Depok, dan masih berada di lokasi Pondok Pesantren Qotrun Nada, karena keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Qotrun Nada, TKTPA Qotrun Nada serta
Madrasah Diniyah Awwaliyah berada di lokasi kelurahan Pondok Terong. Suhu rata-rata di daerah Cipayung Jaya adalah 27-28 C.
Luas areal MTs Qotrun Nada memang kurang sebanding dengan jumlah santri yang tinggalmukim di pondok tersebut. Namun hal tersebut
tidak menjadi penghalang para pengajar untuk terus mendidik para santrinya supaya menjadi generasi Islam yang berpengetahuan luas dan
berakhlak mulia. Adapun gambaran mengenai luas areal Pondok Pesantren Qotrun
Nada bisa dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5 Luas Dan Penggunaan Tanah
No Jenis penggunaan tanah
Jumlah Keterangan
1 Gedung Madrasah Aliyah
2000 m2 2
Gedung Madrasah Tsanawiyah
2500 m2 3
Asrama putrid 1000 m2
4 Asrama putra
1500 m2 5
Asrama Asatidz 500 m2
6 Masjid
500 m2 7
Tanah pembebasan 2500 m2
Jumlah 10500 m2
Dari tabel diatas nampak jelas bahwa luas keseluruhan Pondok Pesantren tercatat seluruhnya adalah 10500 m21 hektar lebih.
Kondisi fisik Pondok Pesantren Qotrun Nada jika dilihat dari bangunan dan peralatan penunjang adalah sebagai berikut : keadaan
gedung permanen dan hampir berupa bangunan-bangunan baru. Sedangkan fasilitas pendukung berupa laboratorium bahasa, perpustakaan,
masjid, serta pendukung pelengkap berupa lapangan bola voli, sepak bola, basket dan badminton.
Sementara jika dilihat dari sisi kanan kirinya MTs Qotrun Nada dikelilingi oleh perkebunan dan persawahan. Di depan Pondok Pesantren
Qotrun Nada terbentang Sungai Kalibaru yang berasal dari aliran bendungan Bogor, sehingga suhu udaranya masih sejuk dan asri.
Keberadaan MTs Qotrun Nada yang berada di tengah-tengah kelurahan Cipayung Jaya, dan dekat dengan jalan raya jalur lintasan
Citayam-Depok, Citayam-Ciputat. Serta berdekatan dengan stasiun kereta api lintasan Jakarta-Bogor, hal tersebut memudahkan jalur transportasi
menuju Pondok Pesantren dari berbagai arah balik dari arah Depok maupun dari arah Citayam.
C. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada
Penulis pada bagian ini akan banyak memaparkan sejarah berdirinya MTs Qotrun Nada, hal tersebut dilakukan karena adanya hubungan yang
tidak bisa dipisahkan dari keduanya. Berawal dari sebuah Majlis Ta’lim kecil yang berada di lingkungan RT 02RW 03 kelurahan Cipayung Jaya,
yang dahulu hanya mengajarkan Al Qur’an dan Tahsinul Qur’an, lambat laun makin diminati oleh penduduk sekitar. Mereka berasal dari beberapa
daerah baik yang berasal dari lingkungan sekitar maupun kelurahan lain. Pada sekitar tahun 1994 mulai dikembangkan sistem penerapan pendidikan
Islam melalui ceramah agama baik di Majlis Ta’lim Al Inayah maupun Majlis Ta’lim lain yang masih berada di kelurahan Cipayung Jaya.
Melihat perkembangan dan respon yang cukup baik dari masyarakat sekitar, tergeraklah keinginan Ustadz H. Burhanuddin dan kawan-
kawannya untuk mendirikan pendidikan formal yang berbasis Pondok Pesantren modern dengan tidak meninggalkan pelajaran kitab-kitab klasik
sebagai panutan mayoritas umat Islam yakni Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Bak gayung bersambut keinginan tersebut mendapat respon baik dari wali
santri dan masyarakat sekitar. Maka pada tanggal 9 September 1996
mulailah pelaksanaan peletakan batu pertama Pondok Pesantren dengan nama Qotrun Nada. Pelaksanaan pelektakan batu pertama dilakukan oleh
KH. Syukron Ma’mun pengasuh Pondok Pesantren Darurrahman di dampingi bapak Muhammad Sakam selaku lurah pada waktu itu serta para
tokoh masyarakat sekitar kelurahan Cipayung Jaya. Nama Qotrun Nada secara terjamahan harfiyah berarti setetes embun
di pagi hari, dengan memakai falsafah semoga keberadaan pondok ini bisa menjadi penyejuk bagi umat serta diharapkan dapat menciptakan generasi
muda Islami yang bisa menjadi penyejuk lingkungan masyarakat sekitarnya. pada tahun 1997 di mulailah kegiatan penerimaan santri baru
setingkat TsanawiyahSMP, diawali dengan 50 santri pertama yang berasal dari daerah Depok dan sekitarnya. Pada tahun 2000 mulai dibuka
pendaftaran santri baru untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah Jumlah pendaftar hanya sekitar 30 santri. Namun KH. Burhanuddin Marzuki
selaku pengasuh serta majlis guru yang lain tidak merasa putus asa bahkan mereka lebih bersemangat untuk berhidmat membangun dan mendidik
para santri sebagai calon pemimpin masyarakat di masa yang akan datang. Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada sedikit berbeda
dengan Madrasah Tsanawiyah yang lain, karena banyak sekali tambahan pelajaran agama yang diadopsi dari materi pelajaran yang dipelajari
madrasah-madrasah di Timur Tengah, Pondok Pesantren modern Gontor, ditambah pelajaran kitab klasik yang banyak dipelajari oleh santri
pesantren salaf di Indonesia.
D. Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada 1. Pembelajaran Akhlak
Dalam proses belajar mengajar di kelas seorang guru yang menjadi center of knowlege di kelas tersebut, sehingga interaksi antara siswa
dengan guru kurang efektif dan bahkan suasana kadang-kadang tidak kondusif, dikarenakan suara guru terbatas untuk bisa di dengar oleh siswa
apalagi siswa di kelas tersebut mencapai 40-50 siswa sehingga siswa menjadi gaduh atau melakukan sesuatu tanpa memperhatikan guru.