembentukan karakter beragama dibidang pendidikan, hal ini menjadi perhatian yang sangat urgen dibidang tata social kemasyarakatan dan kepribadian bangsa karakter berbangsa dan berbudaya merebaknya penyimpangan prilaku social seperti tidak adanya ketetapan dalam beragama pindah –pindah agama, hidup tanpa batasan hidup bersama tanpa ikatan, pergaulan bebas dikalangan remaja, korupsi-koruptor makin merajalela baik dikalangan pejabatan maupun rendahan, nilai ajar lingkungan di usia dini yang tidak sesuai dengan usianya. Fenomena diatas menjadikan interprestasi analisis pembentukan karakter beragama yang belum dapat dikatakan maksimal dalam pendidikan pengarahan dan penyuluhan dalam berbagai bidang ilmu tentang kehidupan dunia dan keseharian. fenomenen tersebut dapat dikatakan suatu kegagalan dari tujuan pendidikan nasional dan perlu adanya perbaikan telaah ulang system dan perencanaan serta metode yang sesuai dengan kebutuhan yang dituangkan dalam Undang-Unsdang RI Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1, dinyata kan bahwa: “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengabdian diri, kepribadian, kecaerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat, bangsa dan negara” 20 Menyikapi fenomena tersebut maka diperlukan sebuah suritauladan dalam bentuk iman dan realisasi keimanan dalam bentuk hukum dan metode sebagai dasar landasan pembentukan karakter beragama. Jika kita berpandangan dengan kondisi yang ada maka pembentukan karakter sebagai 20 Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan Jakarta : Depdiknas, 2006,Hal.5. 48 bagian dari akhlakul karimah, sudah barang tentu menjadi barometer bagi pengamalan amal dan ibadah seseorang dalam agamannya. Mengingat pentingnya hukum dan metode pembentukan karakter ini maka dapat kita gunakan melalui akhlakkul karimah yang terbentuk melalui Tazkiyatu An- Nafs, bersumber hukum utamanya adalah Al-Quran dan hadits nabi, kitab –kitab ulama salafiyah sebagai rujukannya. Dan metode berdasarkan analisis penulis adalah metode Al- Ghozali dalam kitab Ihya Ulum al-Din Berdasarkan analisis, penulis tertarik untuk mengungkapkan arti pentingnya Pembentukan karakter beragama didalam pembentukan akhlak, melalui Tazkiyyatu Al-Nafs perspektif Al-Ghozali, berharap dapat menjadikan solusi bagi perbaikan moral, karakter beragama, baik secara individu, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Oleh karena itu penulis menginterpretasikan Hasil Analisisnya sebagai berikut: 1.Konsep Dasar Pembentukan Karakter Beragama 2.Tazkiyyatu al-Nafs Perspektif al-Ghozali dalam Pembentukan Karakter Beragama 3.Pembentukan Karakter Beragama Malalui Mujahada dan Riyadha sebagai Tazkiyyatu Al-Nafs

D. Pembahasan 1. Konsep Dasar Pempentukkan Karakter Beragama

Manusia memiliki nilai yang sangat sempurna secara fisik dibandingkan dengan makhluk ciptaan alllah yang lainnya, kelebihan ini yang menjadikan manusia memiliki nilai yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sehingga manusia dikatakan sebagai khalifah fil Arrd Pemimpin di muka bumi. Sebagai insan yang memiliki akal, maka manusia mempunyai cirta budi pekerti yang tak terlepas dari hasil pembentukan jiwanya, disinilah karakter rmanusia terbentuk dari pola kehidupan yang berdasarkan gen, kebiasaan dan lingkungan. untuk mendapatkan budi pekerti yang luhur maka diperlukan sebuah pemahaman tentang pengendalian diri dari hal