2. Jumlah Responden
Dalam penelitian kualitatif, sampel tidak diarahkan pada jumlah yang besar, tidak ditentukan secara baku sejak awal tetapi dapat berubah sesuai dengan
pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian Sarakantos dalam Poerwandari, 2007. Strauss dalam Irmawati, 2002 mengatakan juga bahwa
tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah minimal yang harus dipenuhi. Apabila data yang dikumpulkan telah cukup mendalam maka dapat diambil dengan jumlah
sampel yang kecil. Dalam penelitian ini, subjek berjumlah dua orang.
3. Prosedur Pengambilan Responden
Prosedur pengambilan responden dalam penelitian ini berdasarkan prosedur penentuan sumber data oleh Patton dalam Alwasilah, 2008 yaitu
purposeful sampling yakni penentuan responden yang betul-betul diupayakan terpilih atau tersertakan untuk memberikan informasi penting mengenai kejadian
tertentu.
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Data dari Yayasan Pusaka Indonesia menunjukkan kasus child abuse paling banyak ditemukan di Kota
Medan.
C. METODE PENGAMBILAN DATA
Teknik pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Namun dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam depth interview.
Wawancara
Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu
berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan
lain. Melalui wawancara, peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam in-depth information.
Pendekatan wawancara yang digunakan adalah wawancara informal dan wawancara dengan pedoman umum. Proses wawancara sepenuhnya berkembang
dari pertanyaan-pertanyaan spontan dalam interaksi alamiah. Meskipun begitu, wawancara dalam penelitian ini juga mencantumkan pedoman wawancara yang
sangat umum yakni mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Dengan demikian, responden yang menjadi subjek penelitian
tidak menyadari dirinya sedang mengalami situasi wawancara yang kaku dan formal untuk menggali data.
Selain wawancara, peneliti nantinya akan mengamati beberapa aspek komunikasi nonverbal yang diperlihatkan oleh responden dalam penelitian.
Observasi ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan, pesan-pesan yang bercampur, ketidakcocokan, dan konflik pada responden Minauli, 2006.
Observasi juga digunakan dalam rangka mengetahui bagaimana repon responden
Universitas Sumatera Utara
dalam mengungkapkan peristiwa yang telah dialaminya. Lewat observasi ini, peneliti akan melihat sendiri pemahaman yang tidak terucapkan tacit
understanding, bagaimana teori digunakan langsung theory-in-use, dan sudut pandang responden yang tidak tergali lewat wawancara.
D. ALAT BANTU PENGUMPULAN DATA
Pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan dianalisis didasarkan atas “kutipan” hasil wawancara dan observasi. Oleh
karena itu, pencatatan data harus dilakukan denga cara yang sebaik dan setepat mungkin. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, untuk itu
diperlukan instrumen atau alat penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data Moleong, 1996.
Alat bantu yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah alat perekam yaitu tape recorder dan pedoman wawancara.
1. Alat Perekam Recorder
Alat perekam digunakan untuk memudahkan peneliti untuk mengulangi kembali hasil wawancara yang telah dilakukan. Dengan adanya hasil rekaman
wawancara tersebut akan memudahkan peneliti apabila ada kemungkinan data yang kurang jelas sehingga responden yang diwawancarai dapat dihubungi
kembali. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan memperoleh persetujuan responden terlebih dahulu. Selain itu penggunaan alat perekam memungkinkan
peneliti untuk lebih berkonsentrasi pada apa yang dikatakan oleh subjek, alat
Universitas Sumatera Utara
perekam dapat merekam nuansa suara dan bunyi serta aspek-aspek wawancara seperti tertawa, desahan, serta sarkasme secara tajam Padgett, 1998.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist
apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan Poerwandari, 2007. Pedoman wawancara bertujuan agar wawancara yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara ini juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap
analisis data nantinya.
E. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian:
a. Mengumpulkan informasi tentang child abuse Peneliti mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan child
abuse dan kasus-kasus child abuse yang terjadi di Indonesia. Kemudian peneliti mengumpulkan informasi mengenai dampak child abuse pada korban yang telah
dewasa untuk selanjutnya terkait dengan pembentukan attachment pada pasangan romantisnya. Selanjutnya peneliti akan menentukan karakteristik responden yang
akan disertakan dalam penelitian ini. b. Menyiapkan pedoman wawancara
Universitas Sumatera Utara
Agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, sebelum wawancara dilakukan, peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman
wawancara yang disusun berdasarkan teori yang ada. c. Menghubungi calon responden yang sesuai dengan karakteristik responden
Setelah peneliti memperoleh beberapa orang calon responden, peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan tentang penelitian yang
dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. Apabila calon responden bersedia, peneliti kemudian menyepakati waktu
wawancara bersama calon responden. d. Melaksanakan rapport
Menurut Moleong 1996, rapport adalah hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian yang sudah melebur sehingga seolah-olah sudah tidak ada lagi
dinding pemisah diantara keduanya. Dengan demikian, subjek dengan sukarela dapat menjawab pertanyaan atau memberi informasi yang diberikan oleh peneliti.
Dengan membangun rapport, peneliti telah mendapatkan kepercayaan dari responden untuk mengungkapkan kepada peneliti dengan perasaan nyaman
mengenai informasi yang diperlukan. Rapport merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi jarak psikologis, mencairkan ketegangan, dan membangun
kepercayaan responden terhadap peneliti Alwasilah, 2008.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
a. Mengkonfirmasi ulang waktu dari tempat wawancara Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan
tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dilakukan dengan tujuan agar
memastikan responden dalam keadaan sehat dan tidak berhalangan dalam melakukan wawancara yang telah dilakukan.
b. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara. Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk
menandatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan bahwa responden mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang
diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian sewaktu- waktu serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap responden.
c. Memindahkan hasil rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim
Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding
yaitu membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan
mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2006.
d. Melakukan analisa data
Universitas Sumatera Utara
Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai, kemudian dibuat salinannya dan diserahkan kepada pembimbing. Pembimbing membaca verbatim berulang-
ulang untuk mendapat gambaran yang jelas. Setelah itu, verbatim wawancara disortir untuk memperoleh hasil-hasil yang relevan dengan tujuan penelitian dan
diberi kode. e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran
Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan. Dengan memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan data dan
diskusi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya.
F. PROSEDUR ANALISA DATA
Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, cerita, dokumentasi tertulis dan tidak tertulis gambar atau foto
ataupun bentuk-bentuk non angka lainnya. Penelitian kualitatif tidak memiliki rumusan atau aturan absolut untuk mengolah dan menganalisis data Poerwandari,
2007. Moleong dan Poerwandari dalam Irmawati, 2002 menjelaskan prosedur
analisis data dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut: 1.
Mengelompokkan data menjadi bentuk teks. 2.
Mengelompokkan data dalam kategori-kategori tertentu sesuai dengan pokok- pokok permasalahan yang ingin dijawab. Dalam hal ini pertama-tama
dilakukan sorting data untuk memilih data yang relevan dengan pokok
Universitas Sumatera Utara
permasalahan dan tahap kedua dilakukan coding atau pengelompokkan data dalam berbagai kategori.
3. Melakukan interpretasi awal terhadap setiap kategori data. Dari hasil
interpretasi awal ini peneliti dapat kembali melakukan pengumpulan data dan melakukan kembali proses 1 sampai 3. Hal ini merupakan keunikan lain dari
penelitian kualitatif, dimana selalu terjadi proses “bolak-balik” dari pengumpulan data dan proses interpretasi atau analisis.
4. Mengidentifikasikan tema utama atau kategori utama dari data yang
terkumpul. Hal ini dilakukan untuk melihat gambaran apa yang paling utama tampil dan dirasakan oleh subjek penelitian.
5. Menulis hasil akhir.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI
Bab ini menguraikan hasil wawancara peneliti dengan partisipan penelitian. Pada bab ini akan dikemukakan deskripsi gambaran umum partisipan,
data observasi selama berlangsungnya wawancara, data wawancara, dan interpretasi hasil dari wawancara. Dengan demikian akan diperoleh dinamika
psikologis partisipan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
A. PARTISIPAN I 1. Identitas
Gambaran Umum Subjek I Tabel IV.A
Dimensi Deskripsi Subjek
Nama bukan sebenarnya Langit
Usia 46 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Suku Bangsa Jawa
Agama Islam
Pendidikan Terakhir SMP
Pekerjaan Wiraswasta
Status Menikah
Urutan dalam Keluarga Anak ke dua dari tiga bersaudara
kandung Jumlah anak
5 lima orang Usia awal terjadi child abuse
7 tujuh tahun Jenis child abuse
Physical abuse, emotional abuse,
Universitas Sumatera Utara