Implementasi Musyahada, Riyadha, Tazkiyyatual-Nafs dalam Pembentukan Karakter beragama
94
rela, ikhlas, dalam al-Quran menjelaskan tenang pelatihan jiwa, antara lain :
69. dan orang-orang yang berjihad untuk mencari keridhaan Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan
Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. S.al-ankabut ayat :69
186. dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka jawablah, bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.S. Al-baqoroh ayat :186
“
dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya
daripada urat lehernya, S. Al-Qof ayat:16
3. Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin[1452]; dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.
Pelatihan jiwa riyadhah adalah merupakan bentuk dari pembersihan diri terhadap nafsu yang cenderung kepada perbuatan tercela,
untuk itu diperlukan zakkaha mensucikan jiwa. Tazkiyyah adalah pemebrsihan jiwa. Rasul bersabda “ Kebersihan adalah sebagian dari
imam,” Oleh sebab itu dapat dipahami bahwa kesempurnaan iman terletak
pada kebersihan hati dari perbuatan –perbuatan yang tidak disukai oleh
Allah Azza Wa Jalla dan menghiasinya dengan perbuatan –perbuatan yang
disukai-Nya, karena tazkiyyah adalah bagian dari iman. Untuk melaksanakan tazkiyyah maka diperlukan pemahaman
tentang Maqam dan Hal yang merupakan dasar tazkiyyah al-Nafs. Adapun bagian dari Maqam adalah sebagai berikut : Taubat, Zuhud, Faqr, Sabar,
Tawakkul, Ridha,Mahabbah, Ma’rifat, sedangkan Hal adalah :Khauf, Raja,
95
Syauq, Uns, Yakin, agar kita dapat melaksanakan tazkiyyah Al-Nafs maka perlu penjabaran tentang Maqam dan Hal tersebut.
Pengertian Maqam
Maqam maqamat ialah tingkatan seorang hamba Allah di hadapan Allah, dalam hal Ibadah dan latihan-latihan jiwa yang dilakukannya. Maqam
merupakan hasil dari kesungguhan dan perjuangan terus-menerus yang dilakukan oleh calon sufi untuk sampai pada tingkatan tertinggi,
mahabatullah dan marifatullah.
66
Menurut harun Nasution “Maqamat adalah jalan ruhani yang harus dilewati oleh calon sufi, dan jalan tersebut dibagi beberapa tingkatan
Station, tempat seorang sufi menunggu sambil bekerja keras membersihkan dirinya agar dapat ke setation berikutnya.
67
Jalaludin Rahmat,maqamat lebih merupakan derajat ruhani yang harus dilewati oleh
seorang salik ketika menuju pada Allah. Pengertian maqam menurut ahli Tasawuf Abu Nashher
Abdullah bin Ali Al-Sarraj al-Thusi, maqam berarti : maqam seorang hamba dihadapan Allah padasaat ia berdiri menghadap keadanya, ia
melakukan ibadat dengan Mujahadah memerangi hawa nafsu, Riyadha melatih diri dalam hidup kerohanian, dan melepaskan kegiatan duniawi
untuk semata-mata berbakti kepada Allah azza Wa Jalla.
68
hal ini sesuai dengan Firman Allah surat Ibrahim ayat 14.
14. dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. yang demikian itu adalah untuk orang-orang yang takut akan
menghadap kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku.
Imam Al- Qusyairi berpendapat, maqam adalah apa yang terjadi pada hamba Allah dan ketingginan adab sopan santunnya yang dapat
membawainnya kepada jenis usaha dan jenis tuntunan dari berbagai jenis
66
. Asep Usmar Ismail, Wiwi St.Sajarah, Sururin . Tasawuf. Pusat Studi Wanita Psw,UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta, IAIN Indonesia Social Equity IISEP, hl.128
67
. Asep Umar Ismail, Wiwi St. Sajarah, Sururin . Tasawuf hl. 112
68
Moh. Ardani . Akhlak Tasawuf . Cv Karya Mulia Jakarta tn 2005 h. 17-18
96
kewajiban.
69
dimana maqam akan dapat diraih dengan usaha kerja keras, ketekunan , ketabahan yang dilakukan segenap jiwa raga dan dengan usaha
terus menerus . Dalam tigkatannya maqamat memilliki jumlah yang berbeda
sesuai dengan pengalaman Religius seseorang yang menjalaninya. Al- Ghazali berpendapat maqamat menurutnya memiliki tingkatan sebilam
tingkatan yaitu : taubat, sabar, faqr, zuhd, taqwa, tawakkal, mahabbah, ma’rifat dan ridha. Al-kalabadzi juga menyebut Sembilan maqam yaitu :
Taubat, zuhud, sabar, faqr, tawaduh, taakal, ridha, mahabah dan ma’rifat, .
Namun ada yang berbeda pandangan dalam hal maqam yaitu Abu Nasr al-sarrj mengatakan bahwa tingkatn maqam ada tujuh, yaitu:
taubat, asketis zuhud, mensucikan diri wara0 hidup sederehana faqr, sabar, rela ridha, dan
tawakal. Sedangkan menurut Abu Sa’d bin Abi al – Khair terdapat empat puluh tingkatan maqam, bahkan menurut khawajah
Abdullah al-Anshary terdapat seratus tingkatan. Dengan adanya perbedaan maqam ini maka para ulama
berpendapat bahwa untuk seorang yang menginginkan pelatihan pembersihan jiwa ini maka harus mengetahui dan menjalankan syariat
sebagaimana yang diajarkan dalam al-Quran dan al-Hadis Nabi Muhammad SAW,
Dimana amalan utama adalah Shalat, dan tambahannya adalah sholat malam dan selalu bermunajat, dzikir, wirid, dan doa tertentu, agar
lebih berkonsentrasi mereka mengurangimakan dan minum. Siang hari melakukan puasa, dan bila berbuka hanya dengan sedikit makan dan
minum, sekedar untuk melanjutkan hidup.
Pengertian Hal
Yang dimaksud dengan hal jama’nya ahwal ialah beningnya kehampiran jiwa terhadap Allah dari kalbu diri sufi. Menurut al-Qusyairy
“keadaan hal adalah makna yang dating pada kalbu para sufi tanpa
69
. Moh. Ardani . Akhlak Tasawuf . Cv Karya Mulia Jakarta tn 2005 h. 18
97
sengaja, yang diperoleh tanpa melalui daya dan upaya mereka, baik dengan menari dan bersedih hati.
Sebagaimana maqam para ulama tasawuf juga berbeda pendapat mengenai macam-macam hal. Sebagian berikkut: keterpusatan diri
muraqabah, kedekatan Qarb, cinta, takut, harap, rindu, dekat Uns, tentram, penyaksian Musyahadah, yakin dan sebagainya.
Dari uraian diatas ternyata antara maqam dan hal merupakan usaha yang cara mendapatinya berbeda, dimana perbedaan maqam
dan hal adalah; maqam didapat dengan ditandai dengan kemapanan, sementara hal justru mudah hilang . maqam dapat dicapai oleh
seorang penempuhcalon sufi dengan kehendak dan upayanya, sedangkan hal dapat diperoleh dengan tidak sengaja.
Sehingga hal datang dengan sendirinya, sedangkan maqam diperoleh dengan berusaha. Orang yang meraih maqam dapat tetap dalam
tingkatanya, sedangkan orang yang meraih hal justru mudah lepas keadaannya. Dari dua permasalahan ini akan menjadikan fungsi
tazkyatun al-nafs dapat dilakukan dengan memulai musyahada dan riyadha .