33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.5.1. Keragaman Bobot
Metode keragaman bobot digunakan untuk menetapkan keseragaman sediaan obat A, karena obat A yang mengandung 300 mg teofilin memiliki bobot
rata-rata 398,08 mg, sehingga kandungan teofilindalam obat A lebih dari 50 dari bobot satuan tablet A, yaitu 75,36. Hasil keragaman bobot obat A dapat dilihat
pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 4.3. Keragaman Bobot Obat A
Tablet Bobot Tablet mg
Kadar Zat Aktif 1
396,6 93,79
2 394,9
93,39 3
407,3 96,32
4 396,8
94,84 5
396,4 94,73
6 399,5
94,47 7
392,8 92,89
8 401,3
94,90 9
400,1 94,62
10 395,1
93,43 Rata-rata
398,08 94,14
SD 0,98
RSD 1,04
Keterangan : Kadar =
×
Dari hasil keragaman bobot, dapat diketahui bahwa kesepuluh tablet yang telah ditimbang memiliki kadar yang sesuai dengan persyaratan keragaman
sediaan yang ditetapkan oleh FI IV, yaitu kadar teofilin terletak antara 90 hingga 110 dari yang tertera pada etiket, dan memiliki simpangan baku relatif
yang kurang dari 6, yaitu 1,04.
4.5.2. Keseragaman Kandungan
Keseragaman sediaan obat B ditetapkan dengan metode keseragaman kandungan, karena obat B yang mengandung 250 mg teofilin memiliki bobot
satuan rata-rata 591,7 mg yang berarti kandungan teofilin dalam tablet B kurang dari 50. Selain itu, obat B merupakan tablet bersalut, dimana metode
keseragaman kandungan digunakan untuk sediaan tablet bersalut untuk penetapan
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
keseragaman sediaan Ditjen POM, 1995. Hasil uji keseragaman kandungan dapat dilihat pada tabel 4.4 dan data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.
Tabel 4.4. Keseragaman Kandungan Obat B
Tablet Kadar
Rata-Rata Kadar SD
RSD 1
102,08 96,34
3,50 3,63
2 98,45
3 95,59
4 95,87
5 96,77
6 92,62
7 90,86
8 97,09
9 100,67
10 93,41
Dari hasil uji keseragaman kandungan yang dilakukan, menunjukkan bahwa kesepuluh tablet B memiliki kadar antara 90,86 - 102,08 yang masuk
dalam persyaratan keseragaman kandungan yang ditetapkan oleh FI IV yaitu kadar terletak antara 90 hingga 110 dari yang tertera pada etiket, dan memiliki
simpangan baku relatif kurang dari 6, yaitu 3,63. Berdasarkan hasil uji keragaman bobot dan keseragaman kandungan,
dapat disimpulkan bahwa obat A dan obat B telah memenuhi persyaratan keseragaman sediaan.
Dengan terpenuhinya persyaratan keseragaman sediaan, faktor kesalahan yang menyebabkan variasi profil disolusi darisetiap tablet dapat
diminimalkan, di mana faktor perbedaan kadar dari tiap tablet tidak dapat dijadikan suatu alasan ketika hasil uji disolusi dari tiap tablet bervariasi. Dengan
demikian, obat A dan obat B dapat dilanjutkan ke uji disolusi yang hasilnya dapat dianalisis tanpa mempertimbangkan besarnya dosis.
4.6. Uji Disolusi Tablet Lepas Lambat Teofilin
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasidan membandingkan profil disolusi tablet lepas lambat teofilin yang beredar di pasaran sehingga dapat
diketahui apakah profil disolusi sediaan tersebut memiliki persamaan dan telah sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh USP XXX, dan melalui profil disolusi