27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dari 1 satuan dari 30 terletak di luar rentang 75 hingga 125 dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 7,8.
3.4.6. Uji Disolusi Tablet Lepas Lambat Teofilin
Uji disolusi tablet lepas lambat teofilin dilakukan sesuai cara yang tercantum dalam The United States of Pharmacopeia XXX USP XXX
berdasarkan tes 1, karena di dalam Farmakope Indonesia edisi IV belum tercantum prosedur uji disolusi tablet lepas lambat teofilin.
Uji disolusi tes 1 dilakukan menggunakan alat uji disolusi tipe 2 tipe dayung pada suhu 37° ±
0,5°C dengan kecepatan 50 rpm selama 8 jam. Uji disolusi dilakukan pada media 900 ml larutan dapar HCl pH 1,2 selama 1 jam pertama kemudian dilanjutkan
pada medium 900 ml larutan dapar fosfat pH 6,0 selama 7 jam berikutnya. Larutan dapar HCl pH 1,2 dimasukkan ke dalam enam wadah disolusi dan
dibiarkan hingga suhu 37 ± 0,5
C. Dari masing-masing tablet lepas lambat teofilin obat A dan B, diambil enam tablet dan dimasukkan ke dalam wadah
disolusi yang telah berisi larutan dapar HCl pH 1,2. Setelah satu jam, medium disaring dengan kertas saring berukuran 0,45μ m sehingga partikel yang belum
larut dapat tersaring dan meminimalisir kadar yang hilang akibat pergantian medium. Tablet dan partikel yang tersaring kemudian dimasukkan ke dalam
wadah yang telah berisi larutan dapar fosfat pH 6,0 yang suhunya 37 ± 0,5 C dan
didisolusi selama tujuh jam. Proses pengambilan cuplikan sampel dilakukan pada menit ke 15, 30, 45,
60, 120, 240, 300, 360, 420, dan 480 sebanyak 5 ml dengan menggunakan spuit yang sebelumnya telah dikalibrasi.Setelah pencuplikan sampel dilakukan
penggantian medium disolusi, yaitu dengan menambahkan 5 ml medium disolusi ke dalam wadah disolusi dengan menggunakan spuit dan kertas penyaring
berukuran 0,45 μ m bekas mencuplik sampel sebelumnya. Sampel yang telah dicuplik disaring dengan memasangkan kertas penyaring ke spuit, sebanyak ±1 ml
sampel awal dibuang dan sisanya di tampung di dalam tabung reaksi yang bersih. Kemudian masing-masing sampel dari tiap waktu diencerkan dengan medium
HCl pH 1,2 untuk sampel cuplikanjam pertama dan medium fosfat pH 6,0
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk sampel cuplikan jam ke 2-7 hingga kadarnya masuk ke dalam rentang konsentrasi kurva baku teofilin dalam masing-masing pelarut.
Masing-masing sampel larutan yang telah diencerkan diukur serapannya dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 269,8 nm untuk
sampel dengan medium dapar HCl pH 1,2 dan pada panjang gelombang 271,2 nm untuk sampel dengan medium dapar fosfat pH 6,0. Jumlah kumulatif obat yang
dilepaskan dihitung dengan menggunakan persamaan kurva baku teofilin dalam medium dapar HCl pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,0, kemudian data persen
kumulatif teofilin yang terdisolusi tiap waktu dianalisa dengan uji statistik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persentase pelepasan teofilin tiap waktu
antara obat A dan obat B.
3.4.7. Analisa Kinetika Pelepasan Obat
Untuk mengetahui mekanisme dan kinetika pelepasan teofilin dari tablet di dalam tubuh dilakukan dengan cara memplotkan hasil disolusi dengan
persamaan kinetika orde nol, kinetika orde satu, Higuchi, dan Korsmeyer-Peppas Patel, D.M., Patel, N.M. Patel, N.N. Pandya, P.D. Jogani, 2007
Persamaan garis regresi linear untuk setiap model kinetika dibuat dengan cara Reza, Md Selim, M.A. Quadir, S.S. Haider, 2003:
a. Kinetikaordenol
Hubungan linear untuk pelepasan orde nol ditunjukkan antara jumlah kumulatif yang dilepaskan matriks dengan waktu.
b. Kinetikaordesatu
Hubungan linear untuk pelepasan orde satu ditunjukkan antara logaritma persentase kumulatif obat yang tersisa dengan waktu.
c. Kinetika model Higuchi
Hubungan linear
untuk pelepasan
model Higuchi
ditunjukkan antarapersentase kumulatif obat yang dilepaskan dengan akar waktu disolusi.
d. Kinetika model Korsmeyer-Peppas
Hubungan linear
untuk pelepasan
Korsmeyer-Peppas ditunjukkan
antaralogaritma persentase kumulatif obat yang dilepaskan 60 dengan