Agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, sebelum wawancara dilakukan, peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman
wawancara yang disusun berdasarkan teori yang ada. c. Menghubungi calon responden yang sesuai dengan karakteristik responden
Setelah peneliti memperoleh beberapa orang calon responden, peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan tentang penelitian yang
dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian. Apabila calon responden bersedia, peneliti kemudian menyepakati waktu
wawancara bersama calon responden. d. Melaksanakan rapport
Menurut Moleong 1996, rapport adalah hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian yang sudah melebur sehingga seolah-olah sudah tidak ada lagi
dinding pemisah diantara keduanya. Dengan demikian, subjek dengan sukarela dapat menjawab pertanyaan atau memberi informasi yang diberikan oleh peneliti.
Dengan membangun rapport, peneliti telah mendapatkan kepercayaan dari responden untuk mengungkapkan kepada peneliti dengan perasaan nyaman
mengenai informasi yang diperlukan. Rapport merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi jarak psikologis, mencairkan ketegangan, dan membangun
kepercayaan responden terhadap peneliti Alwasilah, 2008.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
a. Mengkonfirmasi ulang waktu dari tempat wawancara Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan
tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dilakukan dengan tujuan agar
memastikan responden dalam keadaan sehat dan tidak berhalangan dalam melakukan wawancara yang telah dilakukan.
b. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara. Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk
menandatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan bahwa responden mengerti tujuan wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang
diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian sewaktu- waktu serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap responden.
c. Memindahkan hasil rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim
Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil wawancara ke dalam verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding
yaitu membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan
mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2006.
d. Melakukan analisa data
Universitas Sumatera Utara
Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai, kemudian dibuat salinannya dan diserahkan kepada pembimbing. Pembimbing membaca verbatim berulang-
ulang untuk mendapat gambaran yang jelas. Setelah itu, verbatim wawancara disortir untuk memperoleh hasil-hasil yang relevan dengan tujuan penelitian dan
diberi kode. e. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran
Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan. Dengan memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan data dan
diskusi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya.
F. PROSEDUR ANALISA DATA