Dinamika Peranan Bullying di Tempat Kerja terhadap Intensi Turnover

2 Displaced bullying Biasa disebut scapegoating, merupakan bentuk agresi terhadap orang lain selain sumber provokasi karena agresi terhadap sumber agresi dianggap terlalu berbahaya Neuman Baron, 2003. Hal ini terjadi ketika meningkatnya frustrasi atau stres disebabkan oleh faktor di tempat kerja yang menyebabkan karyawan menunjukkan agresi terhadap orang lain. 3 Discriminatory bullying Merupakan pelecehan terhadap karyawan yang disebabkan oleh prasangka, biasanya pada karyawan yang berbeda dari yang lain, karyawan yang menolak aturan yang ada atau karyawan yang menjadi anggota kelompok tertentu di luar organisasi Rayner, Hoel, Cooper, 2002. c. Organizational bullying Mengindikasikan praktik organisasi yang menindas, eksploitatif dan control yang berlebihan, misalnya perampingan perusahaan, pekerjaan alih daya dan lembur tanpa kompensasi Liefooghe Davey, 2001

C. Dinamika Peranan Bullying di Tempat Kerja terhadap Intensi Turnover

Pada Karyawan Sumber daya manusia dipandang sebagai aset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya yang dinamis dan selalu dibutuhkan dalam setiap proses produksi barang dan jasa. Sumber daya manusia dalam Universitas Sumatera Utara organisasi terdiri atas karyawan-karyawan yang merupakan penggerak dan harus selalu diperhatikan, dipertahankan serta dikembangkan oleh organisasi Kurniasari, 2005. Ketika terdapat kondisi kerja yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh karyawan maka karyawan akan memiliki keinginan untuk pindah kerja turnover intention Rokhmah Riani, 2005. Selain itu, dengan tidak adanya kesempatan untuk promosi atau jenjang karir , serta upah yang tidak sesuai dengan keinginan karyawan juga akan menimbulkan turnover pada karyawan Andini, 2006. Hal inilah yang tentunya tidak diharapkan oleh perusahaan. Apalagi ketika didapati bahwa karyawan yang berprestasi tinggilah yang justru lebih memilih untuk meninggalkan perusahaan Kompas Cyber Media, 2007. Tentunya hal tersebut akan memberikan dampak buruk bagi perusahaan karena untuk mendapatkan karyawan yang berprestasi tinggi bukanlah hal yang mudah Zhang Zhang, 2006. Selain itu, pekerjaan yang menimbulkan stress merupakan salah satu alasan seseorang untuk beralih dari pekerjaan yang sebelumnya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya sumber stress stressor pada pekerjaan berkorelasi positif dengan keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya Hang-yue, Foley, Loi, 2005; Podsakof, Lepine, Lepine, 2007 . Bullying di tempat kerja merupakan salah satu stressor kerja dan dianggap sebagai faktor stres kerja utama Kivimaki dkk., 2003. Universitas Sumatera Utara Bullying di tempat kerja dinyatakan secara terang-terangan atau diam- diam dan mungkin ditargetkan di tempat kerja atau pada karakteristik pribadi korban Djurkovic, McCormack, Casimir, 2008. Di banyak negara, serikat buruh, organisasi profesi, dan departemen sumber daya manusia SDM menjadi lebih sadar selama dekade terakhir mengenai perilaku seperti intimidasi, penghinaan publik, serangan nama panggilan, pengucilan sosial, dan kontak fisik yang tidak diinginkan memiliki potensi untuk merusak integritas dan kepercayaan karyawan serta mengurangi efisiensi Niedl, 1996. Bullying di tempat kerja juga memiliki efek negatif yang luas terhadap organisasi secara keseluruhan, yang mana karyawan akan memperlihatkan perilaku organizational citizenship yang kurang Constantino, Domingez, Galan, 2006 dan perilaku kerja kontraproduktif yang lebih banyak Einarsen dkk., 2003. Selain itu, akan berkurangnya kepuasan dan komitmen terhadap organisasi Hoel Cooper, 2000, menurunnya produktivitas Hoel, Einarsen, Cooper, 2003, meningkatkan absensi Vartia, 2001, kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan dan pada akhirnya turnover McCormack, Casimir, Djurkovic, Yang, 2009. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hoel dan Salin 2003 yang mengatakan bahwa adanya bullying di tempat kerja akan mempengaruhi kinerja karyawan, yang diikuti dengan meningkatnya absensi karyawan dan kemudian keluar dari organisasi. Penelitian yang dilakukan oleh Ocel dan Aydin 2012 mengenai workplace bullying dan turnover intention menunjukkan bahwa terdapat Universitas Sumatera Utara hubungan yang positif antara workplace bullying dan turnover intention. Artinya, semakin tinggi bullying di tempat kerja maka semakin tinggi pula keinginan karyawan untuk pindah kerja. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian Rasool dkk 2013 yaitu workplace bullying memiliki hubungan yang positif terhadap turnover intention. Hal yang sama juga ditunjukkan pada penelitian Djurkovic, McCormack, dan Casimir 2004 yaitu terdapat korelasi positif yang signifikan antara workplace bullying dan turnover intention. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bullying di tempat kerja memiliki peranan terhadap intensi turnover pada karyawan.

D. Hipotesis