Kelemahan Kelompok Studi Lemahnya Penetrasi Metode Gerakan Mahasiswa 1981-1990

keempat metode gerakan mahasiswa itu tadi. Masalahnya, batasan atau indikator itu sendiri berupa apa? Di satu sisi, batasan ini seyogyanya mengacu kepada pencapaian ideal lahirnya sebuah gerakan mahasiswa. Itu berarti kembali kepada hakikat lahirnya sebuah gerakan mahasiswa. Yaitu terwujudnya sebuah perubahan atau tatanan yang baru. Meliputi segala aspek kehidupan di bidang politik, ekonomi, social-budaya. Dan sebagai pertanda untuk mengarah ke sana diperlukan sebuah momentum. Inilah kiranya batasan atau indikator yang dapat disematkan kepada pertanyaan mengenai kemaksimalan keempat metode gerakan mahasiswa pada periode 1980-an. Maka, dari sini penulis dapat memberikan jawaban bahwa metode gerakan mahasiswa banyak mengalami kelemahan atau kendala. Di mana hal ini berdampak pada kegagalan pencapaian ideal sebuah gerakan mahasiswa.

4.2.1 Kelemahan Kelompok Studi

Salah satu sebab kemunculan kelompok studi KS adalah sebagai dampak dari keluarnya kebijakan NKKBKK. Oleh karenanya, mahasiswa membuat alternatif gerakan yang posisinya lebih aman safety. Kelahiran KS memang Universitas Sumatera Utara diutamakan sebagai media untuk menajamkan daya analisa yang lebih kritis terhadap segala fenomena sosial-politik yang terjadi. Namun, pada perjalanannya keberadaan KS ini banyak mengalami kendala yang pada akhirnya menghambat proses pergerakan mahasiswa itu sendiri. Beberapa kendalanya yaitu: pertama, anggota KS kurang aktif dalam mengkampanyekan isu-isu perubahan sosial melalui mekanisme turun ke jalan turjal. Kalau pun ada jumlahnya relatif sangat sedikit. 65 Kedua, munculnya sifat elitis KS dan terjebak pada kajian teori semata. Dampaknya, KS tidak terlalu berhasil dalam membaca kondisi atau fenomena sosial yang sesungguhnya. Lebih jauh, pola ini membuat KS tidak berhasil dalam menciptakan momentum. Ketidakberhasilan ini sudah bisa diprediksi sebelumnya. Karena pada awalnya KS sangat menekankan timbulnya kesadaran hanya terpaku melalui kontinuitas diskusi-diskusi. Alasan yang sama juga dikatakan oleh Bonar Tigor Naipospos yang menyebutkan KS lebih bersifat exercise dan teoritis belaka. Maksudnya, kalau toh 65 Menurut Denny J.A, gejala ini dapat dimaklumi. Pasalnya, KS ada bertujuan untuk mengangkat kembali tradisi lama yang telah hilang dari generasi muda: membaca dan menulis. Oleh karenanya mahasiswa dengan romantisme sejarah KS pada awal abad ke-20, mencoba untuk menghidupkannya kembali. Ibid., hal., 45-46 Universitas Sumatera Utara ada kritikan terhadap kebijakan pemerintah, itu hanya disuarakan di internal mereka saja. Belum ada usaha lebih jauh dari itu. 66 Ketiga, anggapan bahwa pembentukan KS ternyata mempunyai fondasi yang sangat cair dan lentur. KS pada perjalanan sejarahnya tidak mempunyai garis ideologi yang jelas. Apakah mereka berada di garis “kiri” atau “kanan”? Rizal Mallarangeng menggambarkannya sebagai berikut. Ketika mahasiswa berdiskusi dengan Nurcholis Madjid, maka mahasiswa sependapat dengannya. Namun, di lain kesempatan, jika berdiskusi dengan Arif Budiman, maka mahasiswa sangat terinspirasi dengan cita-cita pemikiran sosialis. Lebih jauh dirinya menyebutkan bahwa KS terbentuk oleh garis pemikiran politik romantisme perubahan. Atau utopia belaka. Sehingga, seiring perjalanan waktu keberadaan KS tidak lagi direspon secara positif oleh mahasiswa sebagai media untuk menyalurkan ide-ide perubahan sosial-politik. 67 66 Muridan S. Widjojo, Op., Cit., hal., 81 dan Fahruz Zaman Fadhly ed., Op., Cit., hal., 49 Ketiga hal inilah yang menjadi faktor utama kenapa KS pada periode 1981-1990 tidak banyak memberikan sumbangsih atau peranan yang nantinya dapat mengkristal menjadi sebuah momentum baru bagi gerakan mahasiswa. 67 Rizal Mallarangeng, Log., Cit. Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Kelemahan Ornop atau LSM