Sejarah Singkat Jakarta GAMBARAN UMUM JAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM JAKARTA

2.1 Sejarah Singkat Jakarta

Seperti umumnya kota-kota besar lain di Indonesia, Jakarta juga mempunyai riwayat panjang tentang sejarah berdirinya. Jakarta saat ini adalah bermula dari pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa. Pelabuhan ini sendiri berada di bawah taklukan kerajaan Pajajaran yang beragama Hindhu. Sunda Kelapa merupakan pelabuhan yang strategis. Setidaknya hal ini sesuai dengan laporan musafir Portugis yang bernama Tome Pires. Di mana ia menyebutkan Sunda Kelapa dapat menghasilkan 1000 bahar lada, sepuluh jung beras setiap tahun, emas, sayuran, lembu, babi, dll. 11 Karena alasan strategis perdagangan inilah, bangsa Portugis yang telah menduduki Malaka sejak tahun 1511, mengadakan perjanjian kerjasama dengan Sunda Kelapa pada tanggal 21 Agustus 1522. Selain alasan ekonomis, Portugis 11 Abdurracman Surjomihardjo, Perkembangan Kota Jakarta, Jakarta: Lembaga Research Kebudayaan Nasional LKRN Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI bekerjasama dengan Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta, 2000, hal., halaman tidak diketahui Universitas Sumatera Utara juga berniat untuk membangun benteng pertahanan. 12 Namun, niat Portugis ini tidak kesampaian karena Sunda Kelapa terlebih dahulu keburu jatuh ke tangan Fatahillah, menantu Sultan Demak, Trenggana, yang juga dibantu oleh kerajaan demak 13 . Ini terjadi di tahun 1527. Dan pada tanggal 22 Juni 1527 Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta. 14 Pengalihan kekuasaan ini sendiri tidak mengurangi peranannya sebagai pelabuhan yang strategis. Di satu sisi, bangsa Belanda telah tiba di Nusantara, tepatnya di Banten pada bulan Juni 1596. Kedatangan bangsa Belanda ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Dan tak lama kemudian ia pun menjadi kerajaan islami. 15 12 Ibid., Lihat juga Edi Sedyawati, Supratikno Rahardjo, dkk., Sejarah Kota Jakarta 1950-1980, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, 1987, hal., 15 Namun, kehadiran mereka di Banten tidak mendapatkan sambutan yang baik. Hal ini dikarenakan sikap monopoli perdagangan Belanda. Tahun 1619 terjadilah pertempuran antara Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterszoon Coen dengan Banten dan Inggris. Pertempuran ini sendiri untuk memperebutkan Jayakarta. 13 Demak sebelumnya bagian dari Pajajaran. Namun, memisahkan diri seiring masuknya agama Islam ke sana. Ibid. 14 Ibid. 15 M.C. Ricklefs, Op., Cit., hal., 38 Universitas Sumatera Utara Akhirnya, Belanda dapat menduduki Jayakarta. Kemenangan ini karena adanya dukungan Kerajaan Banten yang balik menyerang Inggris. Keputusan Banten ini di dasari bahwa lebih menguntungkan jika Belanda yang menguasai Jayakarta dibandingkan Inggris. 16 Keputusan ini ternyata di kemudian hari sebuah blunder. Pada bulan Mei 1619, JP Coen dengan armada kapal yang lebih besar memukul balik Banten untuk segera menguasai secara keseluruhan dari Jayakarta 17 Dengan alasan pelabuhan yang strategis, maka Belanda pun dengan segera memindahkan VOC dari markasnya di Banten ke Batavia. Selain digunakan sebagai pelabuhan perdagangan, Batavia juga dijadikan sebagai pusat kekuatan militer VOC. Seiring waktu, Batavia berkembang menjadi kota yang modern. Berbagai macam infrastruktur pun dibangun. Seperti jalan, trem, kantor, istana. Batavia juga mulai di padati penduduk. Baik yang berasal dari Eropa, Cina maupun penduduk lokal nusantara yang hijrah ke Batavia. . Dan sejak saat itulah nama Jayakarta berubah menjadi Batavia, yang berasal dari suku bangsa Jerman kuno di Belanda. 16 Ibid., hal., 45 17 Ibid. Universitas Sumatera Utara Pada masa pendudukan Jepang 1942-1945 Batavia diubah lagi menjadi Jakarta. Dan melalui peraturan UU no 10 tahun 1964, Jakarta ditetapkan sebagai pusat Ibukota dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2 Keadaan Geografis