Manfaat Penelitian. sebagai pelatihan diri dalam pengendalian nafsunya. Maka

12 dapat terbentuk dalam Tazkiyyatu al-Nafs. Dalam kitab Arba’in al- Ghazali diterangkan karakter dapat terbentuk baik dan buruk tergantung bagaimana kita meningkatkan jiwa ibadah-Nya terhadap keyakinan dalam agamaannya. Ajaran Islam memiliki hubungan yang erat dan mendalam dengan Ilmu Jiwa dalam soal pendidikan akhlak sebagai pembentukkan karakter. Untuk mencapai kesejahteraan jiwa dan ketinggian akhlak menusia, kerasulan Nabi Muhammad S.a.w merupakan pendidikan yang berisikan kejiwaan dengan tujuan untuk mendidik dan mengajarkan manusia, membersihkan dan mensucikan jiwanya, memperbaiki dan menyempurnakan akhlaknya, serta membina kehidupan mental sepiritualnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila ajaran agama Islam banyak terdapat petunjuk dan ketentuan yang berhubungan dengan soal pendidikan akhlak sebagai pembentukan karakter. Al-Quran sebagai Sumber utama ajaran Islam adalah petujuk huda, obat Syifa, rahmat, dan pengajaran Mau’izhah bagi manusia dalam membangun kehidupan yang berbahagia didunia dan akherat. 3 Dengan sendirinya dapat dikatakan bahwa semua misi dari ajaran Islam yang bertitikkan pada ajaran aqidah, ibadat, syariat, dan akhlak pada dasarnya adalah mengacu kepada pendidikan akhlak dan pembinanaan karakter jiwa. Itulah sebabnya Agama Islam terdapat hubungan yang erat serta mendalam antara agama Islam dengan Ilmu Jiwa dan pembinaan karakter. Dilihat dari sudut pandang agama dan peradaban budaya, maka pembentukan karakter merupakan bagian dari akhlakul karimah yang menjadikan perubahan bagi diri seseorang maupun lingkungan disekitarnya sebagai indentitas berbudaya dan berbangsa. Berkaitan dengan hal tersebut maka tidak terlepas dari persoalan yang berkaitan 3 .Yahya Jaya . Spiritualisasi Islam . Cv. Ruhama. Yayasan Pendidikan Islam Ruhama. Jakarta 1993. hl.6 13 dengan tingkah laku manusia sebagai barometer didalam melaksanakan ibadahnya. Konsep Pandangan Islam dalam pembentukan Karakter Beragama maka harus ada sebuah latihan yang terus menerus didalam pembentukan karakter beragama yang relevan dengan agama yang dianutnya. Semangat beribadat dapat membentuk karakter beragama yang sempurna dalam Ibadahnya. Ibadat yang sempurna hanya dapat tercapai dengan Ibadah secara murni yang berasal dari ibadat badaniah dan ibadat maliah harta dimana tujuan ibadat untuk mengabdi kepada sang pencipta sesuai dengan surat al-Dzariyat : 56 4        56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. dan sebagai penyerahan diri kepada sang pencipta maka dalam doanya teketika beribadah terdapat dalam surat Al’an am : 162 sebagai berikut :           162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Berkaitan dengan hal tersebut konsep pembentukan karakter beragama secara pandangan Islam merupakan keikhlasan, Penghambaan dan Penerimaan dari seorang hamba terhadap ketentuan dan kodratnya sebagai makhluk ciptaan sang penguasa kehidupan yaitu Allah Aja Wajalla. Hal tersebut dapat tertanam dan terbentuk dalam Mujahada dan Riyadah. maka akan dijelaskan dalam Pemahaman Mujahada dan Riyadha. 4 Depak RI.Al- Qur’an dan terjemahanya Gema Risalah Bandung, Edisi Refisi 1989 , h.862 14 2 . Pemahaman Mujahada dan Riyadha dalam Tazkiyyatu al-Nafs Setiap manusia berharap untuk menjadi yang terbaik dalam hidupnya baik didunia maupun di akherat. Adapun jembatan untuk menjadikan hidup lebih baik dari hari ini dari pada hari kemarin dan hari yang akan datang maka diperlukan suatu usaha dalam diri maupun dalam perjuangan untuk menuju harapan yang di inginkan oleh sebab itu diperlukan kesungguhan yang tidak hanya sekali namun membutuhkan proses pelatihan yang terus menerus dalam mewujutkannya. Mujahada dan Riyadha adalah suatu bentuk usaha menjadikan manusia lebih baik dari hari ini, kemarin dan yang akan datang dengan kententuan dan pemahaman sebagai berikut: a Mujahada, adalah pola bentuk usaha perbaikan diri, memperhatikan rasa didalam jiwa dan diri manusia dalam bentuk fana, sehingga manusia dapat membedakan yang baik dan mana yang buruk, dan dapat merasakan kenikmatan dalam merasakan segala rasa secara langsung. b Mujahada memiliki arti rasa dalam tauhid, guna mendapatkan kabar kejelasan dalam menyaksikan langsung atas penjelasan kebenaran. c Mujahada dapat dapat meningkatkan keimanan dalam keyakinan yang kuat atas ketentuan yang diperlihatkan kepadanya. 5 Sedangkan Riyadha adalah : a Riyadha adalah perjalanan dalam menempuh kesempurnaan dalam beribadah kepada sang pencipta melalui pelatihan keimanan. b Riyadha bentuk penjelmaan dalam hal Ridha, dimana menurut para ahli tasawuf merupakan Perpaduan antara Shabar dan Tawakkal melahirkan sikap mental yang merasa tenang dan senang menerima segala sesuatu, situasi dan kondisi. Setiap yang terjadi disambutnya dengan hati baik dan terbuka, bahkan dengan rasa 5 . Al-Ghazali. Arba’in, 40 dasar agama dalam hujjah al-Islam Yogyakarta, Penerbit Pustaka Sufi, 2003.hl.45