14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2.3. Peralatan dan Kondisi Uji Disolusi Tablet Lepas Lambat Teofilin
Pendosisan Tiap 12 Jam menurut USP 30
Tes Medium
pH medium
Volume medium
ml Suhu
medium
o
C Apparatus
Kecepatan pengadukan
rpm Detector
UV nm
1 HCl jam ke-1
Fosfat jam ke 2-8 1,2
6,0 900
37±0,5 2
50 271
2 Fosfat
4,5 900
37±0,5 2
75 271
3 HCl jam ke-1
Fofat jam ke 2-8 1,2
7,5 900
37±0,5 2
50 271
4 Fosfat 3,5 jam
Fosfat jam ke 3,6-5 3,0
7,4 900
37±0,5 2
50 271
5 Fosfat 3,5 jam
Fosfat jam ke 3,6-10 3,0
7,4 900
37±0,5 2
50 271
7 Fosfat + octocynol 9
4,5 900
37±0,5 2
50 271
8 Fosfat
7,5 900
37±0,5 1
100 271
9 HCl 0,1 N jam ke-1
Fosfat jam ke 2-6 7,5
900 37±0,5
1 50
271 10
HCl jam ke-1 Fofat jam ke 2-8
1,2 7,5
900 37±0,5
2 50
271
Tabel 2.4. Rentang penerimaan kadar hasil uji disolusi tablet lepas lambat
teofilin pendosisan tiap 12 jam menurut USP 30
Waktu jam
Tes 1
2 3
4 5
7 8
9 10
1 3-15
10-30 1-17
13-38 10-30
10-40 3-30
5-15 6-27
2 20-40
30-55 30-60
25-50 35-70
15-50 25-45
25-50 3
50-90 50-65
3,5 37-65
30-60 60-90
45-80 65-85
4 50-75
55-80 ≥ 65
≥ 70 5
85-115 50-80
6 65-100
≥ 70 ≥ 85
7 ≥ 80
≥ 65 8
≥ 80 ≥ 80
≥ 85 ≥ 85
≥ 80 9
10 ≥ 80
Keterangan: penerimaan kadar dalam satuan persen
2.3. Kinetika Pelepasan Obat
Kinetika pelepasan zat aktif dari suatu sediaan yang pelepasannya dimodifikasi dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan Higuchi, orde nol,
orde satu, dan Korsmeyer-Peppas Koester, Ortega, Mayorga, dan Bassani, 2004.
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Rangkuman rumus keempat model matematika ditunjukkan pada tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5. Rumus Perhitungan Kinetika Obat
Persamaan y = a + bx
Orde nol M
t
M
o
= k .t
Orde satu Log 100- M
t
M
o
= log 100 – k
1
.t2,303 Higuchi
M
t
M
o
= k
H.
t
12
Korsmeyer-Peppas ln M
t
M
o
= log k + n log t
[Sumber: Wicaksono, Hendradi Radjaram, 2005; Siepmann Peppas, 2001; Dash et al., 2010
]
Keterangan: M
t
= jumlah obat terlarut pada waktu tertentu M
o
= jumlah obat mula-mula dalam larutan, biasanya M =0
M
t
M
o
= Jumlah obat yang dilepaskan pada waktu t k
, k
1
, k
H
, k = konstanta pelepasan obat
t = waktu menit
n = eksponen difusi obat
2.3.1. Kinetika Pelepasan Orde Nol
Disolusi obat dari bentuk sediaan lepas lambat idealnya mengikuti kinetika orde nol yaitu pelepasan obatnya konstan dari awal sampai akhir Dash et
al., 2010. Pelepasan obat yang mengikuti kinetika orde nol terjadi melalui mekanisme erosi. Kinetika ini menggambarkan suatu sistem dimana kecepatan
pelepasan zat aktif yang konstan dari waktu ke waktu tanpa dipengaruhi oleh konsentrasi zat aktif. Persamaan orde nol diperoleh dari plot persen obat
terdisolusi sebagai fungsi waktu Wicaksono, Hendradi Radjaram, 2005; Koester, Ortega, Mayorga, dan Bassani, 2004.
Kinetika pelepasan orde nol terjadi pada sediaan yang tidak mengalami disintegrasi seperti sistem penghantaran transdermal, implan, serta sistem
penghantaran lepas terkontrol secara oral Sinko, 2006.
2.3.2. Kinetika Pelepasan Orde Satu
Pelepasan obat yang mengikuti kinetika orde satu terjadi secara difusi. Persamaan orde satu diperoleh dari plot log persen sisaobatsebagai fungsi
waktuWicaksono, Hendradi Radjaram, 2005. Kinetika ini menggambarkan