Gambar 2.2 Lokasi Penting Fasilitas Nuklir Iran
83
II.2. Hak Sah Iran Sebagai Penandatangan NPT
Non Proliferation Treaty NPT atau Traktat Non-Proliferasi Nuklir adalah
perjanjian multilateral yang ditandatangani pada tahun 1968 dan mulai berlaku efektif pada tahun 1970. NPT merupakan bentuk utama dari upaya dunia
internasional untuk membatasi proliferasi nuklir. Ide dasar perjanjian ini adalah bahwa setiap negara harus memiliki kesempatan untuk menggunakan energi
83
Deutsche Welle, Defying West, Iran opens nuclear power plant with Russian help, http:www.dw.dedefying-west-iran-opens-nuclear-power-plant-with-russian-helpa-5928999
diakses
pada 3 Maret 2015.
nuklir untuk tujuan sipil, namun penggunaan nuklir untuk kepentingan militer harus dilarang dan hanya diperbolehkan eksklusif untuk lima negara, yaitu
Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Cina dan Perancis.
84
Perjanjian ini membatasi penggunaan nuklir dan melarang transfer teknologi senjata nuklir ke negara yang tidak memiliki senjata nuklir non-nuclear
weapon states . Namun, perjanjian ini tidak melarang penggunaan nuklir untuk
tujuan damai, melainkan mendorong transfer teknologi nuklir untuk tujuan damai. Perjanjian ini juga mengharuskan negara-negara pemilik senjata nuklir untuk
melakukan pengawasan senjata arms control.
85
Tiga tujuan utama NPT yaitu, pertama, menjamin pelucutan senjata nuklir oleh negara bersenjata nuklir yang telah menandatanagi NPT, yaitu Cina, Rusia,
Inggris, Perancis dan Amerika Serikat. Kedua, mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi yang berkaitan dengan senjata nuklir. Ketiga, menjamin
kerjasama dalam penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.
86
Iran menandatangani NPT pada tahun 1968 sebagai negara non senjata nuklir dan meratifikasinya pada tahun 1970.
87
Pasal III dari NPT mengharuskan negara non nuklir untuk menerima safeguard upaya pengamanan komprehensif
dari International Atomic Energy Agency IAEA. Iran telah menandatangani
84
Oliver Schmidt, Understanding Analyzing Iran’s Nuclear Intentionn - Testing Scott
Sagan’s Argument of “Why do States build Nuclear Weapons”, Lancaster University, 2008, 5.
85
Wolfson, Richard, Nuclear Choices; A Citizens Guide to Nuclear Technology, Massachusetts: McGraw-Hill Publishing Company, 1991, 21.
86
Seyed Hossein Mousavian, The Iran Nuclear Dilemma: The Peaceful Use of Nuclear Energy and NPT’s Main Objectives. EU Non-Proliferation Consortium, 2012, 3.
87
Nuclear Threat Initiative. Iran: Nuclear.
safeguards agreement perjanjian pengamanan yang komprehensif dengan IAEA
pada tahun 1974.
88
Dalam kasus program nuklir Iran, Iran selalu menyatakan bahwa kegiatan pengayaan uraniumnya bertujuan untuk menghasilkan bahan bakar pembangkit
listrik tenaga nuklir untuk memenuhi kebutuhan domestik dan warga sipilnya dengan tujuan damai.
89
Iran menyatakan bahwa membangun senjata nuklir bertentangan dengan nilai-nilai Islam, sehingga Iran pun bersikeras bahwa ia tidak
sedang membangun senjata nuklir.
90
Dengan pernyataan tersebut dan sebagai negara penadatangan NPT, maka pada prinsipnya Iran memiliki hak yang sah untuk mengembangkan nuklir untuk
tujuan damai. Iran sendiri juga mengklaim bahwa ia memiliki hak mutlak untuk mengaya uranium sebagaimana diatur dalam NPT, dan bahwa satu-satunya
batasan dalam program nuklir adalah pemproduksian senjata, sedangkan Iran tidak sedang membangun senjata nuklir.
91
NPT menegaskan untuk melindungi hak seluruh negara penandatangan untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai. Hal ini diatur dalam
pasal IV, yang pada intinya menyatakan bahwa tidak ada poin dalam perjanjian tersebut yang melarang pihak penandatangan untuk mengembangkan penelitian,
produksi dan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai. Negara
88
Paul K. Kerr, Iran’s Nuclear Program: Tehran’s Compliance with International
Obligations , Congressional Research Service, 2014, 1.
89
Aylin Ünver Noi, Irans Nuclear Programme: The EU Approach to Iran in Comparison to the US
’ Approach, Center for Strategic Research, 2005, 89.
90
Conn Hallinan, The Question of Enrichment.
91
Conn Hallinan, The Question of Enrichment.
penandatangan memiliki hak untuk mengembangkan nuklir untuk tujuan damai tanpa diskriminasi sebagaimana diatur dalam pasal I dan II dari perjanjian ini.
92
Namun, bunyi pasal IV ini memiliki ambiguitas yang menyebabkan adanya kontroversi tentang apa yang dimaksud dengan “hak mutlak” yang
disebutkan dalam pasal IV.
93
Hal ini terjadi karena masing-masing pihak negara memiliki interpretasi dan pendapat yang berbeda atas pasal ini, seperti Amerika
Serikat yang menentang dengan keras upaya pengayaan uranium Iran. Amerika Serikat menolak untuk mengakui hak Iran.
94
Beberapa negara pun melihat pasal IV memiliki inkonsi
stensi antara frasa “inalienable right hak mutlak” dan “in conformity with Articles I and II
sesuai dengan pasal I dan II”. Ambiguitas ini tentu semakin menyulitkan untuk membangun pemahaman
bersama antara pihak-pihak yang bernegosiasi. Namun, dalam NPT Review Conference
tahun 2000, konferensi ini menegaskan untuk menghormati pilihan dan keputusan masing-masing negara dalam bidang penggunaan damai energi
nuklir dengan tanpa melanggar kebijakan atau kerjasama internasional yang terkait.
95
Dewan Keamanan PBB sendiri pun tidak pernah menyatakan bahwa Iran telah melanggar NPT.
96
92
William O. Beeman, Does Iran Have the Right to Enrich Uranium? The Answer Is Yes, Huffington Post 31 Oktober 2013 http:www.huffingtonpost.comwilliam-o-beemandoes-iran-
have-the-right-_b_4181347.html diakses pada 20 februari 2015.
93
Nathan Donohue, Understanding Iran’s Right to Enrichment, CSIS, 2012, 3.
94
Muhammad Sahimi, Iran Has a Right to Enrich- And America Already Recognized It, 2013,
http:nationalinterest.orgcommentaryiran-has-right-enrichE28094-america- already-recognized-it-9425 diakses pada 20 Februari 2015.
95
Sahimi, Iran Has a Right to Enrich.
96
Paul K. Kerr, Iran’s Nuclear Program: Tehran’s Compliance with International
Obligations , 11.
II.3. Keinginan Iran dengan Program Nuklirnya