Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

a. Ada. b. Ada tetapi tidak tahu. c. Tidak tahu sama sekali. 6. Manakah dari cerita berikut yang Anda ketahui? a. Mulajadi Nabolon. b. Datu Parngongo. c. Bulan dan Angkalau. d. Lainnya. 7. Menurut Anda, cerita rakyat yang diketahui atau yang berkembang di daerah Anda memiliki fungsi apa? a. Projective Projective system. b.Pengesahan pranata dan lembaga dalam masyarakat. c. Pendidikan anak pedagogical device. d. Pemaksa dan pengatur masyarakat. e. Lainnya. Setelah peneliti melakukan penyebaran angket yang disebutkan tersebut, maka untuk mendapatkan suatu hasil yang mengarah pada kesimpulan yang bersifat hipotesis maka peneliti mengolahnya dengan apa yang diketahui penulis tentang metode penelitian.

3.3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis dipergunakan karena data bersifat kualitatif dan memerlukan penjelasan secara deskriptif. Teknik pendeskripsian dipergunakan untuk mengetahui bagaimana struktur dari cerita rakyat Batak Toba tersebut dan Universitas Sumatera Utara kaitannya dengan fungsi seperti yang disampaikan oleh William R. Bascom dalam buku ” Folklore Indonesia”. Menganalisis struktur dari cerita rakyat Batak Toba terlebih dahulu dengan memilah-milah cerita rakyat itu dan mengelompokkannya dengan motifeme- motifeme atau fungsi yang disampaikan oleh Propp. Sebagai contoh: Cerita rakyat legenda Guru Solondason: Motifeme Guru Solondason Lack Ketidakseimbangan 1. Guru Solondason hanya memiliki anak tunggal, namanya Parhutala. 2. Parhutala mempunyai lima orang anak, dua anak laki-laki dan tiga anak perempuan. 3. Pada saat itu Parhutala adalah salah satu orang terkaya di desanya itu. 4. Parhutala meninggal, Lack Liquidate Keseimbangan 1. Maka Anak-anaknya yang laki-laki berdiskusi mengenai pembangunan rumah tempat berdoa seperti yang dipesankan ayah mereka. 2. Si Borusaronding menerima cinta dari Guru Sodungdangon. Interdiction Pelarangan 1. Guru Sodungdangon memberikan sekantong kuyit dan dua ruas potongan bambu untuk kedua saudara Si Borusaronding,yang akan berubah menjadi emas Universitas Sumatera Utara dan bintang peliharaan. 2. Memukulkan kayu dan rotan yang sejengkal di tenga halaman. 3. Dilarang menoleh ke belakang ketika kembali ke kampung. 4. Dilarang membuka kantong kunyit sebelum tujuh hari. Violation Pelanggaran 1. Akan tetapi si Toga Pandiangan tidak mengingat apa yang dipesankan oleh Guru Sodungdangon, dia menoleh ke belakang ketika akan pulang. 2. Persyaratan yang tujuh hari yang dikatakan Guru Sodungdangon tidak diingat oleh Toga Pandiangan, tiap waktu kantong itu selalu dibuka- bukanya, Consequence Akibat 1. Hewan peliharaan yang akan hadir dari bulu-bulu pemberian Guru Sodungdangon tidak terjadi. 2. Kunyit tidak berubah menjadi emas. Attemted escape Upaya melarikan diri 1. Toga Pandiangan mengetahui bahwa peliharaan dan emas dari Toga Samosir banyak, maka ia pergi memintanya sebagian Universitas Sumatera Utara 2. Namun Toga Samosir tidak mau memberikannya. 3. Mereka bermusuhan 4. Toga Samosir lari ke Harian Nainggo lan. Selanjutnya teori fungsi yang disampaikan oleh William R. Bascom tertulis sebagai berikut: a. Sebagai system proyeksi Projective system Sistem proyeksi dalam fungsi cerita rakyat yang disampaikan oleh Bascom adalah suatu cara untuk membangun atas apa yang ada dalam masyarakat dan merupakan hal yang sangat fundamental, berupa sistem maupun pranata. Hak ini mampu menunjukkan dan menjaga kelangsungan hidup berbudaya dari suatu masyarakat yang tetap hidup seiring perkembangan zaman. b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan. Pranata-pranata yang berkembang dan dilestarikan dalam masyarakat tetap terjaga dengan adanya doktrin atau paham yang bersifat mengikat c. Sebagai alat pendidikan anak Pedagogical device . Cerita rakyat memberikan nilai pembelajaarn dalam mendidik anak dari anggota kolektif untuk berbuat atas apa yang disarankan dan menghindari apa yang dilarang. d. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar anggota kolektif dari masyarakat tersebut mematuhinya. Universitas Sumatera Utara Fungsi cerita rakyat mampu memaksa dan mengawasi anggota kolektif masyarakat untuk menjalankan apa yang menjadi kesepakatan bersama baik kesepakatan tertulis maupun lisan yang telah diwariskan turun temurun. Sebagai sistem proyeksi cerita rakyat Batak Toba ini melindungi anggota masyarakatnya dari hal yang tidak diinginkan ketika melewati daerah berkembangnya cerita rakyat tersebut. Hal ini terlihat dari keharusan untuk membuat sekapur sirih di atas kapal atau perahu ketika melewatinya dan berdoa seraya berharap agar perjalanan melewati daerah itu lancar. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga kebudayaan, dihadirkan dengan perlunya seorang nakhoda kapal untuk meletakkan sekapur sirih tersebut dan dibarengi dengan amalan keselamatan. Sebagai alat pendidikan anak, cerita si Borusodungdangon memberikan pengajaran akan perlunya mewaspadai hal gaib dan menghormatinya karena pada dasarnya para sosok gaib itu tidak akan bertindak merugikan bila tidak diganggu. Sebagai alat pemakasa dan pengawas anggota kolektif dari masyarakat, hala ini pada dasarnya untuk menjaga kelangsungan dan keselamatan angota kolektif masyarakat. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Struktur Cerita Rakyat Batak Toba

4.1.1 Cerita Rakyat Debata Mulajadi Nabolon Debata Mulajadi Nabolon Bahasa Batak

Dungi ditatap Mulajadi Nabolon ma tinompa na i nungnga rame jala ribur idaoin. Ala ni i di suru ma Leangleangmandi untunguntung na bolon manjou Si Borudeakparudjar mulak tu banua ginjang, ala huhut diboto Mulajadi Nabolon naung lungunan ibana di toding banua tonga. Alai didok Si Borudeakparudjar ma tu Leangleangmandi, “ Patolhas ma tu Ompunta Mulajadi Nabolon; Ndang ringkot be rohangku mulak tu banua ginjang, dumenggan ma ahu di tano Sianjurmulamula on, dung pe mahap rohangku asa ro ahu muse” Dungi dipatolhas Leangleangmandi ma i muse tu Mulajadi Nabolon. Ala ni i didok ma tu Raja Odapodap, Universitas Sumatera Utara