Pembuatan Kurva Kalibrasi Teofilin

39 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tabel 4.6. diatas, obat B hanya memenuhi rentang penerimaan persyaratan pelapasan pada jam pertama dan kedua, yaitu dengan rata-rata persentase kumulatif teofilin yang terdisolusi secara berturut-turut 12,41 dan 23,75, sedangkan untuk persentase kumulatif teofilin yang terdisolusi pada jam ke- 4, 6, dan 8 dari keenam tablet uji lebih kecil dari rentang penerimaan persyaratan pelepasan yang ditetatapkan oleh USP XXX. Pelepasan zat aktif sebesar 80 dari obat B tercapai pada jam ke sebelas untuk lima tablet uji, dengan persentase kumulatif teofilin yang terdisolusi dari tablet uji 1 84,58, tablet uji 2 85,09, tablet uji 3 84,47, tablet uji 4 84,55, dan tablet uji 6 88,76 , sedangkan untuk tablet uji 5 pada jam kesebelas hanya melepas 77,32. Data lebih lengkap mengenai persentase kumulatif teofilin yang telepas dari obat B dapat dilihat pada lampiran 14. Berdasarkan hasil uji disolusi obat A menunjukkan bahwa pada jam pertama terjadi pelepasan yang melebihi rentang penerimaan persyaratan pelepasan, yaitu lebih dari 15. Pelepasan yang tinggi burst release ini terjadi pada pada medium cairan lambung buatan, di mana teofilin yang merupakan basa lemah kelarutannya akan meningkat pada pH rendah, kelarutan yang meningkat akan meningkatkan laju disolusi suatu obat Martin dan Alfred, 1993. Peristiwa burst release sering terjadi pada pelepasan awal obat setelah sediaan berada dalam medium disolusi dan biasanya terjadi dalam waktu yang singkat sebelum laju pelepasan mencapai profil yang stabil. Peristiwa burst release dapat dianggap sebagai hal yang tidak diharapkan dalam pembuatan sediaan pelepasan terkendali jangka panjangdan dalam situasi tertentu merupakan hal yang diharapkan untuk mendapatkan pelepasan awal yang tinggi Xiaou dan Christopher, 2001. Dalam hal ini, teofilin yang merupakan sampel obat yang digunakan untuk evaluasi profil disolusi merupakan contoh obat dengan indeks terapi yang sempit,sehingga peristiwa burst release pada obat A diperlukan monitoring untuk mencapai efek terapi dan mengurangi toksisitas karena pada kadar teofilin lebih dari 20 μ gml dapat menimbulkan efek toksik dan fluktuasi konsentrasi teofilin plasma dapat menyebabkan variasi respon klinis pada pasien Boswell-Smith, Cazzola, Page, 2006; Siepmann-Peppas, 2001; Parvesz et al., 2004. Namun berdasarkan uji in vitroin vivoyang dilakukan oleh Ghorab, et al. 2012 terhadap