Implementasi pembelajaran akhlak dan pengaruh perilaku akhlak sisw kelas Ix Madrasah Tsanawiyah qotrun nada: studi ksus di MTs qotrun nada Cipayung Jaya kota Depok

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.i)

Disusun Oleh: Ahmad Fadillah

106011000056

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H / 2011 M


(2)

NIM : 106011000056

Fak/Jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam Judul : Implementasi pembelajaran Akhlak dan Pengaruh Perilaku

Akhlak siswa kelas IX MTs Qotrun Nada

Skripsi ini mengkaji tentang Implementasi Pembelajaran Akhlak. Pembahasan skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui Proses Pembelajaran Akhlak dan Pengaruh Perilaku Akhlak siswa kelas IX MTs Qotrun Nada.

Dimulai dari kelas 1 MTs, siswa naik kelas 2 MTs, lalu naik ke kelas 3 MTs, di masa ini siswa kelas 3 MTs berada di masa puberitas atau masa peralihan dari remaja menuju dewasa (umur 13-17 tahun). Hal ini yang sangat dikhawatirkan seharusnya oleh kalangan khususnya oleh umat Islam yang berkecimpung di dunia pendidikan karena di masa ini siswa akan mencoba sesuatu yang mereka belum ketahui baik dan buruknya sikap yang mereka lakukan, maka oleh karena itu pendidikan agama itu harus di utamakan oleh pendidik, lebih khusus lagi dalam bidang moralitas atau akhlak.

Adapun jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode cluster sampel sebagai penentuan sampelnya, untuk memperoleh data yang representatif dalam pembahasan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan angket. Data yang berhasil diperoleh oleh penulis, kemudian diolah melalui tahapan editing, scoring, dan tabulating. Kemudian untuk mengetahui koefisien korelasi antara dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini penulis memasukkan hasil penjumlahan skor angket kedalam rumus “r” product moment. Setelah angka korelasinya diketahui penulis kemudian mencocokkannya dengan tabel nilai “r” product moment. Sehingga dapat diketahui apakah terdapat korelasi antara variabel Implementasi Pembelajaran Akhlak dengan variabel Pengaruh Pembelajaran Akhlak, atau tidak terdapat korelasi antara kedua variabel.

Setelah data diolah dan dianalisis menggunakan rumus product moment, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Implementasi Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada cukup bagus, antara variabel X dan variabel Y bertanda positif. Memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh yaitu 0,59 ini berarti korelasi antara Pembelajaran akhlak terhadap siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiah Qotrun Nada tergolong sedang atau cukup.


(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam saya sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya sampai akhir zaman.

Tidaklah terlepas ucapan terima kasih syukur bahagia yang tiada terhingga sampai kapan pun untuk kedua orang tua keluargaku tercinta Ayahanda

Muhammad Ishak Haroen dan Ibunda Atikah yang selalu mendo’akanku, mendidikku dengan penuh keiklasan, keridhoan dan kesabaran serta kasih sayangnya hingga saat ini, kepada Saudara-saudaraku Adip Fauzi dan istri, Nasrullah dan istri , Ahmad Sofyan, dan tidak lupa kepada istriku Risma Wati tercinta yang selalu memberikan semangat arti penuh makna dalam menuju hidup yang kaya amanah akan keberkahan dan semoga Allah SWT senantiasa menuntun dan menjaga mereka dalam menuju keridhoan-Nya.

Sebagai manusia, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang secara tulus ikhlas memberikan bantuannya secara moril maupun materiil, dimungkinkan skripsi ini tidak akan bisa selesai. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Bahrissalim.M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam, Dr. Abdul Rahman Ghazali, MA, Dosen penasehat akademik dan para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

2. Prof Dr.H.Muhammad Ardani.MA, dan Dr. Khalimi MA, Dosen pembimbing skripsi yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bimbingan, bantuan serta motivasinya untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Abuya Burhanudin Marzuki dan Umi yayah Serta Bapak Ust Drs. Syamwari HS, selaku pengasuh Dan Kepala Sekolah Mts Qotrun Nada, yang telah sudi kiranya menerima penulis dengan baik dan terbuka dalam melakukan


(4)

vi

penelitian di Sekolahnya, sehingga penulis dapat dengan mudah memperoleh data-data yang dapat mendukung penulisan skripsi ini

4. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan bahan-bahan referensi dalam peneyelesaian skripsi ini.

5. Pendiri IKMD, rohim, junaidi, deden, ikank, mubin, abaz, (Sahabat-sahabat yang memberikan keceriaan dalam kehidupan dengan tawa dan canda), para mahasiswa PAI khususnya PAI B Angkatan 2006 (Arief, roni, aziz, dahria, adham, aji, ani, Dasir, dini, syaikhu, Yudi, dewi, kohar, memet, bariroh,syarifah, dep-hoet, zamzami,dll), tidaklah terlepas kepada sahabat-sahabat Praktik Profesi Keguruan Terpadu diantaranya: Maulana Syarief (Anang), Andy Basyuni, Indah, Nia, Nila,Yadi(chimil) dan segenap sahabat-sahabat yang secara langsung maupun tidak langsung telah ikut serta membantu dan memberikan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dengan menengadah tangan dan mengucap syukur Alhamdulillah, karena hanya kepada Allah SWT, jualah penulis mohonkan semoga amal baik yang telah diberikan menjadi amal sholeh dan diteima disisi-Nya. Akhirnya tiada kata lain yang lebih berarti selain sebuah harapan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, 4 Maret 2011 Penulis


(5)

ABSTRAKSI ...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL ...v

DAFTAR LAMPIRAN ...vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah...6

D. Tujuan Penelitian ...7

E. Kegunaan Penelitian ...7

BAB II LANDASAN TEORI A. Implementasi Pembelajaran ...8

1. Pengertian Implementasi...8

2. Pengertian Pembelajaran...9

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran...10

B. Konsep Akhlak ...11

1. Pengertian Akhlak...11

2. Tujuan Pendidikan Akhlak...13

3. Ruang Lingkup Akhlak...15

4. Pembinaan Akhlak ...18


(6)

D. Pengumpulan Data ...29

E. Tekhnik Pengolahan Data dan Analisis...30

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...35

B. Letak Geografisnya...35

C. Sejarah Berdirinya...37

D. Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada...38

1. Pembelajaran Akhlak ...38

2. Kurikulum ... 39

3. Keteladanaan...39

4. Kendala-Kendala Pembelajaran...39

E. Identitas Sekolah ... 40

F. Visi dan Misi MTs Qotrun Nada .…... 41

G. Struktur organisasi MTs Qotrun Nada ... 41

H. Kurikulum MTs Qotrun Nada... 42

I. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa dan Sarana Prasarana MTs Qotrun Nada... 43

J. Deskripsi Data... 47

K. Analisis dan Interpretasi Data ...59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...61

B. Saran...62

DAFTAR PUSTAKA...63 LAMPIRAN


(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa Puberitas atau masa peralihan dari remaja menuju dewasa (umur 13-17 tahun). Dimulai dari kelas 1 MTs, siswa naik kelas 2 MTs, lalu naik ke kelas 3 MTs, hal ini yang sangat dikhawatirkan seharusnya oleh kalangan khususnya oleh umat Islam yang berkecimpung di dunia pendidikan, karena di masa ini siswa akan mencoba sesuatu yang mereka belum ketahui baik dan buruknya sikap yang mereka lakukan, maka oleh karena itu Pendidikan Agama itu harus di utamakan oleh pendidik lebih khusus lagi dalam bidang Moralitas atau Akhlak.

Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan kepribadian, baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya, sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin penting pula adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bersamaan dengan itu Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama seseorang diutamakan dan dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur'an Surat al-Mujadilah ayat 11


(8)

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi pengetahuan beberapa derajat….” (QS.Al Mujadilah:11)1

Pada dasarnya, pendidikan dalam persfektif Islam berupaya untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik seoptimal mungkin, baik menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah, akal dan Akhlak. Dengan optimalisasi seluruh potensi yang dimilikinya, pendidikan Islam berupaya untuk mengantarkan peserta didik ke arah kedewasaan pribadi secara paripurna, karenanya sektor pendidikan formal (melalui sekolah) atau nonformal (pendidikan pesantren) menjadi solusi yang amat diperlukan oleh masyarakat guna memperbaiki pendidikan Akhlak anak, dengan harapan ketika sebagai manusia yang bisa diterima di berbagai golongan atau usia dan bahkan harapan yang lebih jauh ia menjadi manusia yang terhormat. Permasalahannya sekarang adalah Apakah pembelajaran Akhlak siswa dapat dipengaruhi dengan perilaku siswa.

Dengan mempelajari kasus penyimpangan norma pada saat dahulu serta dibarengi dengan melihat realita perkembangan zaman saat ini tentunya penanaman nilai-nilai keagamaan sangatlah dibutuhkan dalam proses pendidikan. Apalagi jika merujuk kepada penjelasan diatas, jelas sekali akan tercipta peluang besar terjadi penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh para siswa. sebagai contoh kecil mereka tidak bersikap baik terhadap teman, guru, orang tua dan lingkungan, apalagi terhadap tuhan mereka yang abstrak. 2

Berkaitan dengan masalah Akhlak, Islam menawarkan beberapa landasan teori yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, yang semua

1

Departemen Agama RI, Al- Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV J-Art, 2007), hlm.543.

2

Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, dalam bukunya Pengantar Studi Akhlak, memberikan pembahasan khusus mengenai .Sejarah Perkembangan Ilmu Akhlak.. Fase itu dimulai sejak zaman Yunani, Fase Arab pra-Islam, Fase Islam, Abad pertengahan hingga Fase Modern, secara tidak langsung hal ini mengindikasikan pendidikan Akhlak adalah hal yang paling urgen yang menjadi perhatian tersendiri karena dengan berkembangnya zaman maka itu berartiberkembang pula permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sosial tentunya. Zahrudin AR dan Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h.19-35


(9)

itu sudah dibuktikan oleh para tokoh Islam di antaranya Abdul Hamid Yunus, Imam Ghazali, Ibrahim Anis, dan Ibnu Miskawaih, kemudian mereka pun menjadi pemerhati kehidupan manusia dan menjadikan perkembangan akan moralitas atau Akhlak manusia umumnya dan khususnya anak remaja sebagai salah satu kajian utamanya.

Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu timbul gagasan untuk melakukan pengalihan, pelestarian, dan pengembangan kebudayaan dan Ilmu pengetahuan melalui pendidikan.

Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan kehidupan dari generasi ke generasi, sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat, apabila ilmu pengetahuan hanya dimiliki oleh segelintir orang, akibatnya akan terjadi pembodohan terhadap masyarakat yang menyebabkan mudah ditindas bahkan dapat diperbudak oleh kaum yang lebih kuat.

Islam mengajarkan keseimbangan dalam kehidupan menuntut akhirat, tetapi tidak melupakan kepentingan dunia, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran :


(10)

akhirat kelak, manusia lebih mementingkan waktu dan materi ke duniaan, sehingga melalaikan kewajiban utamanya sebagai makhluk Allah Swt, yaitu beribadah kepada Allah, dan berAkhlak mulia.

Madrasah Tsanawiyah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang diakui oleh pemerintah. Di madrasah ini diajarkan teori dan praktek pembelajaran Akhlak sesuai dengan yang termuat dalam kurikulum bidang studi Akhlak. Isi dari bidang studi ini merupakan bahan pengajaran yang berdiri sendiri sebagai mata pelajaran atau bidang studi pokok.

Tujuan mempelajari materi bidang studi ini yang tercantum di dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah setelah mempelajari materi bidang studi Akhlak, siswa harus mengetahui bagaimana senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah Swt, yang akan membawa kepada ketenangan jiwa dan akan timbul perasaan takut bila hendak melakukan perbuatan dosa, karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada dibawah pengawasan Allah Swt, mereka juga terdorong untuk melaksanakan pembelajaran Akhlak yang sesuai dengan materi pelajaran Akhlak yang diajarkan kepada mereka di sekolah.3

Untuk peningkatan kualitas siswa di bidang Akhlak, materi tersebut dijadikan sebagai salah satu usaha mencapainya. Melalui pembelajaran Akhlak diharapkan mereka dapat merealisasikannya dalam sikap dan prilaku hidupnya sesuai dengan tujuan pembelajaran mata pelajaran Akhlak. Di samping itu Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada juga memiliki kegiatan keagamaan yang rutin dan terprogram seperti pelaksanaan shalat lima waktu secara berjamaah. Selain itu Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada juga memiliki sarana dan prasana yang memadai serta kontrol yang baik, terhadap pelaksanaan pembelajaran siswa-siswinya.

Keberhasilan suatu proses pendidikan sangat dipengaruhi oleh kesiapan pendidik dan peserta didik (siswa). Jika di antara keduanya atau salah satunya tidak ada kesiapan, maka keberhasilan suatu proses

3

Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, GBPP Mata Pelajaran Akhlak, (Jakarta: DEPAG RI, 2004), h. 1.


(11)

pendidikan sukar dicapai. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik (siswa) dapat dilihat dari minat belajarnya.

Anak yang berada dalam masa puber serta belum memahami agama Islam dan fenomena tersebut terjadi di sekolah lanjutan pertama dengan didukungnya mata pelajaran tentang keagamaannya sangat kurang maksimal anak akan mudah terjerumus akan perbuatan dosa dan perbuatan maksiat lainnya, keadaan semacam ini juga dapat menjadi penyebab utama kemorosotan moral, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang, pemerkosaan, pembunuhan dan berbagai bentuk kejahatan yang kebanyakan dilakukan oleh generasi yang kurang pemahamannya tentang Akhlak, kurang nya pendidikan Akhlak serta pembinaan Akhlak pada anak.

Apabila anak telah memahami hikmah dan pentingnya mempelajari Akhlak dengan baik, berarti mereka telah dibimbing untuk senantiasa mendekatkan dirinya kepada Allah Swt, yang akan membawa kepada ketenangan jiwa dan akan timbul perasaan takut bila hendak melakukan perbuatan dosa, karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada dibawah pengawasan Allah Swt.

Lembaga pendidikan Madrasah sangat dibutuhkan peranannya dalam membantu orang tua, serta melanjutkan pemberian pemahaman Akhlak serta pembinaan Akhlak pada anak didik (remaja awal) yang sudah mereka dapatkan dari sekolah dasar.

Karena masa ini merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat, meskipun masa puber merupakan masa singkat yang bertumpang tindih dengan masa akhir kanak-kanak dan pemulaan masa remaja namun, secara garis besar, menurut Abdul Rozak dan Sayuti masa remaja ditandai oleh ciri-ciri pertumbuhan fisik, Perkembangan seksual, cara berpikir kausalitas, emosi yang meluap-luap, menarik perhatian lingkungan, dan terkait oleh kelompok.4 Akan tetapi ciri utama masa ini adalah

4


(12)

bergejolaknya dorongan seksual. oleh karena itu, interaksi mereka dengan kekuatan barunya ini tergolong salah satu problem yang paling berat.5

Melihat fenomena di atas penulis tertarik untuk meneliti dan membahas dalam penulisan skripsi dengan judul: “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKHLAK DAN PENGARUH PERILAKU AKHLAK SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH QOTRUN NADA”

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas dapat diidentifikasi masalah yang ada: 1. Perilaku Akhlak siswa madrasah tsanawiyah Qotrun Nada.

2. Pelaksanaan pendidikan agama Islam (PAI) di Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada akan memberikan pengaruh prilaku (Akhlak) siswa.

3. Pembahasan dititik beratkan pada mata pelajaran Akhlak.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan mempermudah pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :

Implementasi secara sederhana adalah pelaksanaan atau penerapan. Implementasi yang penulis maksud adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.6

Implementasi berasal dari Bahasa Inggris yang berarti pelaksanaan,7 sedangkan dalam Kamus Ilmiah Popular didefinisikan sebagai Penerapan,

5

Netty Hartati, dkk. Islam Dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), h. 39-40.

6Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004), h. 40

7

John M. Echols dan Hasan Sadizly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1995)


(13)

Pelaksanaan.8 Karena luasnya masalah pendidikan Agama Islam yang meliputi, ibadah, akidah dan Akhlak, Alquran dan fiqih maka dalam pembahasan skripsi ini peneliti hanya membatasi pada pembelajaran Akhlak siswa kelas IX dalam pembinaan siswa di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Qotrun Nada.

2. Perumusan Masalah

Setelah membatasi masalah dalam penelitian ini, Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana Implementasi Pembelajaran Akhlak dan Pengaruh Perilaku Akhlak Siswa Kelas IXMadrasah Tsanawiyah Qotrun Nada?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Untuk mengetahui bentuk pembelajaran Akhlak dan Pengaruh Perilaku Akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah Qotrun nada.”

E. Kegunaan Penelitian

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Memperluas pengetahuan, pengalaman dan wawasan penulis yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas

3. Untuk mengembangkan disiplin keilmuan yang penulis miliki dan menambah wawasan penulis khususnya serta pihak lain yang berminat dalam masalah ini.

4. Untuk memberikan masukan bagi sekolah yang diteliti sebagai bahan evaluasi.

5. Diserahkan kepada Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

8

Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 327


(14)

(15)

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Implementasi Pembelajaran 1. Pengertian Implementasi

Implementasi berarti berasal dari Bahasa Inggris yang berarti “Pelaksanaan”1. Sedangkan dalam Kamus Ilmiyah Popular yang berarti Penerapan, Pelaksanaan2

Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi, dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap. Dikemukakan bahwa Implementasi adalah : “put something into effect” (penerapan sesuatu yang memberikan efek atas dampak).3

Jadi Implementasi secara sederhana adalah pelaksanaan atau penerapan. Sedangkan pengertian secara luas, Implementasi adalah bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.

1John M. Echols dan Hasan Sadizly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1995) h. 313

2

Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 327

3

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep Karekteristik,dan Implementasi, (PT Remaja Rosda Karya:Bandung), Cet.I, h. 93


(16)

2. Pengertian Pembelajaran

Kata “pembelajaran” dipakai sebagai padanan kata dari bahasa inggris

instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada pengajaran, jika pengajaran ada dalam konteks guru-murid di kelas (ruang) formal, pembelajaran, atau instruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar tidak dihadiri guru secara fisik, oleh karna itu dalam

instruction yang ditekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar mengajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran4

Istilah pembelajaran diperkenalkan sebagai ganti, sering dipergunakan bergantian dengan arti yang sama dalam wacana pendidikan dan perkurikuluman. Selain itu, pengertian pembelajaran dalam definisi psikologi pembelajaran dengan pengertian belajar itu sendiri, pembelajaran itu sendiri merupakan sesuatu upaya mengarahkan aktifitas siswa ke arah aktivitas belajar.

Di dalam proses pembelajaran terkandung dua aktivitas sekaligus, yaitu aktifitas mengajar (guru) dan aktifitas belajar (siswa). Proses pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.5

Pembelajaran adalah kondisi dengan situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar yang efektif dan efesien ,bagi peserta didik atau siswa. Dari pengertian pembelajaran berpusat pada kegiatan siswa. Oleh karena itu, hakikat pembelajaran akhlak adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan belajar yang berkaitan dengan masalah akhlak, sehingga jasmani dan rohaninya dapat berkembang menjadi kepribadian yang utama sesuai dengan ajaran Islam.

4

Arif.S Sadiman,et al,Media Pendidikan :Pengertian Pengembangan, Dan Pemanfaatannya (Jakarta :Rajawali , 1986), cet ke-1, h.7.

5

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2005),cet ke-1, ,h.7.


(17)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada pembelajaran siswa antara lain:

1. Faktor Internal siswa 1. Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-organ, tubuh, dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.

2. Aspek Psikologis

Fakto-faktor yang mempengaruhi pada kuantitas dan kualitas pembelajaran siswa diantaranya adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap , bakat, dan minat siswa serta motivasi siswa. 2. Faktor Eksternal siswa

1. Lingkungan sosial

Lingkungan Sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa, selanjutnya yang juga termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman-teman sepermainan di sekitar perumahan tempat tinggal siswa, lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri, di samping lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar.

2. Lingkungan nonsosial

Lingkungan nonsosial antara lain gedung sekolah, dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa, dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang digunakan.

3. Faktor pendekatan belajar Pendekatan belajar segala cara atau situasi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu.6

6


(18)

B. Konsep Akhlak 1. Pengertian Akhlak

Akhlak merupakan tujuan dari pada Agama Islam, karena akhlak adalah perbuatan manusia yang baik yang harus dikerjakan dan perbuatan jahat yang harus dihindari dalam hubungannya dengan Tuhan, manusia dan makhluk (alam) sekelilingnya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai moral.7


(19)

Sedang menurut para ahli, yaitu:

1. Al-Ghazali memberi pengertian tentang akhlak. “Al Khuluk” (jamaknya al akhlak) ialah ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap dalam jiwa, dari pada nya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan”.10 Senada dengan ungkapan diatas telah dikemukakan oleh Imam Ghazali dalam kitab Ihya –nya sebagai berikut:


(20)

(21)

Akhlak mulia merupakan tujuan pokok dalam pendidikan akhlak Islam ini. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yag terkandung dalam Al-Qur’an dan as-sunnah. Dengan demikian bahwa pendidikan akhlak adalah merupakan asas bagi tiap pendidikan manusia.

Rumusan cukup sederhana namun sangat mengena telah ditawarkan oleh Zakiah Daradjat. Zakiah berpandangan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah untuk membentuk karakter muslim yang memiliki sifat-sifat terpuji. Menurut Zakiah, dalam ajaran Islam, akhlak tidak dapat dipisahkan dari iman. Iman merupakan pengakuan hati, dan akhlak merupakan pantulan iman tersebut pada prilaku, ucapan dan sikap. Iman adalah maknawi dan akhlak adalah bukti.17 Dalam hal ini, Zakiah menekankan bahwa akhlak adalah implementasi iman. Dari pandangan Zakiah Daradjat ini dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah untuk membuat peserta didik mampu mengimplementasikan keimanan dengan baik. Sesuai hadist Rasulullah Saw, bersabda, “Didiklah anak-anak kalian, sesungguhnya mereka diciptakan menjadi generasi yang berbeda dengan generasi zaman kalian,”(HR.Tirmidzi).

Dalam pendidikan formal, tujuan pendidikan akhlak tergambar dengan jelas dan rinci pada kurikulum. Tujuan pendidikan akhlak di lembaga-lembaga formal biasanya terbagi kepada dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

a. Tujuan Umum

Yang dimaksud dengan tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan cara pengajaran atau cara lain yang meliputi aspek sikap, tingkah laku, kebiasaan dan pandangan hidup. Untuk menuju tujuan umum tersebut perlu adanya pengkhususan

17

Zakiah daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CVRuhama, 1993), hal. 67-70


(22)

tujuan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi tertentu. Misalnya tugas dari suatu lembaga pendidikan, bakat anak didik dan tingkat pendidikan.18 Tujuan umum pendidikan adalah membimbing anak didik agar menjadi muslim sejati, beriman teguh serta mampu mengabdikan diri kepada Allah Swt.


(23)

demikian agung sifat itu, yang jangan kan manusia, malaikatpun tidak dapat mampu menjangkau hakikatNya21

Akhlak Baik kepada Allah Swt secara Garis besar meliputi:22

1. Bertaubat (at-Taubah) sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah dilakukannya dan berusaha menjauhi, serta melakukan perbuatan baik.

2. Bersabar (ash-Shabru) Sikap yang betah atau menahan diri pada kesulitan yang dihadapinya Allah Berfirman Swt.


(24)

5. Ikhlas (Al Ikhlas) Sikap Yang menjauhkan diri darinya ketika mengerjakan amal baik . Allah Swt Berfirman:


(25)

dalamnya mengandung perintah untuk beribadah, taat, dan taqarob.24

c. Akhlak kepada Orang Tua

Sebagai seorang anak kita wajib berbuat baik kepada kedua orang tua, tidak hanya itu kita juga diwajibkan untuk patuh dan menurut terhadap perintah kedua orang tua dan tidak durhaka kepada mereka, selain dari pada itu kita juga harus hormat kepadanya merawat dan menjaga keselamatannya, kalau tidak sanggup lagi untuk itu berterima kasih kepadanya, mengusahakan kesenangan dan keridaannya, mendoakan kemampuan dan keselamatan baginya.25

d. Akhlak kepada Sesama Manusia

Manusia adalah sebagai makhluk sosial yang sangat membutuhkan orang lain, agar dapat menjalankan kehidupannya dengan baik, maka harus berakhlak baik juga dengan sesamanya, banyak sekali rincian yang dikemukakan al-Quran berkaitan dengan perilaku terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti dengan jalan menceritakan aib seseorang dibelakangnya tidak peduli aib itu benar atau salah walaupun sambil memberikan materi kepada yang disakiti hatinya.26

4. Pembinaan Akhlak

Pembinaan di dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, perbuatan, cara membina (negara dsb).27

24

Abu bakar Al jazairi,Ilmu dan Ulama : pelita kehidupan dunia, dan akhirat(Jakarta: pustaka azzam,2001),cet.1,h.146-147

25

Bustanuddin Agus Al Islam, Buku Pedoman Kuliah Mahasiswa untuk Mata Pelajaran PAI, (Jakarta : PT. RajaGrapindo Persada ,1993), cet,I, h.155.

26

Abudin Nata, Akhlak TaSawuf,h.149

27

Perum Penerbitan dan Percetakan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 117


(26)

Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad Saw. Yang utama adalah untuk meyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadisnya beliau menegaskan innamâebuitstu li utamimma makârima al-akhlâq (H.R. Ahmad) (Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)

Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan dan kebahagian pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin Perhatian Islam dalam pembinaan akhlak selanjutnya dapat di analisis pada muatan akhlak yang terdapat pada seluruh aspek ajaran Islam.

Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan rukun iman. Hasil analisis Muhammad al-Ghazali terhadap rukun Islam yang lima telah menunjukkan dengan jelas, bahwa dalam rukun Islam yang lima itu terkandung konsep pembinaan akhlak.28

Sebagaian besar pemikiran akhlak Ibnu Miskawih lebih bercorak keagamaan, terutama paham sufi. Pembinaan akhlak menurutnya dititik beratkan kepada pembersihan pribadi dari sifat-sifat yang berlawanaan dengan tuntunan agama, seperti: takabur, pemarah dan penipu.

Dengan pembinaan akhlak ingin dicapai terwujudnya manusia yang ideal; anak yang bertakwa kepada Allah Swt dan cerdas. Di dunia pendidikan, pembinaan akhlak tersebut dititik beratkan kepada pembentukan mental anak atau remaja agar tidak mengalami penyimpangan.29 Akhlak adalah implementasi dari Iman dalam segala bentuk perilaku. Diantara contoh akhlak yang diajarkan oleh Luqman kepada anaknya adalah:

28

Abuddin Nata, Akhlak TaSawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h.

29

Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 147-148


(27)

a. Akhlak anak terhadap ibu-bapak b. Akhlak terhadap orang lain c. Akhlak dalam penampilan diri.30

Sebagaimana tergambar didalam surat Al-Luqman ayat 14, 15, 18 dan 19.

a. Akhlak terhadap ibu-bapak, dengan berbuat baik dan berterima kasih kepada keduanya. Dan diingatkan Allah, bagaimana susah dan payahnya ibu mengandung dan menyusukan anak sampai umur dua tahun:


(28)

b. Akhlak terhadap orang lain, adalah adab, sopan santun dalam bergaul, tidak sombong dan tidak angkuh, serta berjalan sederhana, bersuara lembut dan akhlak dalam penampilan diri.32


(29)

Perkataan dan cara berbicara, bahkan gaya menanggapi teman temannya atau orang lain, sedih dan sebagainya, dipelajari pula dari orang tuanya.

Adapun akhlak, sopan santun dan cara menghadapi orang tuanya, banyak tergantung pada sikap orang tua terhadap anak. Apabila si anak merasa terpenuhi semua kebutuhan pokoknya (jasmani, kejiwaan dan sosial) maka si anak merasa terhalang pemenuhan kebutuhannya oleh orang tua, misalnya Ia merasa tidak disayangi atau dibenci, suasana dalam keluarga yang tidak tentram, seringkali menyebabkan takut adil dan tertekan oleh perlakuan orang tuanya, atau orang tuanya tidak adil dalam mendidik dan memperlakukan anak-anaknya, maka perilaku anak tersebut boleh jadi bertentangan dengan yang diharapkan oleh orang tuanya, karena ia tidak mau menerima keadaan yang tidak menyenangkan itu.34

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak

Para siswa merupakan generasi muda yang merupakan sumber insani bagi pembangunan nasional, untuk itu pula pembinaan bagi mereka dengan mengadakan upaya-upaya pencegahan pelanggaran norma-norma agama dan masyarakat. Dalam pembinaan akhlak siswa dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya.

a. Lingkungan keluarga

Pada dasarnya, masjid itu menerima anak-anak setelah mereka dibesarkan dalam lingkungan keluarga, dalam asuhan orang tuanya. Dengan demikian, rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan al-quran dan sunnah, kita dapat mengatakan bahwa tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah hal hal berikut:

34

Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 28


(30)

Pertama. Mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah tangga. Kedua, mewujudkan ketentraman dan ketenangan psikologis. Ketiga, mewujudkan sunnah Rasulallah Saw. Keempat, memenuhi kebutuhan cinta-kasih anak-anak. Naluri menyayangi anak merupakan potensi yang diciptakan bersamaan dengan penciptaaan manusia dan binatang. Allah menjadikan naluri itu sebagai salah satu landasan kehidupan alamiah, psikologis, dan sosial mayoritas makhluk hidup. Keluarga, terutama orang tua, bertanggung jawab untuk memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Kelima, menjaga fitrah anak agar anak tidak melakukan penyimpangan penyimpangan.35

Keluarga merupakan masyarakat alamiyah, disitulah pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya. Keluarga merupakan persekutuan terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak dimana keduanya (ayah dan ibu) mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan anak-anaknya.

Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada disampingnya, oleh karena itu ia meniru perangai ibunya, karena ibunyalah yang pertama dikenal oleh anaknya dan sekaligus menjadi temannya yang pertama yang dipercayai.

Disamping ibunya, ayah juga mempunyai pengaruh yang mana besar terhadap perkembangan akhlak anak, dimata anak, ayah merupakan seseorang yang tertinggi dan terpandai diantara orang-orang yang di kenal dalam lingkungan keluarga, oleh karena ayah melakukan pekerjaan sehari-hari berpengaruh gara pekerjaan anaknya. Dengan demikian, maka sikap dan perilaku ayah dan ibu mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan akhlak anak-anaknya. 36

35

Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h. 144

36

Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 29-30


(31)

b. Lingkungan sekolah

Perkembangan akhlak anak yang dipengaruhi oleh lingkungan sekolah. Di sekolah ia berhadapan dengan guru-guru yang bergantiganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terkait oleh tali kekeluargaan. Guru bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-muridnya, ia harus memberi contoh dan teladan bagi bagi mereka, dalam segala mata pelajaran ia berupaya menanamkan akhlak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan diluar sekolah pun ia harus bertindak sebagai seorang pendidik.

Kalau di rumah anak bebas dalam gerak-geriknya, ia boleh makan apabila lapar, tidur apabila mengantuk dan boleh bermain, sebaliknya di sekolah suasana bebas seperti itu tidak terdapat. Disana ada aturan-aturan tertentu. Sekolah dimulai pada waktu yang ditentukan, dan ia harus duduk selama waktu itu pada waktu yang ditentukan pula. Ia tidak boleh meninggalkan atau menukar tempat, kecuali seizin gurunya. Pendeknya ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan yang ada ditetapkan. Berganti-gantinya guru dengan kasih sayang yang kurang mendalam, contoh dari suri tauladannya, suasana yang tidak sebebas dirumah anak-anak, memberikan pengaruh terhadap perkembangan akhlak mereka. 37

c. Lingkungan masyarakat

Tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan anak-anak menjelma dalam beberapa perkara dan cara yang dipandang merupakan metode pendidikan masyarakat utama. Cara yang terpenting adalah:

Pertama, Allah menjadikan masyarakat sebagai penyuruh kebaikan dan pelarang kemunkaran. Kedua, dalam masyarakat Islam, seluruh anak-anak dianggap anak-anak sendiri atau anak-anak saudaranya sehingga ketika memanggil anak siapa pun dia, mereka akan memanggil dengan .Hai anak saudaraku! dan sebaliknya, setiap anak-anak atau remaja akan memanggil setiap orang tua dengan panggilan, Hai Paman! Ketiga, untuk menghadapi

37

Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004) h. 30


(32)

orang-orang yang membiasakan dirinya berbuat buruk, Islam membina mereka melalui salah satu cara membina dan mendidik manusia. Keempat, masyarakat pun dapat melakukan pembinaan melalui pengisolasian, pemboikotan, atau pemutusan hubungan kemasyarakatan. Atas izin Allah dan Rasulullah Saw. Kelima, pendidikan kemasyarakatan dapat juga dilakukan melalui kerjasama yang utuh karena bagaimanapun, masyarakat muslim adalah masyarakat yang padu. Keenam, pendidikan kemasyarakatan bertumpu pada landasan afeksi masyarakat, khususnya rasa saling mencintai.38

Masyarakat turut serta memikul tanggung jawab pendidikan dan madyarakat juga mempengaruhi akhlak siswa atau anak masyarat yang berbudaya, memelihara dan menjaga norma-norma dalam kehidupan dan menjalankan agama secara baik akan membantu perkembangan akhlak siswa kepada arah yang baik, sebaliknya masyarakat yang melanggar norma-norma yang berlaku dalam kehidupan dan tidak tidak menjalankan ajaran agama secara baik, juga akan memberikan pengaruh kepada perkembangan akhlak siswa, yang membawa mereka kepada akhlak yang baik.

Dengan demikian, ia pundak masyarakat terpikul keikutsertaan dalam membimbing dan perkembangan akhak siswa. Tinggi dan rendahnya kualitas moral dan keagamaan dalam hubungan social dengan siswa amatlah mendukung kepada perkembangan sikap dan perilaku mereka. 39

38

Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani, 1995), h.176-181

39

Risnayanti, Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam Ralia Jaya Villa Dago Pamulang, Skripsi (Jakarta: Perpustakaan Umum,2004) h. 31-32


(33)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah pengetahuan berbagai metode yang digunakan dalam penelitian.26 Metode penelitian pada dasarnya merupakan suatu metode ilmiah yang diartikan suatu cara yang dirancang serta diarahkan guna memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis dengan menempuh suatu langkah-langkah tertentu.27

Pemecahan yang dimaksud bisa merupakan jawaban terhadap suatu masalah, atau bisa juga berupa kerangka pemikiran untuk menentukan hubungan antara dua variabel yang menjadi fokus dalam penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian skripsi bertempat di Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada Jl. Ponpes Qotrun Nada Cipayung Jaya Kota Depok. Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama 4 (empat) bulan dari bulan november.

B. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua variabel, yaitu:

26

Nazar Bakri, Praktis dan Metodologi Penelitian, ( Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1994), Cet ke-I, hal 3

27


(34)

1. Implementasi pembelajaran Akhlak sebagai variabel bebas, yaitu berupa segala sesuatu yang berkenaan dengan penerapan akhlak baik itu meliputi aspek aqidah, ataupun akhlak dan variabel ini disebut juga variabel

2. Pengaruh pembelajaran akhlak sebagai variabel terikat. Yaitu muatan akhlak yang terdapat pada seluruh ajaran Islam, dan variabel ini disebut juga dengan variabel Y.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam penelitian kuantitatif, dikenal istilah populasi. Arief Furchan menyebutkan bahwa populasi adalah “semua anggota sekelompok orang, kejadian, atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas”.28 Hal senada juga diungkapkan oleh J. Supranto yang mengartikan populasi sebagai “seluruh elemen/unsur baik berupa orang, rumah tangga, perusahaan industri, petak sawah, bintang-bintang dilangit dan lain sebagainya, yang menjadi objek penyelidikan”.29 Dalam penelitian ini yang menjadi objek populasi adalah keseluruhan siswa kelas IX Mts Qotrun Nada.

2. Sampel

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata sampling (pemilihan sampel) adalah merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subyek atau obyek penelitian.30 Arief Furchan dalam bukunya mengartikan sampel adalah sebagian dari populasi.31 J. Suprapto dengan kalimat lain menyebutkan bahwa sampling ialah suatu macam cara pengumpulan data statistik yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh obyek penyelidikan (populasi) akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja,

28

Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional), hal. 189

29

J. Supranto, Metode Riset dan Aplikasinya di Dalam Riset Pemasaran (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974), hal. 43

30

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2, hal. 252

31


(35)

yaitu hanya mencakup sampel yang diambil dari polulasi tersebut.32 Sampling bertujuan untuk mengambil keterangan mengenai “polulation” dengan mengamati sebagian saja dari polulasi itu.33

Dalam penarikan sampel, jika polulasi cukup homogen, terhadap populasi dibawah 100 dapat di pergunakan sampel sebesar 50% dan diatas 100 sebesar 15%. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit dari jumlah matematik tadi. Tetapi adakalanya penarikan sampel ini ditiadakan sama sekali dengan memasukkan seluruh populasi sebagai sampel yakni selama populasi itu diketahui terbatas.34

Penelitian ini menggunakan metode cluster sampel sebagai penentuan sampelnya. Metode sampel ini digunakan untuk populasi yang berkelompok-kelompok.35 Dengan kata lain, sample yang diambil sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan.

Dalam penelitian ini penulis mengambil 15% dari seluruh siswa kelas IX Mts Qotrun Nada. Berdasarkan 3 Rombel, kelas 3 Mts Qotrun Nada berjumlah 210, sampel 15% dari populasi itu adalah 31 siswa, tapi penulis menggenapkannya menjadi 40

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis dua macam metode pengumpulan data, pengumpulan data ini dilakukan melalui:

1. Observasi

Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

32

J. Supranto, Metode Riset dan Aplikasinya di Dalam Riset Pemasaran, hal. 43

33

Amudi Pasaribu, Pengantar Statistik, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), Cet. Ke-6, hal. 219

34

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik, (Bandung: Penerbit Tarsito, 1998), Cet. Ke-8, hal. 100

35

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara: 2008), cet. Ke-10, h. 58


(36)

dan pencatatan secara sistematis terhadap penomena-penomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.36

2. Interview/Wawancara

Tekhnik ini digunakan untuk mendapatkan informasi dengan mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang bersangkutan yaitu tentang keadaan sekolah serta pengaruh penerapan pembelajaran akhlak Terhadap Perilaku (AKHLAK) Siswa.

3. Angket/Kuisioner

Kuisioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal hyang diketahuinya”. Kuisioner juga dapat diartikan “suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti”.37

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1.Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing. Yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Tujuanmya untuk merapihkan data agar bersih dan rapi sehingga dapat mengadakan pengolahan lebih lanjut.

b. Skoring. Yaitu pemberian scor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket, dengan memperhatikan jenis data yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberi scor.

c. Tabulating. Bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah tabel yang

36

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), hal. 76

37

Cholid Narbuko dan Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-6, hal. 76


(37)

mempunyai kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan yang lain.

2. Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel dan menggunakan tekhnik deskriptif prosentase sebagai berikut:

P=

Keterangan:

P = Angka prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya N = Number of cases

Kemudian tekhnik analisa selanjutnya adalah dengan skoring untuk menentukan skor masing-masing responden. Semua pertanyaan dan pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut:

Tabel 1

Skor Item Alternatif Jawaban Responden

Positif (+) Negatif (-)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 2

Tidak pernah 2 Tidak pernah 3

Kemudian dengan melihat rata-rata skor jawaban siswa dengan klasifikasi sebagai berikut:


(38)

Tabel 2

Klasifikasi Skor Angket

Klasifikasi Ket. Jumlah Skor Jawaban

25-50 Rendah

25-50 Sedang

76-100 Tinggi

Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah korelasi product moment, secara operasional analisis data tersebut dilakukan melalui tahap :

a. Mencari angka korelasi dengan rumus

Dengan ketentuan sebagai berikut:

rxy =Angka indeks korelasi “r” product moment N =Number of cases

XY =Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y X =Jumlah seluruh skor X

Y =Jumlah seluruh skor Y38

b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment.

38

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo, 2006), h. 206


(39)

a) Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti dibawah ini:

Tabel 3

Tabel Interpretasi Nilai “r”

“r” disini adalah tanda untuk rumus Product Moment”

Besarnya “r” Product

Moment

Interpretasi

0,00-0,20 korelasi sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan Variabel Y)

0,20-0,40 terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40-0,70 terdapat korelasi yang sedang atau cukup 0,70-0,90 terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90-0,100 terdapat korelasi yang sangat tinggi atau sangat kuat (sempurna)

b) Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degress of freedom (df) yang rumusnya adalah:

Df = N – nr Ket:


(40)

N = number of cases

Nr = banyaknya variabel yang dikoreasikan.

Dengan diperolehnya df atau db maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment taraf signifikasi 5%. Jika ro sama dengan atau lebih besar daripada rt maka Ha disetujui atau terbukti kebenarannya. Jika sebaliknya maka Ho tidak disetujui atau tidak terbukti kebenarannya.39

Selanjutnya untuk mencari dan memgetahui seberapa besar konstribusi variable X terhadap Y digunakan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100 %

KD : Koefisien determination (konstribusi variable X terhadap Y)

r : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y

F. Kisi-kisi instrument

Kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket (daftar pertanyaan) tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket

No Variabel Indikator Butir Soal Jumlah

1 Implementasi

Pembelajaran Akhlak

Akhlak kepada Allah SWT

1, 2 2

Akhlak kepada

Rasulullah

3, 4, 5 3

Akhlak kepada

sesama manusia

6, 7, 8 3

39

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo, 2006), h. 193


(41)

Akhlak kepada Orang Tua

9, 10 2

2 Pengaruh

penerapan akhlak

Berbuat baik di lingkungan sekolah

12, 13, 14, 16, 17

5

Berbuat baik di dalam masyarakat

11, 15, 18, 19, 20


(42)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Qotrun nada Cipayung jaya Pancoran Mas Kota Depok

Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada merupakan salah satu dari sekian banyak Madrasah Tsanawiyah yang ada di kota Depok, jumlahnya sekitar 63 Madrasah. Program pendidikan yang dikembangkan Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah program terpadu, yaitu program pendidikan 6 tahun yang meliputi Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Namun Pondok Pesantren ini juga membuka program pendidikan yang agak singkat yaitu hanya empat tahun bagi para lulusan MTS/SLTP yang ingin melanjutkan studi belajar di pondok ini. Kepala madrasah dalam menjalankan kegiatan proses belajar mengajar di dampingi oleh wakil kepala madrasah, sekretaris, bendahara dan majlis guru.

Kepala madrasah sekarang dijabat oleh Ustadz Drs.H.syamwari Hs dibawah naungan pengasuh (KH. Drs. Burhanuddin Marzuki) dan Dewan Muassis seperti : H. Marzuki, H. Qomaruddin, SE, H. Dan Drs. H.Bahruddin.

B. Lokasi dan Keadaan Geografis Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada.

Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada secara geografis berada di lingkungan RT.02/RW.03 Kelurahan Cipayung Jaya, Pancoran Mas, Kota


(43)

Depok, dan masih berada di lokasi Pondok Pesantren Qotrun Nada, karena keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Qotrun Nada, TK/TPA Qotrun Nada serta Madrasah Diniyah Awwaliyah berada di lokasi kelurahan Pondok Terong. Suhu rata-rata di daerah Cipayung Jaya adalah 27-28 C.

Luas areal MTs Qotrun Nada memang kurang sebanding dengan jumlah santri yang tinggal/mukim di pondok tersebut. Namun hal tersebut tidak menjadi penghalang para pengajar untuk terus mendidik para santrinya supaya menjadi generasi Islam yang berpengetahuan luas dan berakhlak mulia.

Adapun gambaran mengenai luas areal Pondok Pesantren Qotrun Nada bisa dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5

Luas Dan Penggunaan Tanah

No Jenis penggunaan tanah Jumlah Keterangan 1 Gedung Madrasah Aliyah 2000 m2

2 Gedung Madrasah Tsanawiyah

2500 m2

3 Asrama putrid 1000 m2

4 Asrama putra 1500 m2

5 Asrama Asatidz 500 m2

6 Masjid 500 m2

7 Tanah pembebasan 2500 m2

Jumlah 10500 m2

Dari tabel diatas nampak jelas bahwa luas keseluruhan Pondok Pesantren tercatat seluruhnya adalah 10500 m2/1 hektar lebih.

Kondisi fisik Pondok Pesantren Qotrun Nada jika dilihat dari bangunan dan peralatan penunjang adalah sebagai berikut : keadaan gedung permanen dan hampir berupa bangunan-bangunan baru. Sedangkan fasilitas pendukung berupa laboratorium bahasa, perpustakaan,


(44)

masjid, serta pendukung pelengkap berupa lapangan bola voli, sepak bola, basket dan badminton.

Sementara jika dilihat dari sisi kanan kirinya MTs Qotrun Nada dikelilingi oleh perkebunan dan persawahan. Di depan Pondok Pesantren Qotrun Nada terbentang Sungai Kalibaru yang berasal dari aliran bendungan Bogor, sehingga suhu udaranya masih sejuk dan asri.

Keberadaan MTs Qotrun Nada yang berada di tengah-tengah kelurahan Cipayung Jaya, dan dekat dengan jalan raya jalur lintasan Citayam-Depok, Citayam-Ciputat. Serta berdekatan dengan stasiun kereta api lintasan Jakarta-Bogor, hal tersebut memudahkan jalur transportasi menuju Pondok Pesantren dari berbagai arah balik dari arah Depok maupun dari arah Citayam.

C. Sejarah Singkat Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada

Penulis pada bagian ini akan banyak memaparkan sejarah berdirinya MTs Qotrun Nada, hal tersebut dilakukan karena adanya hubungan yang tidak bisa dipisahkan dari keduanya. Berawal dari sebuah Majlis Ta’lim kecil yang berada di lingkungan RT 02/RW 03 kelurahan Cipayung Jaya, yang dahulu hanya mengajarkan Al Qur’an dan Tahsinul Qur’an, lambat laun makin diminati oleh penduduk sekitar. Mereka berasal dari beberapa daerah baik yang berasal dari lingkungan sekitar maupun kelurahan lain. Pada sekitar tahun 1994 mulai dikembangkan sistem penerapan pendidikan Islam melalui ceramah agama baik di Majlis Ta’lim Al Inayah maupun Majlis Ta’lim lain yang masih berada di kelurahan Cipayung Jaya.

Melihat perkembangan dan respon yang cukup baik dari masyarakat sekitar, tergeraklah keinginan Ustadz H. Burhanuddin dan kawan-kawannya untuk mendirikan pendidikan formal yang berbasis Pondok Pesantren modern dengan tidak meninggalkan pelajaran kitab-kitab klasik sebagai panutan mayoritas umat Islam yakni Ahli Sunnah Wal Jama’ah.

Bak gayung bersambut keinginan tersebut mendapat respon baik dari wali santri dan masyarakat sekitar. Maka pada tanggal 9 September 1996


(45)

mulailah pelaksanaan peletakan batu pertama Pondok Pesantren dengan nama Qotrun Nada. Pelaksanaan pelektakan batu pertama dilakukan oleh KH. Syukron Ma’mun ( pengasuh Pondok Pesantren Darurrahman) di dampingi bapak Muhammad Sakam selaku lurah pada waktu itu serta para tokoh masyarakat sekitar kelurahan Cipayung Jaya.

Nama Qotrun Nada secara terjamahan harfiyah berarti setetes embun di pagi hari, dengan memakai falsafah semoga keberadaan pondok ini bisa menjadi penyejuk bagi umat serta diharapkan dapat menciptakan generasi muda Islami yang bisa menjadi penyejuk lingkungan masyarakat sekitarnya. pada tahun 1997 di mulailah kegiatan penerimaan santri baru setingkat Tsanawiyah/SMP, diawali dengan 50 santri pertama yang berasal dari daerah Depok dan sekitarnya. Pada tahun 2000 mulai dibuka pendaftaran santri baru untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah Jumlah pendaftar hanya sekitar 30 santri. Namun KH. Burhanuddin Marzuki selaku pengasuh serta majlis guru yang lain tidak merasa putus asa bahkan mereka lebih bersemangat untuk berhidmat membangun dan mendidik para santri sebagai calon pemimpin masyarakat di masa yang akan datang.

Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada sedikit berbeda dengan Madrasah Tsanawiyah yang lain, karena banyak sekali tambahan pelajaran agama yang diadopsi dari materi pelajaran yang dipelajari madrasah-madrasah di Timur Tengah, Pondok Pesantren modern Gontor, ditambah pelajaran kitab klasik yang banyak dipelajari oleh santri pesantren salaf di Indonesia.

D. Pelaksanaan Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada 1. Pembelajaran Akhlak

Dalam proses belajar mengajar di kelas seorang guru yang menjadi

center of knowlege di kelas tersebut, sehingga interaksi antara siswa dengan guru kurang efektif dan bahkan suasana kadang-kadang tidak kondusif, dikarenakan suara guru terbatas untuk bisa di dengar oleh siswa apalagi siswa di kelas tersebut mencapai 40-50 siswa sehingga siswa menjadi gaduh atau melakukan sesuatu tanpa memperhatikan guru.


(46)

Pembelajaran akhlak di sekolah tersebut menggunakan metode ceramah, karena keadaan kelas yang ramai atau gaduh bisa di tegur oleh kepala sekolah agar kelas tersebut bisa tenang. Menurut kepala sekolah tersebut keadaan kelas yang tenang itu baik, bukan yang ramai atau gaduh.1

2. Kurikulum

Adapun kurikulum yang digunakan oleh sekolah MTS Qotrun Nada ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Keteladanan

Keteladanan yang dicontohkan oleh para guru dan khususnya oleh guru agama cukup baik untuk diteladani oleh seluruh siswa khususnya oleh siswa kelas MTS Qotrun Nada. Keteladan tersebut dapat terlihat dari cara berpakaian guru yang rapih, sebelum dan sesudah belajar membaca do’a bersama-sama, berbicara lemah lembut dan baik ketika menjelaskan materi serta banyak lagi perilaku guru yang menjadi suri tauladan bagi siswa kelas IX tersebut.

4.Kendala-Kendala

Kendala yang paling sering ditemui dalam pembelajaran akhlak yaitu siswa dan waktu . Karena kedua hal tersebut merupakan dua komponen yang saling berkaitan. Dari segi anak didik sendiri, bisa ditemukan bahwa perilaku si anak sudah terbentuk sebelum mereka memasuki dunia sekolah, baik perilaku yang buruk atau perilaku yang mulia, karena adanya interaksi antara si anak dengan lingkungan hidupnya, baik lingkungan keluarga atau pun lingkungan bermainnya, dan tentunya interaksi mereka dengan dunia luar jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan interaksi di Sekolah, sehingga sangat tidak mungkin dalam waktu hanya dua jam di dalam kelas atau di sekolah untuk merubah anak didik memiliki akhlak mulia dengan cepat. oleh sebab itu alokasi waktu sangat berpengaruh terhadap penanaman akhlak.2

1

Wawancara langsung dengan Kepala Sekolah

2


(47)

E. Identitas madrasah

Nama Madrasah : MTs. Qotrun Nada

Alamat Jalan : Pondok Pesantren Qotrun Nada Rt 02/03 No.1

Kelurahan : Cipayung Jaya

Kecamatan : Cipayung

Kota : Depok

Propinsi : Jawa Barat

No Tlp : ( 021 ) 7764063

1. Nama Yayasan : Yayasan Qotrun Nada 2. Pejabat Pembuat Akta : R.Kusmartono, SH

3. Nomor Akta : 01. Tanggal 1 Oktober 2001 4. Alamat Yayasan & No Tlp. : Jln. Pondok Pesantren Qotrun Nada

Cipayung Jaya Cipayung Kota Depok ( 021 ) 7764063

5. Nomor Statistik : 121232760046 6. Tahun berdiri : 1997

7. Tahun beroprasi : 2000

8. Nama Pendiri : 1. H. Marzuki HS 2. H. Nasri

9. Nama Kepala Madrasah : Drs. H. Syamwari HS

10. Kepemilikan tanah : Yayasan

a. Status tanah : Hibah dan Wakaf b. Luas Tanah : 15000 M 2


(48)

11. Status bangunan : Milik Yayasan a. Surat izin bangunan : -

b. luas seluruh bangunan : 10000 M 2

F. Visi dan Misi Mts Qotrun Nada a. Visi

ﺢﻠﺻﻷا ﺪﯾﺪﺠـﻟﺎﺑ ﺬﺧﻷاو ﺢﻟﺎﺼﻟا ﻢﯾﺪﻘﻟا ﻰﻠﻋ ﺔﻈﻓﺎﺤـﻤﻟا

“ Menjaga tradisi yang lama dan mengambil tradisi baru yang lebih baik ”

b. Misi

 Mencipatakan Generasi Yang Berakhlakul Karimah  Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiyah

 Mampu Menjalankan Perintah & Menjauhi Larangan Allah SWT G. Struktur Organisasi MTs Qotrun Nada

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan memerlukan suatu organisasi yang baik agar kegiatan sekolah dapat dilasanakan sesuai dengan kemampuan dan keahlian setiap organisator. Dengan demikian tujuan pendidikan yang diemban oleh sekolah akan tercapai. Dari struktur organisasi tersebut akan tampak tugas dan wewenang serta jabatan masing-masing personil. Adapun struktur organisasi MTs Qotrun Nada adalah sebagai berikut:

Tabel 6 Struktur Organisasi

Madrasah Tsanawiyah Qotrun Nada Tahun Pelajaran 2010/2011

1. Penanggung Jawab : Yayasan Qotrun Nada 2. Kepala Madrasah : Drs. H.Syamwari 3. Wakil Kepala : Achyanuddin Syakier


(49)

4. Wakil Kepala : Drs. Ahmad Suja’i

5. Sekretaris : Muhammad Fitri Yadi, S.HI - Kabag Administrasi : Anwar Zainuddin

- Staff Tata Usaha : Humaidi Mufa 6. Bendahara : Raudhatul Millah 7. Pembina ISQN : Sandy Maelaz 8. Pembina Pramuka : Ahmad Fathony

9. Koordinator Komputer : Saipul Hidayat, S.H.I 10. Koordinator Perpustakaan : Hendra Hidayat, S.H.I 11. Koordinator Asrama : Liana Sari

: Juli Iskandar 12. Koordinator Bahasa : Ulfa Nauriyah

H. Kurikulum Mts Qotrun nada

Adapun kurikulum yang digunakan oleh sekolah MTs Qotrun Nada ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai berikut:

Tabel 7

Daftar Materi Pelajaran MTs. Qotrun Nada

Kelas : III (Tiga)

NO MATERI PELAJARAN ALOKASI

WAKTU

1. Al-Qur’an Hadits 4

2. Aqidah Akhlak 2

3. Fiqih 2

4. S K I 2


(50)

6. Bahasa/Sastra Indonesia 4

7. Matematika 4

8. I P A : Biologi 2

Fisika 2

9. Bahasa Inggris 2

10. Grammar 2

11. Insya 6

12. Dirasah Arabiyah 6

13. Tarikh Khulafaa 2

Jumlah Jam Pelajaran 46

Khusus pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Akhlak) mulia, dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama

I. Keadaan Guru, Karyawan, Siswa, dan Sarana Prasarana MTs Qotrun Nada

a. Keadaan Guru

Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru pemegang peranan utama, karena ia adalah faktor yang menentukan bagi keberhasilan pengajaran karena tanpa guru proses belajar mengajar tidak akan langsung, dengan demikian tujuan pendidikan akan tercapai.

Saat ini semua bidang studi di MTs Qotrun Nada dipegang oleh guru-guru yang memiliki kompetensi tinggi, mereka adalah sarjana-sarjana dari berbagai perguruan tinggi baik negri maupun swasta.


(51)

Adapun jumlah guru yang mengajar di MTs Qotrun Nada berjumlah 39 orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 8

DATA JUMLAH GURU

NO NAMA PENDIDIK L/

P PENDIDIKAN TGS

1. H. Drs .Syamwari HS L S1 UIKA Bogor 1996

2. Yayah Ummu Adiyah,S.Ag. P S1 IAIN Jakarta 1996 3. Drs.Ahmad Suja’I L S1 Univ. Pakuan Bogor 1996 4. Drs.Mukri L S1 UIKA Bogor 1996 5. Oon Haeronah, S.Pd.I P S1 Sholahuddin Al Ayubi 1996

6. Zaenal Arifin, S.Ag L S1 UIKA Bogor 1998

7. Nani Prihatini P PP.Daarul Rahman Jkrta 1998

8. Drs. H. Abdul Choir L S1 PTIQ Jakarta 1999

9. H.Samulloh, S.Ag L S1 IAIN SGJ Bandung 1999

10. Musa Abadi Wahab, S.Pd.I L S1 Sholahuddin Al Ayubi 2001 11. Komaruddin, S.Pd.I L S1 STAI Laa Roiba Bogor 2001 12. Rostiawati.S.Pd P S1 IKIP Muhamadiyah Jkrta 2003

13. Hendra Hidayat, S.H.I L S1 UIN Jakarta 2003

14. Mulyadi, S.S L S1 UIN Jakarta 2004

15. Ahmad Sarifullah, ST L S1 UNAS Jakarta 2004

16. Saipul Hidayat, S.H.I L S1 UIN Jakarta 2004

17. Syamsul Rizal, S.H.I L S1 UIN Jakarta 2004

18. Muhammad Fitriyadi, S.H.I L S1 UIN Jakarta 2004 19. Ahmad Fauzi Bahtiar, S.Pd.I L S1 STAI Laa Roiba 2005 20. Anwar Zainuddin L Pon-Pes. Qotrun Nada 2005

21. Umi Kusumawati P Pon-Pes. Qotrun Nada 2007


(52)

23. Sandy Maylaz L Pon-Pes Qotrun Nada 2008 24. Muhammad Ali S.Pd.I L S1 IAIN SGJ Bandung 2001

25. Liana Sari P Pon-Pes Qotrun Nada 2008

26. Alfian Haikal L Pon-Pes Qotrun Nada 2008

27. Ubaidillah, S.Pd.I L S1 STAI Laa Roiba 2004

28. Makmun nawawi L Pon-Pes Qotrun Nada 2009

29. Sahril aziz L Pon-Pes Qotrun Nada 2009

30. Maswanih P S1 Unindra 2010

31. Farida P Pon-Pes Qotrun Nada 2009

32. Muhammad Fahmi L Pon-Pes Qotrun Nada 2010

33. Rian Darusman L Pon-Pes Qotrun Nada 2010

34. Mukhtar L Pon-Pes Qotrum nada 2010

35. Ega Nur Alfiyah P Pon-Pes Qotrun Nada 2010

36. Alfiyah P Pon-Pes Qotrun Nada 2010

37. Zakiyah P Ponpes Ummul Quro 2010

38. Raden Salamun, S.Pd. L S1 UPI Bandung 2006

39. Jamilatul Chasna P Pon-Pes As Sunniyah 2010

b. Keadaan Karyawan

Karyawan merupakan salah satu unsur tenaga kependidikan, tenaga kependidikan lainnya harus bekerjasama dengannya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Dengan terjalinnya hubungan baik antara mereka, maka akan terjalin kerjasama yang baik pula dan proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan baik. Adapun karyawan yang membantu jalannya proses 10 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 9

Karyawan - Karyawan Mts Qotrun Nada

No Nama Jabatan Pendidikan Akhir


(53)

c. Keadaan Siswa

Kemajuan sekolah tidak diukur dari segi fasilitas gedung yang mewah, melainkan didukung oleh kuantitas dan kualitas siswa, karena mereka adalah subjek dan sekaligus objek pendidikan. Siswa MTs Qotrun Nada 2010/2011 berjumlah 623 siswa dengan keterangan sebagai berikut:

Tabel 10

Siswa-Siswa MTs Qotrun Nada Data Jumlah Siswa

NO KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH

SISWA

JUMLAH ROMBEL

L P

1 VII 111 114 225 6

2 VIII 98 90 188 6

3 IX 103 107 210 4

JUMLAH 273 280 623 16

d. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana disekolah dapat mendukung kelancaran proses pendidikan, kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki akan mempengaruhi kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dan tentunya

2 Ardy Tya Wak.Koperasi SMA

3 Saifullah Keu.Koperasi SMA

4 Ri’an Pembangunan SMA

5 Sobari Pembangunan SMA

6 Bahtiar Pembangunan SMA

7 Supriyadi Pembangunan SMA

8 Asep Pembangunan SMA

9 Adhe Supriyantna Dapur SMA


(54)

akan mempengaruhi kemajuan dan mutu lulusannya. Adapun sarana prasarana yang dimiliki Mts Qotrun Nada tahun 2010/2011 adalah sebagai berikut:

Tabel 11

Sarana dan Prasarana Mts Qotrun nada Fasilitas yang kami miliki hingga saat ini antara lain :

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Blok Bangunan Untuk Asrama Putra Dan Fasilitas Mcknya 2 2 Blok Bangunan Untuk Asrama Putri Dan Fasilitas Mcknya 2

3 Ruang Kantor 2

4 Masjid Untuk Kegiatan Ibadah Khusus Santri Putra Dan Putri 2

5 Ruang Untuk Laboratorium Computer 2

6 Ruang Asrama Ustadz 1

7 Ruang Asrama Ustadzah 2

8 Ruang Dapur Umum 1

9 Ruang Kelas Permanent 12

10 Ruang Kelas Semi Permanent/Darurat 17

11 Ruang Kantor Organisasi Santri Plus Asrama Pengurus 1

12 Ruang Kantin Santri 2

13 Ruang Perpustakaan 1

14 Gudang 1

J. Deskripsi Data

Untuk mengetahui lebih jelas bagaimana implementasi pembelajaran akhlak pada siswa kelas IX di Mts Qotrun Nada di bawah ini penulis menjabarkan dalam bentuk tabel-tabel hasil dari penelitian:

Tabel 12


(55)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 52,5 % responden yang selalu melaksanakan salat lima waktu, yang kadang-kadang melaksanakan salat lima waktu ada 40%, dan 7,5 % yang tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mayoritas disekolah ini rajin melaksanakan salat lima waktu.

Tabel 13

Saya melaksanakan puasa dibulan ramadhan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 57,5 % responden yang selalu berpuasa di bulan ramadhan, yang kadang-kadang melaksanakan salat lima waktu juga ada 35 %, dan siswa yang tidak pernah ada 7,5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mayoritas siswa melaksanakan puasa dibulan ramadhan.

Tabel 14

Saya membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW

Alternative Jawaban F %

Selalu 21 52,5

Kadang-kadang 16 40

Tidak pernah 3 7,5

Jumlah N= 40 100%

Alternative Jawaban F %

Selalu 23 57,5

Kadang-kadang 14 35

Tidak pernah 3 7,5

Jumlah N= 40 100%


(56)

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 50 % responden yang selalu membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang kadang-kadang membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW ada 45 %, dan 5% yang tidak pernah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mayoritas masih mencintai Rasulullah.

Tabel 15

Saya berkata jujur sesuai tuntunan Rasulullah

Dari fakta dilapangan mengenai Siswa berkata jujur sesuai tuntunan Rasulullah, didapatkan sebanyak 23 siswa atau 57,5 % menyatakan selalu, 15 siswa atau 37,5 % menyatakan kadang-kadang, sedangkan 5% menyatakan tidak pernah jadi dapat disimpulkan bahwa Mayoritas Siswa berkata jujur sesuai tuntunan Rasulullah.

Tabel 16

Saya mempunyai sifat sabar seperti Rasulullah

Selalu 20 50

Kadang-kadang 18 45

Tidak pernah 2 5

Jumlah N= 40 100%

Alternative Jawaban F %

Selalu 23 57,5

Kadang-kadang 15 37,5

Tidak pernah 2 5

Jumlah N= 40 100%

Alternative Jawaban F %

Selalu 14 35


(57)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 35 % responden yang mempunyai sifat sabar, yang kadang-kadang bersabar ada 55 %, dan siswa yang tidak pernah ada 10%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa jarang mempunyai sifat sabar seperti Rasulullah.

Tabel 17

Saya senang membantu teman yang sedang kesulitan

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 52,5 % responden yang selalu senang membantu teman yang sedang kesulitan, yang kadang-kadang senang membantu teman yang sedang kesulitan 45%, dan yang tidak pernah membantu teman yang sedang kesulitan ada 2,5% . Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa senang membantu teman yang sedang kesulitan.

Tabel 18

Apakah kamu merasa senang, kepada teman mu, apabila teman mu mendapatkan sesuatu

Tidah pernah 4 10

Jumlah N= 40 100%

Alternative Jawaban F %

Selalu 21 52,5

Kadang- kadang 18 45

Tidah pernah 1 2,5

Jumlah N=40 100%

Alternative Jawaban F %


(58)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 40 % responden yang selalu senang jika teman mendapatkan sesuatu memberi, yang kadang-kadang senang jika teman mendapatkan sesuatu ada 57,5 %, dan yang tidak pernah senang jika teman mendapatkan sesuatu ada 2,7%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa jarang senang jika teman mendapatkan sesuatu.

Tabel 19

Saya senang menyenangkan hati orang lain

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 55 % responden yang selalu senang menyenangkan hati orang lain, yang kadang-kadang senang menyenangkan hati orang lain ada 42,5%., dan yang tidak pernah senang menyenangkan hati orang lain ada 2,5%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa senang menyenangkah hati orang lain.

Tabel 20

Bila saya salah dalam berbuat, saya sangat senang mendengarkan nasehat orang tua saya

Kadang-kadang 23 57,5

Tidah pernah 1 2,5

Jumlah N= 40 100%

Alternative Jawaban F %

Selalu 22 55

Kadang-kadang 17 42,5

Tidah pernah 1 2,5

Jumlah N= 40 100%

Alternative Jawaban F %

Selalu 24 52,5

Kadang-kadang 15 37,5


(59)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 52,5% responden yang selalu senang mendengar nasehat orang tua, yang kadang-kadang senang mendengar nasehat orang tua ada 37,5 %, dan yang tidak pernah senang mendengar nasehat orang tua ada 2,5% Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa jarang senang mendengar nasehat orang tua.

Tabel 21

Ketika hendak berangkat sekolah, saya mencium tangan orang tua saya

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada 75 % responden yang selalu mencium tangan orang tua, yang kadang-kadang mencium tangan orang tua ada 20 %. Dan yang tidak pernah mencium tangan orang tua ada 5 %.Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa mencium tangan orang tua.

Tabel 22

Saya memberi salam ketika bertemu teman atau guru

Jumlah N= 40 100%

Alternative Jawaban F %

Selalu 30 75

Kadang-kadang 8 20

Tidah pernah 2 5

Jumlah N= 40 100%

Alternative Jawaban F %

Selalu 20 50

Kadang-kadang 19 47,5

Tidah pernah 1 2,5


(1)

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, dan setelah menganalisis data, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa Implementasi Pembelajaran Akhlak di MTs Qotrun Nada cukup bagus ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y bertanda positif memperhatikan besarnya rxy yang diperoleh yaitu 0,59. ini berarti korelasi antara Pembelajaran akhlak terhadap siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiah Qotrun Nada tergolong sedang atau cukupan.dilihat dari jawaban siswa bahwa pelaksanaan pembelajaran akhlak di MTs Qotrun Nada mempengaruhi akhlak siswa, Pengaruhnya sebesar 35% dan 65% dipengaruhi oleh faktor lain diantara nya ialah keluarga, lingkungan, teman, dll.

B. Saran

1. Setelah melihat hasil penelitian bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan pembelajaran akhlak terhadap Akhlak siswa, maka hendaknya guru Pendidikan Agama Islam (Akhlak) mempertahankan pelaksanaan yang selama ini dikatakan baik, bahkan diharapkan jauh lebih baik lagi.

2. Guru Pendidikan Agama Islam (Akhlak) diharapkan tetap mempertahankan eksistensinya sebagai seorang guru Bidang studi agama yang profesional yang melandaskan segala hal pada al-Qur’an dan al-Hadis.

3. Siswa diharapkan tetap selalu mengikuti semua kegiatan keagamaan yang diadakan di sekolah dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan


(2)

sehari-62

hari apa-apa yang diperintahkan oleh Allah SWT seperti yang sering di ajarkan guru bidang studi di sekolah.

4. Penulis berharap, sekecil dan sesederhana apapun kajian ini dapat bermanfaat bagi para pemerhati dan praktisi pendidikan, khususnya pendidikan Islam di negeri ini.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Armai,

Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam

, Jakarta: Ciputat Press,

2002, cet. Ke-2

Hartati, Netty,

Islam Dan Psikologi,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004

Tohirin,

Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

, Jakarta: PT Raja Grafindo

persada,2005, Cet Ke-1

Sadiman,

Arief.S

et

al,

Media

Pendidikan

:Pengertian

Pengembangan,

Dan

Pemanfaatannya

Jakarta :Rajawali ,1986, Cet Ke-1

Zainudin,dkk,

Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghozali

, (Jakarta: Bumi Aksara,1991),cet,1

Syah,Muhibbin

Psikologi Belajar

, Jakarta : logos,1999,Cet.Ke- 1

Asmaran .

Pengantar Akhlak

, Jakarta:Raja Grafindo Persada,1994 ,Cet,Ke – 2

Nata, Abuddin, dan Fauzan.

Pendidikan Dalam Perspektif Hadist

, Jakarta

Presss,2005),CetKe- 1

Nata, Abuddin,

Akhlak Tasawuf

, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996

Sudarsono,

Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja

, (Jakarta: Bina Aksara, 1989

)

An Nahlawi, Abdurrahman,

Pendidikan Islam Di Rumah Sekolah Dan Masyarakat

,

(Jakarta: Gema Insani, 1995)

Departemen Agama Republik Indonesia,

Al-Quran dan Terjamahannya

, Bandung:

Diponegoro, 2007

Kurikulum Madrasah Tsanawiyah,

GBPP Mata Pelajaran Akhlak,

(Jakarta: DEPAG

Darajat, Zakiah,

Pendidikan islam dalam keluarga dan sekolah

, Jakarta ruhama ,1995 , cet.

2

Halim Mahmud

,

Ali Abdul,

Akhlak Mulia,

Gema Insani Press, Jakarta: Cet I. 2004

Indra Kusuma, Amir,

Pengantar Ilmu Pendidikan

, (Surabaya: Usaha Nasional,1973),

Al Jazairy, Abu bakar,

Ilmu dan Ulama

:

pelita kehidupan dunia, dan akhirat

(Jakarta:

pustaka azzam,2001),cet.1

Agus, Bustanuddin,

Al Islam,

Buku Pedoman Kuliah Mahasiswa untuk Mata Pelajaran

PAI

, (Jakarta : PT. RajaGrapindo Persada ,1993), cet,I


(4)

Bakri, Nazar. 1994.

Praktis dan Metodologi Penelitian

. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.

Cet ke-1

Mardalis,

Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal,

Jakarta: Bumi Aksara: 2008, cet.

Ke-10

Mulyasa, E.,

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007,

cet. Ke-3

Narbuko, Cholid dan Ahmadi,

Metodologi Penelitian

, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

AR, Zahrudiin dan Hasanuddin Sinaga.2004.

Pengantar Studi Akhlak

, Jakarta: Rajawali

Press

Risnayanti,

Implementasi Pendidikan Agama Islam Di Taman Kanak-Kanak Islam

Ralia

Jaya Villa Dago Pamulang

,

Skripsi

(Jakarta: Perpustakaan Umum, 2004)

M. Echols, John dan Sadizly, Hasan,

Kamus Inggris Indonesia

, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama,1995)

Pasaribu, Amudi,

Pengantar Statistik

, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983, Cet. Ke-6

Ramayulis,

Ilmu Pendidikan Islam

, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, cet. Ke-1

Sudijono, Anas,

Pengantar Evaluasi Pendidikan

, Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996

Sudijono, Anas,

Pengantar Statistik Pendidikan

, Jakarta: PT Grafindo, 2006

Supranto, J.,

Metode Riset dan Aplikasinya di Dalam Riset Pemasaran

Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974

Surakhmad, Winarno,

Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metoda Teknik,

Bandung:

Penerbit Tarsito, 1998, Cet. Ke-8

Syaodih Sukmadinata, Nana,

Metode Penelitian Pendidikan

, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006, Cet. Ke-2

Perum Penerbitan dan Percetakan,

Kamus Besar Bahasa Indonesia

, Jakarta: Balai Pustaka,

1998

Ghazali, Imam,

Ihya ulumudin

, Darur Riyan 1987

Ardani, Moh,

Akhlak tasawuf Nilai-Nilai akhlak /budi pekerti dalam ibadat dan tasawuf,

Jakarta CV, Karya Mulia Cet-2


(5)

Angket Untuk Siswa

Mengenai Implementasi Pembelajaran Akhlak dan pengaruh nya Pada Siswa Kelas IX Di Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Qotrun Nada

A. Petunjuk

1. Berikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a, b/c) yang anda anggap sesuai dengan keadaan dari pendapat atas pertanyaaan di bawah ini.

2. Angket ini bertujuan ilmiah untuk penelitian kependidikan

3. Terima kasih atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi angket B. Identitas Responden

1. Nama : (identitas tidak usah ditulis) 2. Kelas:... . ...

1. Saya rajin melaksanakan shalat lima waktu

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 2. Saya melaksanakan puasa dibulan ramadhan

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 3. Saya membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 4. Saya berkata jujur sesuai tuntunan Rasulullah

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 5. Saya mempunyai sifat sabar seperti Rasulullah

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 6. Saya senang membantu teman yang sedang kesulitan a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

7. Apakah kamu merasa senang ,bila teman kamu mendapatkan sesuatu a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

8. Saya senang menyenangkan hati orang lain

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

9. Bila saya salah dalam berbuat , saya senang mendengarkan nasehat orang tua a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah


(6)

10.Ketika saya hendak berangkat kesekolah ,saya mencium tang orang tua saya a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

11.Saya memberi salam ketika bertemu teman atau guru a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 12.Saya memiliki sifat tawadhu

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 13.Saya bersyukur atas nikmat Allah

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

14.Saya termasuk siswa yang selalu Qana’ah dengan apa yang sudah saya miliki a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

15.Setiap hari saya membaca al-Qur’an

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 16.Saya senang mengikuti salat berjamaah

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah 17.Saya aktif mengikuti kegiatan keagamaan

a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

18.Apabila ada waktu istirahat, dan bertepatan dengan waktu shalat dhuha. a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

19.Saya suka memberikan uang atau sedekah kepada orang yang tidak mampu a.selalu b.kadang-kadang c. Tidak pernah

20. Saya mematikan TV saat adzan tiba walaupun sedang asyik menonton film kesayangan