20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
orang telah timbul efek samping ringan seperti mual, kadang- kadang muntah atau sakit kepala. Pada kadar di atas 15 μ gml efek samping menjadi lebih berat,
seperti takikardi, sedangkan di atas 20 μ gml dapat terjadi konvulsi Sukasediati, 1988.
Efek samping terpenting berupa mual dan muntah, baik pada penggunaan oral maupun rektal atau parenteral. Pada dosis berlebih terjadi efek-efek sentral
gelisah, sukar tidur, tremor,dan konvulsi dan gangguan pernafasan, juga efek kardiovaskuler seperti takikardia, aritmia, dan hipotensi. Anak kecil sangat peka
terhadap efek samping teofilinTjay dan Raharja, 2007.
2.4.6. Stabilitas Penyimpanan
Stabilitas: sediaan eliksir dan tablet atau kapsul lepas lambat harus disimpan dalam suhu 25°C. Jangan gunakan larutan jika terjadi perubahan warna
atau terdapat kristal dalam larutan Drug Information Handbook International 2008-2009
2.5. Spektrofotometer 2.5.1. Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometer serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang
sering digunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet, cahaya tampak, infra merah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang
untuk daerah ultraviolet adalah 190-380 nm, daerah cahaya tampak 380-780 nm, daerah inframerah dekat 780-3000 nm, dan daerah inframerah 2,5-40 μ m atau
4000-250 cm
-1
Ditjen POM, 2014. Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul organik
aromatik, molekul yang mengandung elektron-π terkonjugasi dan atau atom dengan elektron-n yang menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari
tingkat energi elektron dasar ke tingkat energi elektron tereksitasi lebih tinggi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit
yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif Satiadarma, dkk., 2004.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah tampak disebut gugus kromofor dan hampir semua gugus ini mempunyai
ikatan tak jenuh. Pada kromofor jenis ini transisi terjadi dari π → π, yang menyerap pada panjang gelombang maksimum kecil dari 200 nm, misalnya pada
C=C dan –C ≡ C–. Kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung elektron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang
mempunyai sistem konjugasi, perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang
gelombang yang lebih besar Dachriyanus, 2004. Gugus fungsi seperti –OH, -O, -NH2, -Cl, dan –OCH3 yang mempunyai
elektron-elektron valensi bukan ikatan memberikan transisi n → π disebut gugus auksokrom yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak,
tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus kromofor mengakibatkan pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar pergeseran batokromik dengan
intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokromik adalah suatu pergeseran pita serapan ke panjang gelombang lebih pendek, yang sering kali terjadi bila muatan positif
dimasukkan ke dalam molekul dam bila pelarut berubah dari non-polar ke pelarut polar Dachriyanus, 2004; Rohmandan Sudjaji, 2007.
Menurut Rohman dan Sudjaji 2007, hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektofotometri ultraviolet adalah:
1. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal. Untuk
memperoleh panjang gelombang maksimum, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang dari suatu
larutan baku pada konsentrasi tertentu. Ada beberapa alasan mengapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu :
a. Pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk
setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar. b. Disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar
dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer akan terpenuhi.