Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa Puberitas atau masa peralihan dari remaja menuju dewasa umur 13-17 tahun. Dimulai dari kelas 1 MTs, siswa naik kelas 2 MTs, lalu naik ke kelas 3 MTs, hal ini yang sangat dikhawatirkan seharusnya oleh kalangan khususnya oleh umat Islam yang berkecimpung di dunia pendidikan, karena di masa ini siswa akan mencoba sesuatu yang mereka belum ketahui baik dan buruknya sikap yang mereka lakukan, maka oleh karena itu Pendidikan Agama itu harus di utamakan oleh pendidik lebih khusus lagi dalam bidang Moralitas atau Akhlak. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan kepribadian, baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya, sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin penting pula adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bersamaan dengan itu Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama seseorang diutamakan dan dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Quran Surat al-Mujadilah ayat 11 “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat….” QS.Al Mujadilah:11 1 Pada dasarnya, pendidikan dalam persfektif Islam berupaya untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin, baik menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah, akal dan Akhlak. Dengan optimalisasi seluruh potensi yang dimilikinya, pendidikan Islam berupaya untuk mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaan pribadi secara paripurna, karenanya sektor pendidikan formal melalui sekolah atau nonformal pendidikan pesantren menjadi solusi yang amat diperlukan oleh masyarakat guna memperbaiki pendidikan Akhlak anak, dengan harapan ketika sebagai manusia yang bisa diterima di berbagai golongan atau usia dan bahkan harapan yang lebih jauh ia menjadi manusia yang terhormat. Permasalahannya sekarang adalah Apakah pembelajaran Akhlak siswa dapat dipengaruhi dengan perilaku siswa. Dengan mempelajari kasus penyimpangan norma pada saat dahulu serta dibarengi dengan melihat realita perkembangan zaman saat ini tentunya penanaman nilai-nilai keagamaan sangatlah dibutuhkan dalam proses pendidikan. Apalagi jika merujuk kepada penjelasan diatas, jelas sekali akan tercipta peluang besar terjadi penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh para siswa. sebagai contoh kecil mereka tidak bersikap baik terhadap teman, guru, orang tua dan lingkungan, apalagi terhadap tuhan mereka yang abstrak. 2 Berkaitan dengan masalah Akhlak, Islam menawarkan beberapa landasan teori yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, yang semua 1 Departemen Agama RI, Al- Quran dan Terjemahannya, Bandung: CV J-Art, 2007, hlm.543. 2 Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, dalam bukunya Pengantar Studi Akhlak, memberikan pembahasan khusus mengenai .Sejarah Perkembangan Ilmu Akhlak.. Fase itu dimulai sejak zaman Yunani, Fase Arab pra-Islam, Fase Islam, Abad pertengahan hingga Fase Modern, secara tidak langsung hal ini mengindikasikan pendidikan Akhlak adalah hal yang paling urgen yang menjadi perhatian tersendiri karena dengan berkembangnya zaman maka itu berartiberkembang pula permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sosial tentunya. Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, h.19-35 itu sudah dibuktikan oleh para tokoh Islam di antaranya Abdul Hamid Yunus, Imam Ghazali, Ibrahim Anis, dan Ibnu Miskawaih, kemudian mereka pun menjadi pemerhati kehidupan manusia dan menjadikan perkembangan akan moralitas atau Akhlak manusia umumnya dan khususnya anak remaja sebagai salah satu kajian utamanya. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian, dan pengembangan kebudayaan dan Ilmu pengetahuan melalui pendidikan. Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan dari generasi ke generasi, sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat, apabila ilmu pengetahuan hanya dimiliki oleh segelintir orang, akibatnya akan terjadi pembodohan terhadap masyarakat yang menyebabkan mudah ditindas bahkan dapat diperbudak oleh kaum yang lebih kuat. Islam mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan menuntut akhirat, tetapi tidak melupakan kepentingan dunia, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran : akhirat kelak, manusia lebih mementingkan waktu dan materi ke duniaan, sehingga melalaikan kewajiban utamanya sebagai makhluk Allah Swt, yaitu beribadah kepada Allah, dan berAkhlak mulia. Madrasah Tsanawiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang diakui oleh pemerintah. Di madrasah ini diajarkan teori dan praktek pembelajaran Akhlak sesuai dengan yang termuat dalam kurikulum bidang studi Akhlak. Isi dari bidang studi ini merupakan bahan pengajaran yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran atau bidang studi pokok. Tujuan mempelajari materi bidang studi ini yang tercantum di dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah setelah mempelajari materi bidang studi Akhlak, siswa harus mengetahui bagaimana senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah Swt, yang akan membawa kepada ketenangan jiwa dan akan timbul perasaan takut bila hendak melakukan perbuatan dosa, karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada dibawah pengawasan Allah Swt, mereka juga terdorong untuk melaksanakan pembelajaran Akhlak yang sesuai dengan materi pelajaran Akhlak yang diajarkan kepada mereka di sekolah. 3 Untuk peningkatan kualitas siswa di bidang Akhlak, materi tersebut dijadikan sebagai salah satu usaha mencapainya. Melalui pembelajaran Akhlak diharapkan mereka dapat merealisasikannya dalam sikap dan prilaku hidupnya sesuai dengan tujuan pembelajaran mata pelajaran Akhlak. Di samping itu Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada juga memiliki kegiatan keagamaan yang rutin dan terprogram seperti pelaksanaan shalat lima waktu secara berjamaah. Selain itu Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada juga memiliki sarana dan prasana yang memadai serta kontrol yang baik, terhadap pelaksanaan pembelajaran siswa-siswinya. Keberhasilan suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh kesiapan pendidik dan peserta didik siswa. Jika di antara keduanya atau salah satunya tidak ada kesiapan, maka keberhasilan suatu proses 3 Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, GBPP Mata Pelajaran Akhlak, Jakarta: DEPAG RI, 2004, h. 1. pendidikan sukar dicapai. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik siswa dapat dilihat dari minat belajarnya. Anak yang berada dalam masa puber serta belum memahami agama Islam dan fenomena tersebut terjadi di sekolah lanjutan pertama dengan didukungnya mata pelajaran tentang keagamaannya sangat kurang maksimal anak akan mudah terjerumus akan perbuatan dosa dan perbuatan maksiat lainnya, keadaan semacam ini juga dapat menjadi penyebab utama kemorosotan moral, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang, pemerkosaan, pembunuhan dan berbagai bentuk kejahatan yang kebanyakan dilakukan oleh generasi yang kurang pemahamannya tentang Akhlak, kurang nya pendidikan Akhlak serta pembinaan Akhlak pada anak. Apabila anak telah memahami hikmah dan pentingnya mempelajari Akhlak dengan baik, berarti mereka telah dibimbing untuk senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah Swt, yang akan membawa kepada ketenangan jiwa dan akan timbul perasaan takut bila hendak melakukan perbuatan dosa, karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada dibawah pengawasan Allah Swt. Lembaga pendidikan Madrasah sangat dibutuhkan peranannya dalam membantu orang tua, serta melanjutkan pemberian pemahaman Akhlak serta pembinaan Akhlak pada anak didik remaja awal yang sudah mereka dapatkan dari sekolah dasar. Karena masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat, meskipun masa puber merupakan masa singkat yang bertumpang tindih dengan masa akhir kanak-kanak dan pemulaan masa remaja namun, secara garis besar, menurut Abdul Rozak dan Sayuti masa remaja ditandai oleh ciri-ciri pertumbuhan fisik, Perkembangan seksual, cara berpikir kausalitas, emosi yang meluap-luap, menarik perhatian lingkungan, dan terkait oleh kelompok. 4 Akan tetapi ciri utama masa ini adalah 4 Rozak, dan Sayuti, Remaja, dan bahaya....h. 3 bergejolaknya dorongan seksual. oleh karena itu, interaksi mereka dengan kekuatan barunya ini tergolong salah satu problem yang paling berat. 5 Melihat fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti dan membahas dalam penulisan skripsi dengan judul: “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKHLAK DAN PENGARUH PERILAKU AKHLAK SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH QOTRUN NADA”

B. Identifikasi Masalah