25
BAB II PROLIFERASI NUKLIR IRAN
Sifat proliferasi nuklir Iran yang tidak pasti, telah memicu perdebatan internasional. Bab ini akan menjelaskan proliferasi nuklir Iran sebagai variabel X
dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau variabel yang mempengaruhi. Bab ini akan dimulai dengan menguraikan latar belakang pengembangan nuklir iran,
kapabilitas iran, dan hak sah iran sebagai penandatangan NPT. Kemudian, bab ini akan menganalisa keinginan Iran dengan program nuklirnya, bagaimana politik
domestik iran dalam program nuklir, kebijakan iran dalam nuklir era pemerintahan, serta puncak krisis nuklir iran di era pemerintahan Ahmadinejad.
II.1. Latar Belakang Pengembangan Nuklir Iran
Para pemimpin Iran telah berupaya untuk mengejar teknologi energi nuklir sejak tahun 1950-an, yang didorong oleh diadakannya perjanjian kerjasama nuklir
di bawah program Atom for Peace tahun 1957.
49
Upaya pertama Iran dalam memiliki program nuklir terjadi di pemeritahan Syah Reza Pahlevi, dan negara
pertama yang membantu Iran dalam mengembangkan program nuklirnya adalah Amerika Serikat.
50
Secara umum, evolusi program nuklir Iran dapat diidentifikasi melalui tiga tahap. Pertama, tahap ketergantungan Iran pada Barat ketika Iran masih menjadi
49
Greg Bruno, Irans Nuclear Program, Council on Foreign Relations, 2010.
50
Gawdat Bahgat, “Iranian Nuclear Proliferation: The Trans-Atlantic Division”, Seton Hall Journal of Diplomacy and International Relation
, 2004, 143.
sekutu Barat pada masa pemerintahan Syah Pahlevi. Pada tahap awal membangun program nuklirnya, Iran bergantung pada Amerika Serikat dan negara-negara
Barat lainnya. Kedua
, tahap ketika Iran berbalik arah dari negara-negara Barat. Pasca Revolusi Islam Iran tahun 1979, program nuklir Iran sempat terhenti dan negara-
negara Barat menghentikan bantuannya terhadap program nuklir Iran hingga akhirnya Iran memutuskan untuk bekerja sama dengan Rusia, Pakistan dan Cina.
Ketiga , tahap dimana Iran sudah lebih mapan dan mandiri untuk menjalankan
program nuklirnya tanpa bergantung dengan negara lain.
Tabel 2.1 Tahapan Program Nuklir Iran
51
Tahap Pertama Tahun 1957-1979:
Ketergantungan Iran terhadap Barat
Tahap Kedua Tahun 1981-1998:
Berpaling dari Bantuan Barat
Tahap Ketiga Sejak tahun 1999:
Kemandirian Iran
Pembelian reaktor riset dan HEU dari AS
Aktivitas nuklir dilanjutkan kembali setelah Revolusi
Islam Iran Iran memulai kontruksi reaktor
air berat di Arak
Peminjaman uang ke Perancis untuk pembelian saham di
pabrik pengayaan Membeli uranium yang
diperkaya dari Argentina Iran menyelesaikan proyek
Uranium Conversion Facility di Isfahan
Perjanjian dengan Jerman Barat untuk pembelian 6
reaktor Perjanjian dengan Rusia untuk
menyelesaikan pembangkit listrik di Bushehr
Iran membangun fasilitas pengayaan di Natanz dan
Fordow
Dimulainya konstruksi pembangkit listrik di Bushehr
Perjanjian dengan Cina, dan kemudian melepaskan diri dari
tekanan di bawah AS Iran memperkaya uranium
hingga tingkat 19,75 Perjanjian dengan Perancis
untuk pembelian 2 reaktor, dan merencanakan 6 reaktor
lainnya Rusia menyelesaikan
konstruksi pembangkit listrik di Bushehr
51
Diolah dari Nuclear Energy, http:nuclearenergy.irhistory diakses pada 6 Maret 2015.
AS menawarkan untuk fasilitas pengolahan dan
pembangkit listrik Rencanan Iran untuk
membangun pembangkit listrik tenaga nuklir secara mandiri
Upaya untuk mengamankan uranium di Iran dan di luar
negeri
Pada tahun 1953, Amerika Serikat memainkan peran penting dalam kudeta menggulingkan Mohammed Mossadeq, yang kemudian membawa Syah Pahlevi
berkuasa di Iran.
52
Saat itu, Amerika Serikat yakin bahwa Iran di bawah kepemimpinan Mohammed Mossadeq akan jatuh ke tangan komunis, sehingga
Presiden Eisenhower mendorong pasukan pro Amerika untuk menggulingkan Mohammed Mossadeq.
Sebagai efek dari Perang Dingin, bahkan sejak sebelum Syah berkuasa, Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Truman sudah merangkulnya
sebagai mitra penting dalam aliansi informal anti-Soviet di Timur Tengah.
53
Amerika Serikat dan Uni Soviet tidak hanya berebut pengaruh, namun juga ladang minyak di Iran. Amerika Serikat sendiri pernah memberikan ancaman nuklir
terselubung untuk Uni Soviet.
54
Bantuan Amerika Serikat terhadap program nuklir Iran merupakan salah satu bentuk aliansi AS-Iran untuk membantu menyeimbangkan pengaruh Uni
Soviet di kawasan Timur Tengah. Amerika Serikat membantu program nuklir Iran untuk menopang aliansi militer dengan Iran dan mempengaruhi kebijakan Iran
pada harga minyak. Eksportir nuklir negara-negara Barat berharap bahwa
52
The Robert S. Strauss Center. Early US-Iran Relation, https:strausscenter.orghormuzu-s-iran-relations.html diakses pada 17 Maret 2015.
53
Doughlas Little, Frenemies: Iran and America Since 1900, Vol. 4, Issue 8, Mei 2011.
54
Little, Frenemies: Iran and America Since 1900.
mereka pun dapat menuai keuntungan politik dan ekonomi dari bantuan nuklir yang diberikannya.
55
Di bawah pemerintahan Syah Pahlevi, Iran merupakan sekutu Amerika Serikat dan negara Barat lainnya, serta sangat bergantung pada bantuan dan
persenjataan Amerika Serikat. Pada saat itu, Amerika Serikat melihat Iran bukan sebagai ancaman sehingga Amerika Serikat bersedia membantu program nuklir
Iran dengan menandatangani perjanjian kerjasama nuklir di bawah program Atom for Peace
tahun 1957 pada masa pemerintahan Presiden Dwight Eisenhower, dan kemudian memberikan lima megawatt-thermal Tehran Research Reactor.
56
Pada akhir tahun 1960-an, Atomic Center of Tehran University dan sebuah reaktor riset didirikan. Bahan bakar yang telah diperkaya dipasok oleh sebuah
perusahaan Amerika bernama AMF.
57
Pemerintah Syah kemudian mengumumkan rencana untuk membangun lebih dari 20 reaktor nuklir untuk menghasilkan
listrik.
58
Sampai pada tahun 1979, Amerika Serikat tidak sendirian dalam memberikan bantuan, negara lain seperti Perancis dan Jerman juga berkontribusi
dalam program nuklir Iran. Pada tahun 1974, Iran dan Perancis menandatangani perjanjian kerjasama 10 tahun untuk pembangunan lima reaktor nuklir dan total
biaya dari perjanjian ini sekitar US 4 miliar.
59
Kemudian, pada tahun 1976 Iran
55
Matthew Fuhrmann, Americas Role in Helping Iran Develop its Nuclear Program, 2012, 2.
56
Fuhrmann, Americas Role,5.
57
International Atomic Energy Agency, Communication dated 12 September 2005 from the Permanent Mission of the Islamic Republic of Iran to the Agency
, 4. Tersedia di www.iaea.org.
58
International Institute for Strategic Studies IISS, Iran’s Nuclear, Chemical, and
Biological Capabilities: A Net Assessment , 2011.
59
Uluslararasi Politika Akademisi, Nuclear Program of The Islamic Republic of Iran: A Comparison on Khomeini and Ahmadinejad Terms
, 2012, http:politikaakademisi.orgnuclear-
membeli 10 saham di sebuah pabrik pengayaan uranium yang bernama Tricastin di Paris dan 15 saham di tambang uranium RTZ di Rossing, Namibia.
60
Syah Pahlevi mendorong keras pengembangan dalam negeri terkait pengolahan penuh bahan bakar nuklir, khususnya kemampuan untuk memproses
ulang bahan bakar bekas.
61
Oleh karena itu, sebagai bagian dari rencana untuk memodernisasi Iran, Syah bertekad untuk memulai dan memperluas program
nuklir dengan ambisius.
62
Di samping perjanjian dengan negara-negara Barat, Iran membeli kue kuning yellow cake dari Afrika Selatan dan membiayai sebuah pabrik pengayaan
disana. Pada tahun 1974, Atomic Energy Organization of Iran AEOI didirikan dan insinyur nuklir Iran dikirim ke luar negeri untuk melakukan pelatihan.
63
Meskipun ada pernyataan bahwa program nuklir Iran di bawah Syah hanya untuk tujuan damai, beberapa sumber menyatakan bahwa Syah bermaksud untuk
membangun senjata nuklir.
64
Terlepas dari spekulasi tentang niat Syah dalam
program-of-the-islamic-republic-of-iran-a-comparison-on-khomeini-and-ahmadinejad-terms diakses pada 2 Maret 2015.
60
Oliver Meier, Iran and Foreign Enrichment: A Troubled Model, The Arms Control Association, February 2006, 56.
61
Bahan bakar nuklir adalah bahan yang dapat menghasilkan proses transformasi inti berantai
www.batan.go.id ; Proses pengolahan ulang bahan bakar bekas bertujuan untuk
mengambil sisa bahan bakar fisi yang belum terbakar dan bahan bakar baru yang terbentuk selama proses pembakaran bahan bakar nuklir
www.batan.go.id ; Abbas Milani,
The Shah’s Atomic Dreams
, Foreign Policy 29 Desember 2010, http:foreignpolicy.com20101229the-shahs- atomic-dreams diakses pada 20 Februari 2015.
62
Meier, Iran and Foreign Enrichment, 47.
63
Kue kuning atau yellowcake adalah sebutan untuk semacam bubuk uranium konsentrat yang diperoleh dari proses penghancuran bijih uranium secara mekanik, dan kemudian uranium
dipisahkan dari mineral lainnya melalui proses kimia menggunakan asam sulfat. Hasil akhir dari proses ini berupa konsentrat uranium oksida U3O8 yang sering disebut kue kuning atau “Yellow
Cake ”. United States Nuclear Regulatory Commission, Yellowcake, http:www.nrc.govreading-
rmbasic-refglossaryyellowcake.html; Muhammad Sahimi, Iran’s Nuclear Program, Payvand,
Iran News, 2003.
64
Bahgat, Iranian Nuclear Proliferation, 300.
program nuklir, ketika AEOI dibentuk pada tahun 1974, Syah menyerukan untuk membuat seluruh kawasan Timur Tengah sebagai zona kawasan bebas senjata
nuklir. Seruan ini menjadi tema yang mendasari kebijakan nuklir Iran di bawah rezim Islam.
65
Namun, Revolusi Islam Iran tahun 1979 merupakan titik balik dalam program nuklir Iran. Program nuklir Iran sempat terhenti tak lama setelah
Revolusi 1979. Banyak ilmuwan nuklir Iran meninggalkan negara tersebut setelah jatuhnya rezim Syah Pahlevi. Selain itu, pemimpin tertinggi Iran Supreme
Leader pada saat itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini, percaya bahwa senjata
nuklir bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam.
66
Setelah kematian Khomeini pada tahun 1989, pemimpin tertinggi Iran yang baru, Ayatollah Ali Khamenei, memperluas kegiatan nuklir Iran.
67
Pada pertengahan tahun 1980an, pemimpin Iran memutuskan untuk memulai kembali
program nuklirnya. Tidak seperti pendahulunya, Ayatollah Ali Khamenei mempunyai pandangan yang lebih baik tentang energi nuklir dan teknologi
militer, sehingga ia bertujuan untuk membangun kembali Program Teheran.
68
Namun, Iran tidak dapat menggandeng kembali negara-negara Barat untuk membantu program nuklirnya. Hal ini disebabkan adanya tekanan dari Amerika
Serikat. Pasca Revolusi Islam Iran, hubungan Iran dan negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, memburuk. Negara-negara Barat pun kemudian
65
Bahgat, Iranian Nuclear Proliferation, 309.
66
Bahgat, Iranian Nuclear Proliferation, 311.
67
Milani, The Shah’s Atomic Dreams.
68
Bruno, Irans Nuclear Program.
membekukan perjanjian dengan Iran, serta menarik dukungan mereka untuk program nuklir Iran.
SiemensKraftwerk Union menghentikan pekerjaannya di Bushehr juga
karena tekanan Amerika Serikat. Amerika Serikat sendiri memutuskan untuk menghentikan pasokan uranium weapon-grade
69
yang digunakan sebagai bahan bakar untuk Tehran Research Reactor TRR. Perancis juga mengubah sikapnya
terhadap energi nuklir Iran.
70
Sebagian besar perusahaan Barat menghentikan kerjasama dengan Iran terutama karena upaya politik oleh Presiden Amerika
Serikat saat itu, Ronald Regan, untuk memaksakan embargo internasional tentang kerja sama nuklir dengan Iran.
71
Hingga akhirnya Iran berkeinginan untuk bekerja sama dengan Rusia, Pakistan dan Cina yang kemudian menandatangani perjanjian-perjanjian.
72
Iran menandatangani perjanjian kerjasama nuklir jangka panjang dengan Pakistan dan
Cina masing-masing pada tahun 1987 dan 1990.
73
Iran juga menandatangani perjanjian dengan Rusia pada tahun 1992.
Menarik untuk melihat hubungan Iran dengan Rusia. Sebelumnya Iran dan Rusia memiliki sejarah konflik yang panjang. Namun, kini Rusia menyambut Iran
dengan membantu program nuklir Iran. Iran dan Rusia sama-sama menganggap
69
Uranium weapon-grade adalah uranium dengan pengayaan diatas 90. Fisi uranium di senjata nuklir primer biasanya berisi 85 atau lebih 235U sehingga uranium weapon-grade dapat
digunakan untuk membuat senjata nuklir. www.batan.go.id
70
Nuclear Energy, History: Post-Revolution Endeavors, http:nuclearenergy.irhistory diakses pada 5 Maret 2015.
71
The International Institute for Strategic Studies IISS, IISS Dossier: Iran’s Strategic
Weapons Programmes-a net assessment , Routledge Taylor and Francis Group, New York, 2005,
12.
72
Nicoleta Lasan, European Union’s Approach Towards The Iranian Nuclear Crisis: An
Interest- Driven Strategy Combined With The “Appropriate” Means, Hungary: Central European
University, 2007, 7.
73
Nuclear Threat Initiative, Iran: Nuclear.
Amerika Serikat sebagai saingan yang signifikan dan ancaman bagi keamanan jangka panjang mereka. Maka, Rusia memutuskan untuk terlibat dalam strategi
menyeimbangkan balancing strategy.
74
Rusia telah membantu pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr senilai US 800 juta dan membantu
para ilmuan Iran untuk memperoleh pengetahuan nuklir.
75
Pasca Revolusi Islam Iran, Rusia melihat bahwa mustahil untuk membawa pengaruh komunisme di Iran, terutama karena adanya faktor relijius
yang kuat di dalam masyarakat Iran. Rusia melihat resiko yang besar untuk melemahkan pemerintah Iran, di samping ada bahaya potensial jika Amerika
Serikat menginvasi Iran.
76
Namun, Rusia merasa bahwa Iran dapat mengancam keamanan dan kepentingannya dengan mempengaruhi masyarakat Muslim di kawasan Asia
Tengah dan Kausasus. Akhirnya, Rusia memutuskan untuk membawa Iran ke arah kerjasama dan berharap bahwa hal tersebut akan menyebabkan Iran bergantung
pada Rusia dalam jangka panjang, yaitu dengan membantu program nuklir Iran.
77
Sementara Iran dan Cina sama-sama merasa bahwa mereka adalah dua peradaban besar yang telah menjadi korban imperialisme Barat.
78
Sebelum tahun 1997, Cina telah menjadi mitra penting Iran dalam membantu Iran
mengembangkan kemampuan nuklirnya. Kerjasama Iran dengan Cina dimulai
pada tahun 1987 dan berlanjut selama sekitar 10 tahun. Kerjasama ini membantu
74
Ariel Cohen, The Russian Handicap to U.S. Iran Policy, Jerusalem Issue Briefs, 2009, 35.
75
Global Security. Bushehr –Background,
http:www.globalsecurity.orgwmdworldiranbushehr-intro.htm diakses pada 12 Maret 2015.
76
Mahdi Ahouie, Iran’s relationship with China, India and Russia, 2015.
77
Cohen, The Russian Handica, 30.
78
Lake, Iran’s nuclear program helped by China.
kapabilitas pertambangan uranium Iran dengan menyediakan para pakar dan rancangan fasilitas pembangkit uranium hexaflourida.
79
Banyak bagian dari program Iran, termasuk desain fasilitas uranium hexaflourida dan fasilitas reaktor air berat di Arak yang digunakan untuk
memproduksi plutonium, dapat ditelusuri melalui adanya kerjasama dengan Cina dan Rusia pada tahun 1990an.
80
Aliansi informal dari antara Iran dengan Rusia dan Cina hadir sebagai reaksi terhadap unilateralisme dan upaya aspirasi hegemoni global Amerika
Serikat. Cina dan Rusia yang sama-sama memiliki hak veto dalam Dewan Keamanan PBB, memiliki konsistensi untuk menghambat upaya PBB dalam
menghentikan program nuklir Iran.
81
Kekhawatiran internasional atas kegiatan nuklir Iran semakin intensif pada tahun 2002 ketika kelompok oposisi Iran yang berbasis di Irak, National Council
of Resistance in Iran NCRI , mengungkap adanya dua fasilitas nuklir yang
dirahasiakan, fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan pabrik produksi air berat di Arak. Hingga akhirnya di bawah tekanan dunia internasional, Iran kemudian
menandatangani protokol tambahan, yang memberikan izin inspeksi kepada IAEA untuk memverifikasi bahwa Iran tidak membangun senjata nuklir.
82
79
Eli Lake, Iran’s nuclear program helped by China, Russia, The Washington Times, 5
Juli 2011, http:www.washingtontimes.comnews2011jul5irans-nuclear-program-helped-by- china-russia?page=all diakses pada 13 Maret 2015.
80
Lake, Iran’s nuclear program helped by China, Russia.
81
Cohen, The Russian Handicap, 37.
82
Bruno, Irans Nuclear Program.
Gambar 2.2 Lokasi Penting Fasilitas Nuklir Iran
83
II.2. Hak Sah Iran Sebagai Penandatangan NPT