Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada

mulailah pelaksanaan peletakan batu pertama Pondok Pesantren dengan nama Qotrun Nada. Pelaksanaan pelektakan batu pertama dilakukan oleh KH. Syukron Ma’mun pengasuh Pondok Pesantren Darurrahman di dampingi bapak Muhammad Sakam selaku lurah pada waktu itu serta para tokoh masyarakat sekitar kelurahan Cipayung Jaya. Nama Qotrun Nada secara terjamahan harfiyah berarti setetes embun di pagi hari, dengan memakai falsafah semoga keberadaan pondok ini bisa menjadi penyejuk bagi umat serta diharapkan dapat menciptakan generasi muda Islami yang bisa menjadi penyejuk lingkungan masyarakat sekitarnya. pada tahun 1997 di mulailah kegiatan penerimaan santri baru setingkat TsanawiyahSMP, diawali dengan 50 santri pertama yang berasal dari daerah Depok dan sekitarnya. Pada tahun 2000 mulai dibuka pendaftaran santri baru untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah Jumlah pendaftar hanya sekitar 30 santri. Namun KH. Burhanuddin Marzuki selaku pengasuh serta majlis guru yang lain tidak merasa putus asa bahkan mereka lebih bersemangat untuk berhidmat membangun dan mendidik para santri sebagai calon pemimpin masyarakat di masa yang akan datang. Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada sedikit berbeda dengan Madrasah Tsanawiyah yang lain, karena banyak sekali tambahan pelajaran agama yang diadopsi dari materi pelajaran yang dipelajari madrasah-madrasah di Timur Tengah, Pondok Pesantren modern Gontor, ditambah pelajaran kitab klasik yang banyak dipelajari oleh santri pesantren salaf di Indonesia.

D. Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada 1. Pembelajaran Akhlak

Dalam proses belajar mengajar di kelas seorang guru yang menjadi center of knowlege di kelas tersebut, sehingga interaksi antara siswa dengan guru kurang efektif dan bahkan suasana kadang-kadang tidak kondusif, dikarenakan suara guru terbatas untuk bisa di dengar oleh siswa apalagi siswa di kelas tersebut mencapai 40-50 siswa sehingga siswa menjadi gaduh atau melakukan sesuatu tanpa memperhatikan guru. Pembelajaran akhlak di sekolah tersebut menggunakan metode ceramah, karena keadaan kelas yang ramai atau gaduh bisa di tegur oleh kepala sekolah agar kelas tersebut bisa tenang. Menurut kepala sekolah tersebut keadaan kelas yang tenang itu baik, bukan yang ramai atau gaduh. 1

2. Kurikulum

Adapun kurikulum yang digunakan oleh sekolah MTS Qotrun Nada ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP.

3. Keteladanan

Keteladanan yang dicontohkan oleh para guru dan khususnya oleh guru agama cukup baik untuk diteladani oleh seluruh siswa khususnya oleh siswa kelas MTS Qotrun Nada. Keteladan tersebut dapat terlihat dari cara berpakaian guru yang rapih, sebelum dan sesudah belajar membaca do’a bersama-sama, berbicara lemah lembut dan baik ketika menjelaskan materi serta banyak lagi perilaku guru yang menjadi suri tauladan bagi siswa kelas IX tersebut.

4. Kendala-Kendala

Kendala yang paling sering ditemui dalam pembelajaran akhlak yaitu siswa dan waktu . Karena kedua hal tersebut merupakan dua komponen yang saling berkaitan. Dari segi anak didik sendiri, bisa ditemukan bahwa perilaku si anak sudah terbentuk sebelum mereka memasuki dunia sekolah, baik perilaku yang buruk atau perilaku yang mulia, karena adanya interaksi antara si anak dengan lingkungan hidupnya, baik lingkungan keluarga atau pun lingkungan bermainnya, dan tentunya interaksi mereka dengan dunia luar jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan interaksi di Sekolah, sehingga sangat tidak mungkin dalam waktu hanya dua jam di dalam kelas atau di sekolah untuk merubah anak didik memiliki akhlak mulia dengan cepat. oleh sebab itu alokasi waktu sangat berpengaruh terhadap penanaman akhlak. 2 1 Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah 2 Wawancara langsung dengan guru bodang studi Akhlak