Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi

18 Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan Ekonomi UKE pada tingkat input tertentu. UKE dapat dikatakan efisien apabila menghasilkan output lebih banyak dari pada output hasil estimasi Silkman, 1986 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007. 3. Pendekatan Frontier Pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis yaitu pendekatan frontier parametik dan nonparametik. Tes parametik adalah tes yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter populasi yang merupakan sumber penelitiannya, sedangkan tes nonparametik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Pendekata frontier parametik dapat diukur dengan tes statistik parametik seperti menggunakan metode Stochhastic Frontier Analysis SFA dan Distribution Free Analysis DFA. Sedangkan pendekatan frontier non parametik dapat diukur dengan tes statistik non parametik dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA Silkman, 1986 dalam Muharam dan Pusvitasari, 2007.

2.6 Hubungan Input dan Output dalam Pengukuran Efisiensi

Menurut Haddad, dkk 2003 terdapat 3 pendekatan yang lazim digunakan baik dalam metode parametik Stochastic Frontier Analysis SFA dan Distribution Free Analysis DFA maupun nonparametik Data Envelopment 19 Analysis DEA untuk mendefenisikan hubungan input dan output dalam kegiatan finansial suatu lembaga keuangan yaitu: 1. Pendekatan Aset The asset Approach Pendekatan aset mencerminkan fungsi primer sebuah lembaga keuangan sebagai pencipta kredit pinjaman loan. Dalam pendekatan ini, output didefenisikan ke dalam bentuk aset. 2. Pendekatam Produksi The Production Approach Pendekatan ini menganggap lembaga keuangan sebagai produsen dari akun deposito deposit accounts lalu mendefenisikan output sebagai jumlah tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap dan material lainnya. 3. Pendekatan Intermediasi The Intermediation Approach Pendekatan ini mengasumsikan bahwa lembaga keuangan bertindak sebagai perantara antara penabung dan peminjam dan menjadikan total kredit dan sekuritas sebagai output. Sedangkan deposito dengan tenaga kerja dan modal fisik didefenisikan sebagai input Sufian, 2006. Di lihat dari ketiga pendekatan yang diuraikan diatas maka pendekatan yang akan digunakan oleh penulis adalah pendekatan intermediasi. Variabel input yang dipilih berdasarkan pendekatan intermediasi dalam penelitian ini meliputi: a. Simpanan, merupakan titipan murni dari nasabah kepada bank, yang untuk kemudian dipergunakan oleh bank dalam aktivitas kegiatan ekonomi tertentu dengan cara bank menjamin akan mengembalikannya secara utuh kepada nasabah Antonio,2003.Simpanan adalah dana yang dipercayakan 20 oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam dalam bentuk giro, deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu, yang merupakan kewajiban bank kepada masyarakat dimana danasimpanan tersebut dapat ditarikdicairkan oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku Peraturan Bank Indonesia Nomor : 219PBI2000. b. Aset, menurut Hanafi dan Halim 2003, aset adalah manfaat ekonomis yang akan diterima pada masa mendatang atau akan dikuasai oleh bank sebagai hasil dari transaksi atau kejadian. Semakin tinggi nilai total aset yang dimiliki oleh bank, semakin tinggi pula kreditpembiayaan yang bisa diberikan. c. Biaya tenaga kerja, menurut Mulyadi 2000, tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan biaya tenaga kerja manusia tersebut. Tingginya biaya tenaga kerja menyebabkan meningkatnya beban operasional, sehingga menurunkan laba operasional yang diperoleh bank. Dengan berkurangnya laba operasional bank, maka alokasi dari laba yang disetorkan untuk modal tambahan yang kemudian disalurkan dalam bentuk kredit atau pembiayaan menjadi berkurang. Sedangkan variabel output dalam penelitian ini adalah: a. Total kreditpembiayaan, merupakan produk penyaluran dana perbankan kepada masyarakat, baik individu maupun badan hukum yang digunakan 21 untuk investasi, perdagangan atau konsumsi, yang dapat memberikan keuntungan bagi bank dengan adanya bunga ataupun bagi hasil. b. Pendapatan, yaitu seluruh pendapatan bank yang diterima baik pendapatan operasional, dan pendapatan non-operasional sebelum dikurangi pajak. 2.7Pengaruh Ukuran Bank terhadap Efisiensi Teknis Ukuran bank merupakan salah satu karakteristik spesifik bank yang umumnya menjadi determinan dari efisiensi perbankan. Perusahaan besar mempunyai sumber daya yang lebih baik, biaya transaksi yang lebih rendah, dan lebih bisa bertahan dalam menghadapi persaingan dan goncangan perekonomian Surifah, 2011. Bank berukuran besar umumnya memiliki keunggulan daripada bank berukuran sedang atau kecil, seperti jumlah modal yang lebih besar, jumlah tenaga kerja dan reputasi yang lebih baik, dan kemampuan untuk menghasilkan pendapatan non-bunga dari sumber lain seperti jasa investasi perbankan, jasa transfer uang, jasa penukaran mata uang asing dan jasa asuransi. Hal ini akan memudahkan bank berukuran besar untuk memperoleh pinjaman daripada bank berukuran sedang dan kecil, sehingga bank besar menjadi lebih efisien Ajlouni, Hmedat, Hmedat, 2011 dalam Gracia masita, 2012. Selain itu penelitian dari Micco et al, 2004, Bonin et al, 2004, Perera et al, 2007, dan Suwandri, 2008 menemukan bahwa semakin besar bank, khususnya bank yang dimiliki oleh pemerintah, akan makin tidak efisien dan memiliki resiko kesulitan keuangan yang makin tinggi. Disisi lain penelitian Abidin dan Endri, 2009:28 yang menemukan bahwa secara rata-rata bank BPD 22 beraset lebih besar lebih efisien daripada BPD beraset menengah dan kecil. Sedangkan penelitian Pungkaswara dan Supatmi, 2011 menemukan bahwa makin besar ukuran bank maka makin tinggi rasio BOPO namun makin rendah rasio CAR dan NPM. Dan penelitian Ismail, Rahim, Majid, 2010 menemukan Semakin besar ukuran bank maka bank tersebut memiliki lebih banyak modal yang dapat digunakan untuk mengadopsi teknologi baru yang dapat meningkatkan laba dan meminimalkan biaya. Salah satu bentuk penggunaan teknologi pada bank adalah membangun jaringan ATM Automated Teller Machine dan menggunakan sistem komputer online sehingga memudahkan bank besar untuk berkembang lebih cepat dan pada biaya yang lebih rendah Berger Mester, 1997b; Ajlouni et al., 20011 dalam Gracia masita, 2012. Hauner, 2004 juga mengungkapkan bahwa ukuran bank berpengaruh pada efisiensi melalui 2 yaitu: 1. Apabila ukuran bank berpengaruh positif dengan kekuatan pasar, maka bank yang berukuran lebih besar biaya inputnya akan lebih rendah. 2. Kemungkinan terjadi increasing return to scale dapat berasal dari biaya tetap misalnya biaya untuk penelitian atau manajemen risiko atau dari tenaga kerja yang terspesialisasi. Maka dilihat dari penelitian-penelitian yang telah diuraikan diatas dapat disimpulakan bahwa ukuran bank berpengaruh terhadap efisiensi. 23

2.8 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1