Konsep Efisiensi TINJAUAN PUSTAKA

14 be the best yang sejalan dengan road map BPD Regional Champion 2014, tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lai seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp. 1 Trilyun pada tahun 2008 menjadi Rp. 2 Trilyun pada tahun 2011 dengan total asset meningkat menjadi 18,95 Trilyun. Bank sumut memiliki Visi “Menjadi bank andalan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat” dan Misi “Mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara professional yang didasarkan pada prinsip-prinsip compliance”.

2.3 Konsep Efisiensi

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumberbiaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan. Efisiensi juga biasanya dibandingkan dengan suatu ukuran tertentu misalnya antara pertanggungjawaban yang satu dibandingkan dengan pertanggungjawaban dibandingkan dengan standar atau anggarannya, atau prestasi suatu pusat pertanggungjawaban masa kini dan masa sebelumnya. Sedangkan menurut Mulyadi dan Setyawan 2001:378 : Efisiensi adalah rasio antara keluaran dengan masukan suatu proses, dengan fokus perhatian pada konsumsi masukannya. Mulyadi dan Setyawan 2001:377 : Efisiensi pernah menjadi ukuran kinerja yang terkenal dalam manajemen tradisional. Pada waktu manajemen lebih 15 memfokuskan perhatiannya ke masalah-masalah intern perusahaan, efisiensi merupakan kinerja yang pas dengan prinsip-prinsip manajemen pada waktu itu. Suatu perusahaan dipandang sukses jika mampu mengkonsumsi masukan secara efisien atau menghasilkan keluaran secara produktif. Prinsip manajemen demikian pas diterapkan di lingkungan bisnis yang didalamnya produsen memegang kendali bisnis. Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoretis mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi dengan mengacu pada filosofi “kemampuan menghasilkan output yang optimal dengan input-nya yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan” Abidin dan Endri, 2009:22. Efisiensi juga dapat didefenisikan sebagai perbandingan antara keluaran Output dengan masukan input atau jumlah yang dipergunakan. Konsep efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel 1957 yang merupakan tindak lanjut dari model yang diajukan oleh Debreu 1951 dan Koopmans 1951 Abidin dan Endri, 2009:22. Farrel 1957 membagi efisiensi menjadi 2 komponen yaitu technical efficiency dan price efficiency. Efisiensi teknis technical efficiency mengukur keberhasilan perusahaan dalam memproduksi output semaksimal mungkin dengan input tertentu, sedangkan price efficiencyatau disebut juga dengan allocative efficiency mengukur keberhasilan perusahaan dalam menetukan suatu set input yang optimal dengan tingkat harga yang telah ditentukan Gracia Masita, 2012. Abidin dan Endri 2009 juga mengatakan bahwa efisiensi teknis merupakan salah satu dari komponen efisiensi ekonomi secara keseluruhan. 16 Tetapi, dalam rangka mencapai efisiensi ekonominya suatu perusahaaan harus efisien secara teknis. Untuk mencapai tingkat keuntungan maksimal, sebuah perusahaan harus dapat berproduksi pada tingkat output yang optimal dengan jumlah input tertentu efisiensi teknis dan menghasilkan output dengan kombinasi yang tepat pada tingkat harga tertentu efisiensi alokatif.

2.4 Konsep Pengukuran Efisiensi