Hukum Lambert-Beer Spektrofotometer 1. Spektrofotometer UV-Vis

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pemilihan Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tablet lepas lambat teofilin dengan pendosisan dua kali sehari yang beredar di masyarakat, di mana terdapat dua merek tablet lepas lambat teofilin yang beredar di masyarakat yaitu obat A dengan kandungan zat aktif 300 mg dan obat B dengan kandungan zat aktif sebesar 250 mg. Kriteria pemilihan sampel berdasarkan tempat pembelian dan tahun kadaluwarsa yang sama, di mana kedua sampel berasal dari Apotek K di daerah Ciputat dan memiliki tahun kadaluwarsa yang sama, yaitu tahun 2019. Tempat dan tahun kadaluwarsa yang sama dipilih untuk meminimalkan faktor kesalahan luar.

4.2. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Teofilin

Penentuan panjang gelombang maksimum teofilin dilakukan dalam tiga pelarut berbeda, yaitu NaOH 0,1 N, dapar HCl pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,0. Pengukuran panjang gelombang dilakukan dengan cara scanning pada panjang gelombang 200-400 nm. Diantara rentang panjang gelombang tersebut dicari panjang gelombang dengan absorbansi yang paling tinggi. Dari hasil scanning diperoleh panjang gelombang maksimum teofilin dalam ketiga pelarut, yaitu 274,4 nm dalam NaOH 0,1 N, 269,8 nm dalam dapar HCl pH 1,2 dan 271,2 nm dapar fosfat pH 6,0. Panjang gelombang maksimum teofilin dalam ketiga pelarut tersebut dapat dilihat pada lampiran 5. Teofilin di dalam dapar HCl pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,0 memiliki panjang gelombang maksimum 271 nm USP XXX, 2007, sedangkan teofilin dalam NaOH 0,1 N memiliki panjang gelombang 274 nm Florey, 1975. Berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh, panjang gelombang teofilin dalam NaOH 0,1 N dan dapar fosfat pH 6,0 mengalami pergeseran batokromik, yaitu pergeseran panjang gelombang ke arah lebih besar, sedangkan panjang gelombang teofilin dalam dapar HCl mengalami pergeseran hipsokromik, di mana serapan 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bergeser ke panjang gelombang yang lebih pendek, yaitu dari 271 nm menjadi 269,8 nm. Pergeseran panjang gelombang dapat terjadi karena adanya pengaruh dari pelarut, di mana pelarut sering memberikan pengaruh yang besar pada kualitas dan bentuk dari spektrum, hal ini dikaitkan dengan perubahan pH dari pelarut yang digunakan Moffat et al., 2005.

4.3. Pembuatan Kurva Kalibrasi Teofilin

Kurva kalibrasi digunakan untuk penetapan kadar teofilin dalam tablet lepas lambat, yang kadarnya dapat dihitung melalui persamaan regresi linier. Kurva kalibrasi standar teofilin dibuat dalam tiga pelarut, yaitu larutan NaOH 0,1 N, dapar HCl pH 1,2 dan dapar fosfat pH 6,0. Dari pembuatan kurva kalibrasi teofilin diperoleh persamaan regresi linear y = a + bx dan koefisien korelasi r, di mana y menggambarkan absorbansi dan x menggambarkan konsentrasi. Persamaan regresi linear teofilin dapat dilihat pada tabel 4.1., sedangkan kurva kalibrasi dan data kurva kalibrasiyang lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 6 dan 7. Tabel 4.1. Persamaan Regresi Linear Kurva Kalibrasi Teofilin Pelarut Persamaan Regresi Linear Koefisien Korelasi r NaOH 0,1 N y = 0,0662x + 0,0003 1,0000 Dapar HCl pH 1,2 y = 0,053x + 0,004 0,9994 Dapar Fosfat pH 6,0 y = 0,057x + 0,002 1,0000 Persamaan regresi linear tersebut kemudian digunakan untuk menetapkan kadar teofilin dalam sampel. Tabel diatas menunjukkan bahwa ketiga kurva kalibrasi teofilin tersebut memiliki koefisien korelasi r yang memenuhi syarat linearitas yaitu r ≥ 0,999 Snyder, Kirkland dan Glajch, 1997.

4.4. Penetapan Kadar Teofilin dalam Tablet Lepas Lambat

Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang terkandung didalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi Syamsuni, 2007. 32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan spektrofometer UV-Vis dalam pelarut NaOH 0,1 N. Penetapan kadar teofilin dapat dilakukan dengan spektrofotometri karena memiliki guguskromofor yang berupa ikatan rangkap terkonjugasi dan gugus auksokrom, sedangkan NaOH 0,1 N digunakan karena teofilin mudah larut dalam alkali hidroksida. Penggunaan NaOH untuk penetapan kadar teofilin juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh T.N Syaifullah, dkk. 2006, yang digunakan untuk menetapkan kadar teofilin dalam mikropartikel. Hasil penetapan kadar obat A antara 92,30 - 97,82 dan obat B antara 97,76 - 101,17, sehingga obat A dan obat B memenuhi syarat yang tercantum pada USP XXX 2007, yaitu tablet lepas lambat teofilin mengandung tidak kurang dari 90,0 dan tidak lebih dari 110,0 teofilin anhidrat dari jumlah yang tertera pada etiket. Persyaratan penetapan kadar yang digunakan berdasarkan USP, hal ini dikarenakan di dalam FI V belum tercantum monografi tablet lepas lambat teofilin. Hasil penetapan kadar teofilin dari obat A dan B dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Kadar Teofilin Obat Adan Obat B Merek Kadar Rata-rata kadar SD RSD A 97,82 94,55 2,89 3,07 93,53 92,30 B 97,760 99,57 1,715 1,722 101,17 99,78

4.5. Keseragaman Sediaan Tablet Lepas Lambat Teofilin

Keseragaman sediaan merupakan salah satu uji yang dipersyarakan untuk suatu sediaan yang mengandung satu zat aktif dan sediaan mengandung dua atau lebih zat aktif. Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan salah satu dari dua metode, yaitu keragaman bobot atau keseragaman kandungan Ditjem POM, 1995. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kandungan zat aktif pada sampel obat seragam.