16
Tetapi, dalam rangka mencapai efisiensi ekonominya suatu perusahaaan harus efisien secara teknis. Untuk mencapai tingkat keuntungan maksimal, sebuah
perusahaan harus dapat berproduksi pada tingkat output yang optimal dengan jumlah input tertentu efisiensi teknis dan menghasilkan output dengan
kombinasi yang tepat pada tingkat harga tertentu efisiensi alokatif.
2.4 Konsep Pengukuran Efisiensi
Perhitungan efisiensi teknis sebelumnya telah dilakukan oleh Farrel 1957 berdasarkan paper dan Tim Coelli 1996 yang menggambarkan sebuah ukuran
sederhana mengenai efisiensi perusahaan dengan cara menghitung berbagai macam input yang digunakan untuk produksinya.
Farrel mengusulkan efisiensi dari dua komponen yaitu: technical efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output
maksimum dari serangkaian input yang telah ditentukan, allocative efficiency yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan berbagai
macam input dalam proporsi yang optimal, dimana masing-masing inputnya sudah ditentukan tingkat harga dan teknologi produksinya. Kedua komponen
efisiensi tersebut dikombinasikan lalu menghasilkan total economic efficiency. Pemikiran awal mengenai pengukuran efisiensi dari Farrel dimana
analisisnya berkenaan dengan ruang input, yang berfokus pada upaya pengurangan input an input-reducing focus. Metode ini disebut dengan
pengukuran berorientasi input input-oriented measure.
17
2.5 Pengukuran Efisiensi
Muharam dan Pusvitasari 2007 mengatakan, ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan, yaitu:
1. Pendekatan Rasio
Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dan input yang digunakan. Pendekatan
ini akan dapat dinilai memiliki efisiensi yang tinggi apabila dapat menghasilkan output yang semaksimal mungkin dengan input yang
seminimal mungkin. Efficiency = OutputInput ..................................................................... 2.9
Pendekatan rasio ini memiliki kelemahan apabila terdapat banyak input dan banyak output yang akan dihitung, karena jika diperhitungkan
serempak maka akan menghasilkan banyak hasil perhitungan sehingga menghasilkan asumsi yang tidak tegas Silkman, 1986; Ario, 2005 dalam
Muharam dan Pusvitasari, 2007. 2.
Pendekatan Regresi Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan sebuah model dari
tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsi regresi adalah sebagai berikut:
Y=f X1,X2,X3,X4,..........Xn............................................................. 2.10 Dimana:
Y=Output X=Input
18
Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit
Kegiatan Ekonomi UKE pada tingkat input tertentu. UKE dapat dikatakan efisien apabila menghasilkan output lebih banyak dari pada
output hasil estimasi Silkman, 1986 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007.
3. Pendekatan Frontier
Pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendekatan frontier parametik dan nonparametik. Tes
parametik adalah tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber
penelitiannya, sedangkan tes nonparametik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter populasi yang merupakan
induk sampel penelitiannya. Pendekata frontier parametik dapat diukur dengan tes statistik parametik seperti menggunakan metode Stochhastic
Frontier Analysis SFA dan Distribution Free Analysis DFA. Sedangkan pendekatan frontier non parametik dapat diukur dengan tes
statistik non parametik dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA Silkman, 1986 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007.
2.6 Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi