Dalam waktu 10 menit, siswa sudah mengerjakan soal pada lembar kerja. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal Open
Ended, dan hanya ada 6 siswa 27,3   yang menjelaskan jawabannya. Kemudian guru menjelaskan berbagai  jawaban dari soal  Open Ended
tersebut.  Dari  22  siswa  yang  hadir,  terdapat  14  siswa  63,6    yang menjawab  kurang  tepat.  Berikut  ini  contoh  jawaban  yang  belum
diselesaikan siswa.
Gambar 4.1 Jawaban siswa yang masih keliru
Dari  hasil  jawaban  siswa  tersebut,  terlihat  bahwa  masih  ada  siswa yang  memiliki kemampuan berpikir kritis masih rendah, karena masih ada
jawaban siswa yang kurang tepat. Pada  pertemuan  ini,  terdapat  10  siswa  43,4    yang  bercanda,  12
siswa  54,6    yang  memperhatikan  guru  dan  mengerjakan  lembar  kerja siswa    dengan  tenang  dan  fokus.  Pada  akhir  pembelajaran,  guru  bertanya
kepada  siswa  materi  yang  belum  dipahami  dan  mengajukan  pertanyaan seputar  materi  yang  dipelajari.Kemudian  siswa  dan  guru  menyimpulkan
materi  yang  telah  dipelajari.  Guru  memberikan  tugas  pada  siswa  untuk membaca  materi  selanjutnya  tentang  mengurutkan  bilangan  bulat
bilangan  bulat  positif,  bilangan  bulat  nol,  dan  bilangan  bulat  negatif. Kemudian guru memberikan jurnal harian kepada siswa untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.
Dari  hasil  pengamatan  yang  dilakukan  oleh  observer,  terdapat kekurangan  pada  pengajaran  yang  dilakukan  oleh  peneliti,  yaitu  peneliti
kurang memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran, dan masih belum jelas dalam menjelaskan cara penyelesaian LKS.
2  Pertemuan kedua, 12 Februari 2014 Pada  pertemuan  ini,  siswa  yang  hadir  pada  pertemuan  ini  berjumlah
20 siswa.Siswa yang tidak hadir berjumlah 2 orang dikarenakan sakit.Pada kesempatan
ini materi
pelajaran pada
pertemuan ini
adalah membandingkan  bilangan  bulat.  Kegiatan  pembelajaran  dimulai  dengan
berdo’a  dan  mengabsen  siswa,  kemudian  peneliti  meminta  siswa  untuk mengumpulkan  pekerjaan  rumah  PR  yang  diberikan  pada  pertemuan
sebelumnya  dan  mengulas  sedikit  materi  sebelumnya  dengan  melakukan tanya jawab terhadap pekerjaan rumah PR yang telah mereka kerjakan.
Guru  memulai  dengan  membagikan  lembar  kerja  siswa  LKSyang berisi  soal  Open  Ended.  Pada  pertemuan  ini  sebagian  besar  siswa  masih
bingung dalam menyelesaikan soal Open Ended.Ada siswa yang bertanya kepada peneliti, “bu, maksud semakin ke kiri nilai bilangan semakin besar,
dan  sebaliknya,  tolong  dijelaskan?”  penelitipun  memberikan  penjelasan
kepada  siswa  maksud  dari  pernyataan  tersebut,  setelah  peneliti memberikan  penjelasan,  mereka  kembali  dan  mengerjakan  soal.Ketika
siswa  mengerjakan  soal  Open  Ended,  guru  berkeliling  memperhatikan siswa  yang  sedanga  mengerjakan  soal  dan  memberi  teguran  dan
memotivasi kepada siswa yang masih bercanda. Setelah  20  menit  diberi  waktu  mengerjakan  LKS,  peneliti  memberi
kesempatan  kepada  siswa  untuk  mempresentasikan  hasil  kerjanya.Pada kesempatan ini ada 3 orang siswa  yang mempresentasikan hasil kerjanya.
Sebelum  mempresentasikan  hasil  kerjanya,  siswa  tersebut  menyalin  hasil jawaban  di  papan  tulis  laluia  menjelaskan  di  depan  kelas.  Setelah  siswa
mempresentasikan  hasil  jawabannya,  ada  salah  satu  siswa  yang  bertanya
tentang  jawaban  yang  telah  dipresentasikan  sehingga  terjadi  tanya  jawab antara siswa tersebut.
Gambar 4.2 Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban
Setelah  siswa  mempresentasikan  hasil  kerjanya,  peneliti  menjelaskan kembali  materi  yang  telah  dipelajari  dengan  tujuan  untuk  memberi
penguatan kepada siswa. Kegiatan  terakhir  pada  pertemuan  ini  adalah  kesimpulan.  Guru
mengajak  siswa  untuk  menyimpulkan  materi  yang  telah  dipelajari,  dan peneliti memberi tugas berupa pekerjaan rumah PR untuk dikerjakan dan
menginformasikan materi yang dibahas pada pertemuan selanjutnya. Dari  hasil  pengamatan  oleh  obserever  pada  pertemuan  ini  terdapat
kekurangan  yaitu  guru  tidak  memperhatikan  siswa  yang  belum  paham terhadap  materi,  sehingga  siswa  yang  belum  paham  cenderung  diam  saat
proses belajar mengajar berlangsung.
3  Pertemuan ketiga, 13 Februari 2014 Peneliti  mengawali  pertemuan  ketiga  ini  dengan  membaca  doa
bersama,  mengkondisikan  siswa  dengan  memberikan  motivasi  untuk semangat  belajar  dan  mengabsen  siswa.  Pada  pertemuan  ini  tidak  ada
siswa yang tidak hadir. Kemudian Peneliti tidak lupa melakukan apersepsi dengan membahas tugas rumah PR serta memberikan penjelsan kembali
pada  materi  ynag  belum  dipahami  siswa  serta  menyampaikan  tujuan pembelajaran  yang  akan  dipelajari.  Materi  pelajaran  pada  pertemuan  ini
adalah  menentukan  hasil  penjumlahan  bilangan  bulat  positif  dengan
bilangan  bulat  positif  dan  bilangan  bulat  positif  dengan  bilangan  bulat negatif.
Peneliti memulai proses pembelajaran dengan memberikan soal Open Ended,  soal  ini  berbentuk  pertanyaan  terbuka  yang  dapat  diselesaikan
dengan  berbagai  strategi  penyelesaian.  Saat  mengerjakan  soal  Open Endedada 10 siswa 45,4 yang masih bingung.Selain itu ada siswa yang
bertanya  “bu…maksudnya  gimana?  Dijumlahkan  semuanya?”.Kemudian peneliti  menjelaskan  maksud  dari  pertanyaan,  dan  mempersilahkan  siswa
untuk  mulai  mengerjakan  soal.Menurut  pengamatan  peneliti  selama penjelasan materi, sebagian siswa memperhatikan penjelasan peneliti lebih
serius dari sebelumnya. Setelah  siswa  mengerjakan  soal  Open  Ended,  kemudian  siswa  dan
guru membahas bersama jawaban dari soal Open Ended, dengan beberapa siswa  menuliskan  jawabannya  di  papan  tulis  dan  mempresentasikan
jawabannya  kepada  teman-  temannya.Setelah  jawaban  sudah  selesai dibahas.Maka  guru  menjelaskan  materi  tentang  penjumlahan  bilangan
bulat  positif  dengan  bilangan  bulat  positif  dengan  menggunakan  garis bilangan.Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah
interaktif, dimana pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab. Setelah  selesai  peneliti  menjelaskan,  peneliti  memberi  kesempatan
kepada  siswa  untuk  bertanya  tentang  materi  yang  belum  dipahami. Kemudian  peneliti  memberikan  latihan  soal  untuk  mengetahui
perkembangan  belajar  siswa  dalam  menerima  materi  pelajaran  berupa LKS.Setelah  hasil  jawaban  dikumpulkan,siswa  dan  peneliti  membahas
bersama  jawaban  yang  benar.Peneliti  menutup  pembelajaran  pada pertemuan ketiga ini, dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah
PR.Setelah  itu  siswa  bersama-sama  menyimpulkan  materi  pada  hari  ini dan  peneliti  menyarankan  siswa  untuk  membaca  materi  pertemuan
selanjutnya.
4  Pertemuan keempat, 18 Februari 2014 Pada  pertemuan  ini  pembelajaran  dimulai  pada  pukul  10.35
–  11.45 WIB,  siswa  yang  hadir  pada  pertemuan  ini  berjumlah  22  siswa.  Pada
kesempatan  ini  guru  mata  pelajaran  matematika  hadir  bersama  peneliti untuk membantu jalannya pembelajaran sebagai observer.
Materi pada pertemuan ini adalah penjumlahan bilangan bulat negatif dengan  bilangan  bulat  positif  dan  bilangan  bulat  negatif  dengan  bilangan
bulat negatif. Sebelum memulai pembelajaran, siswa sudah duduk dengan rapi  ditempat  duduk  masing-masing,  sehingga  guru  langsung  membuka
pembelajaran  dengan  mengucapkan  salam  dan  mengabsen  siswa. Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah
dan  membahasnya  secara  bersama-sama.  Akan  tetapi  ada  3  orang  siswa yang  tidak  mengumpulkan  tugasnya  dengan  alasan  tidak  paham  cara
menyelesaikan  soal  yang  telah  diberikan.  Kemudian  peneliti  menjelaskan kembali  inti  dari  materi  yang  sebelumnya.Setelah  dijelaskan  akhirnya
siswa dapat memahami materi tersebut.
Gambar 4.3 Jawaban siswa yang salah
Setelah  membahas  pekerjaan  rumah,  penelitimelakukan  apersepsi yaitu  dengan  memberikan  penjelasan  penjumlahan  baik  penjumlahan
bilang bulat positif maupun penjumlahan bilangan bulat negatif.Setelah itu peneliti  membagikan  lembar  kerja  LKS  untuk  dikerjakan  oleh
siswa.Selama  siswa  mengerjakan  LKS,  peneliti  berkeliling  untuk memantau  siswa  yang  mengalami  kesulitan.Siswa  selesai  mengerjakan
LKS  yang  telah  diberikan  dalam  waktu  20  menit.Kemudian  peneliti meminta siswa untuk membahas bersama jawaban soal pada lembar kerja
siswa. Setelah  membahas  jawaban,  peneliti  menyimpulkan  dengan
memberikan  penguatan  materi  kepada  siswa  supaya  tidak  bingung  lagi pada
materi pembelajaran
ini. Setelah
menyimpulkan guru
menginformasikan kepada siswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan  uji  tes  siklus  I,  sehingga  siswa  diminta  untuk  mengulang
kembali materi yang telah dibahas. Seperti  biasa  peneliti  memberikan  lembar  jurnal  harian  untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran  yang telah dilaksanakan. Dan  obserever  atau  observer  menjelaskan  hasil  observasi  saat  proses
pembelajaran  berlangsung  bahwa  peneliti  dalam  memberikan  soal  terlalu susah untuk diselesaikan.
5  Pertemuan kelima, 19 Februari 2014 Pada pertemuan kali ini diadakan tes siklus I, semua siswa tampak
hadir  dan  duduk  rapi  pada  pertemuan  ini.  Tes  berlangsung  selama  2  jam pelajaran  dengan  jumlah  soal  5  butir.  Dimana  soal  tersebut  disesuaikan
dengan indikator untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis. Pada saat peneliti memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap dan tertib
untuk mengikuti tes  yang diberikan.Tes siklus ini harus dikerjakan secara individu  dan  dilarang  untuk  melihat  buku  ataupun  catatan  matematika.
Selama  proses  berlangsung  suasana  menjadi  sepi,  beberapa  siswa  terlihat kebingungan  dan  ada  beberapa  siswa  yang  menyontek  kepada  teman
sebangkunya.  Peneliti  memberi  teguran  dan  membimbing  siswa  untuk menemukan jawaban yang benar secara mandiri.
Setelah pelaksanaan
tes siklus
I, peneliti
mengumpulkan mendiskusikan  hasil  lembar  kerja  yang  berisi  catatan  lapangan  selama
proses pembeljaran berlangsung.
c. Tahap Refleksi
Tahap  observasi  berlangsung  bersamaan  dengan  pelaksanaan tindakan. Observer dan peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan pendekatan Open Ended dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan  mengamati  seluruh  aktivitas  siswa,  dan  mencatat  hal-hal  yang
terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan
tersebut adalah sebagai berikut: 1
Aktivitas Pembelajaran Siswa Tabel 4.2
Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I
NO Aspek yang dinilai
Penilaian Pertemuan Ke- Total
Ket I
II III
IV 1.
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
guru 3
2 3
3 11
Baik
2. Siswa mengidentiikasi
suatu permasalahan 2
2 3
3 10
Cukup Baik
3. Siswa mempresentasikan
hasil identifikasinya 2
2 3
3 10
Cukup Baik
4. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru 1
1 2
3 7
Cukup baik
5. Siswa memecahkan
masalah 1
1 3
3 8
Cukup baik
6. Siswa menanggapi
pertanyaan guru 1
3 2
2 8
Cukup baik
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan 1
3 3
3 10
Cukup Baik
JUMLAH 11
15 19
18 62
RATA- RATA 31,4
42,9 54,3
57,1 Rata-rata prosentase
46,4
Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai:
Skala skor total : 1 = Kurang Baik
Kurang Baik =  1 – 4
2 = Cukup Baik Cukup Baik  =  5
– 8 3 = Baik
Baik             =  9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13
– 16
Berikut  ini  prosentase  aktivitas  siswa  dalam  proses  pembelajaran menggunakan  pendekatan  Open  Ended  jika  disajikan  menggunakan
diagram batang:
Grafik 4.1 Prosentase aktivitas kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan Open Ended
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa perolehan rata-rata aktivitas siswa  siklus  I  padasaat  proses  pembelajaran  matematika  dengan
menggunakan  pendekatan  Open  Ended  mengalami  peningkatan  pada setiap pertemuandenganrata-rata persentase keseluruhan sebesar  46, 4
. Hal  ini  menunjukkan  bahwa  aktivitas  siswa  dikategorikan  kurang  baik
10 20
30 40
50 60
I II
III IV
karena  angka  tersebut  belum  mencapai  indikator  yang  telah  ditentukan, walaupun  perolehan  rata-rata  aktivitas  siswa  tersebut  mengalami
peningkatan  setiap  pertemuannya.  Dari  hasil  tersebut  dapat  disimpulkan bahwa  aktivitas  siswa  dalam  proses  pembelajaran  dengan  menggunakan
pendekatan  Open  Ended  harus  ditingkatkan  sampai  tahap  intervensi tindakan  yang  diharapkan  yaitu  sebesar  65    siswa  berperan  aktif  dalam
kegiatan pembelajaran. Kurangnya  ketercapaian  indikator  aktivitas  siswa  selama  proses
pembelajaran  pada  siklus  I  diantaranya,  peneliti  belum  bisa  sepenuhnya menjangkau  dan  mengkondisikan  seluruh  aktivitas  siswa.  Ada  beberapa
siswa  yang  belum  fokus  memperhatikan  penjelasan  materidiantaranya masih bercanda, mengobrol, bahkan berjalan-jalan dikelas sehingga bentuk
perhatian  siswa  untuk  mencatat  penjelasan  yang  disampaikan  peneliti masih sedikit.Berikut gambaran dokumentasi aktivitas siswa yang diambil
saat  proses pembelajaran sedang berlangsung pada siklus  I, siswa terlihat belum semuanya tertib mengikuti pembelajaran.
Kategori  baik  terlihat  pada  aktivitas  siswasaat  menjawab  pertanyaan yang  diajukan  peneliti.Hal  ini  biasanya  dilakukandi  awal  pembelajaran
saat  melakukan  apersepsi  dan  di  akhir  pembelajaran  saat  melaksanakan tanya  jawab  pada  kegiatan  konfirmasi  untuk  memberikan  umpan  balik
kepada  siswamengenai  materi  yang  telah  diajarkan.  Sedangkan  pada aktivitas  siswa  saat  mengajukan  pendapat  dengan  mengharapkan  siswa
mampu  menanggapi  pernyataan  guru  dalam  menyatakan  pendapatnya secara  lisan,  berani  bertanya  langsung  mengenai  hal-hal  yang  belum
dipahami  terkait  dengan  penjelasan  materi  masih  dalam  kategori  cukup baik,  hanya  beberapa  siswa-siswa  itu  saja  yang  berani  mengungkapkan
pendapatnya. Ketertarikan siswa terhadap materi  yang diberikan belummerata pada
seluruh siswa, ada beberapa siswa dalam mengerjakan LKS mengabaikan langkah-langkah  penyelesaiankarena  siswa  tersebut  masih  bingung  dan
kesulitandalam memahami soalyang berupa soal Open Ended.
2 Aktivitas Pembelajaran Guru
Observer guru bidang studi matematika melakukan pengamatan atau observasi  terhadap  seluruh  kegiatan  pembelajaran  yang  dilaksanakan
peneliti  selama  proses  pembelajaran  siklus  I,  dengan  tujuan  untuk memperbaikai  pembelajaran  dikelas  pada  pembelajaran  selanjutnya.
Berikuthasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Peneliti Siklus I
No Aspek yang diamati
Pertemuan ke -
total
1 2
3 4
I Pra Pembelajaran
1 Menghimpun data dan informasi tentang
kemampuan mengukur peserta didik. 2
3 3
2 10
Baik 2
Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada tindakan.
2 3
2 3
10 Baik
3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan
karakteristik. 1
2 3
3 9
Baik
II Kegiatan Awal Pembelajaran
1 Memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan 3
2 4
3 12
Baik 2
Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik.
2 2
3 2
9 Baik
III  Kegiatan Inti Pembelajaran
1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended 3
3 3
3 12
Baik 2
Penguasaan materi 3
3 4
3 13
Sangat baik
3 Membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari 2
2 3
4 11
Baik 4
Memberikan penguatan pada peserta didik  yang sudah terampil menggunakan latihan soal.
2 2
3 4
11 Baik
IV Kegiatan Akhir
1 Menetapkan ketuntasan belajar
2 3
3 4
12 Baik
2 Pemberian tugas rumah
2 3
3 4
12 Baik
Jumlah 24
28 34
35 121
Skor maksimal 44
44 44
44 Prosentase
54, 5
63, 6
77,3 79,5
Prosentase rata – rata
68,75
Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai:
Skala skor total : 1 = Kurang Baik
Kurang Baik =  1 – 4
2= Cukup Baik Cukup Baik  =  5
– 8 3= Baik
Baik          =  9 – 12
4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13
– 16
Berdasarkan  hasil  observasi  terhadap  aktivitas  penelitidiatas menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dalam kategori baik,
hanya  saja  masih  terdapat  beberapa  aktivitas  yang  kurang  maksimal diantaranya  pengaturan  peserta  didik,  pengelolaan  kelas  sehingga  perlu
diperbaiki agar tidak terjadi pada siklus berikutnya.
3 Hasil Analisis jurnal harian
Pengolahan  data  jurnal  harian  bertujuan  untuk  melihat  tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Open
Ended,  dan  seberapa  pengaruhnya  pendekatan  pembelajaran  ini  untuk meningkatkan  kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa  sehingga
akhirnya siswa dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.Lembar jurnal  harian  ini  diberikan  pada  setiap  akhir  pertemuan  kepada  siswa.
Berikut  ini  hasil  yang  diperoleh  selama  siklus  I  ditunjukkan  pada  tabel berikut ini:
Tabel 4.4 Rekapitulasi respon siswa dari jurnal harian siswa
Siklus I
komentar Alternatif
jawaban Pertemuan ke-
Rata2 1
2 3
4 Positif
Seru dan menyenangkan
13,6 4,5
18,2 13,6
12,5
Menarik 13,6
36,4 31,8
54,5 34,1
Jumlah
46,6 Negatif
Sulit dan ribet 22,7
13,6 22,7
22,7 20,5
Kurang asik dan tidak seru
27,3 22,7
22,7 18,2
Jumlah 38,6
Netral Biasa saja
22,7 22,7
4,5 9,1
14,8 Jumlah
14, 8
Dari  tabel  diatas  rata-rata  prosentase  tanggapan  siswa  terhadap pendekatan Open Ended pada siklus I dalam diagram lingkaran berikut ini:
Grafik 4.2 Hasil respon siswa pada siklus I
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
positif negatif
netral
respon siswa pada siklus I
Dari  tabel  dan  diagram  diatas  menunjukkan  bahwa  dalam  siklus  I yang  dilakukan  dalam  empat  kali  pertemuan  diperoleh  tanggapan  siswa
yang diberikan, diantaranya tanggapan positif sebanyak 46,6 , tanggapan negatif  sebanyak  38,6,  dan  tanggapan  netral  sebanyak  14,8.
Tanggapan  ini  masih  belum  mencapai  kriteria  indikator  yang  diharapkan yaitu tanggapan postif anak diatas 60 , hal ini menunjukkan bahwa siswa
dalam  proses  pembelajaran  menggunakan  pendekatan  Open  Ended  masih perlu  arahan  agar  respon  siswa  meningkat  terhadap  proses  pembelajaran
menggunakan  pendekatan  Open  Ended  sehingga  kemamampuan  berpikir kritis siswa meningkat.
4 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Hasil  tes  kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa  menggunakan pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus I
No indikator
Berpikir Kritis Matematis
Skor total
Rata- rata
Persentase Rata-
rata KKM
siswa ket
1. Memfokuskan
pertanyaan 122
5,54 69
53 baik
2. Mengidentifikasi
asumsi 22
1,00 25
Kurang baik
3. Menentukan
tindakan 116
5,27 65
baik
Berdasarkan  tabel  4.5,  diperolrh  informasi  bahwa  kemampuan berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
a Memfokuskan pertanyaan.
Berdasarkan  hasil  tes  siklus  I,  terlihat  bahwa  prosentase kemampuan  memfokuskan  pertanyaan  hanya  69.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  kemampuan  dalam  memfokuskan  pertanyaan
siswa baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata persentase KKM siswa.
Akan tetapi,  masih ada  beberapa siswa  ketika menjawab soal tes berpikir kritis matematis masih merasa kesulitan dalam  memfokuskan
pertanyaan,  sehingga  jawaban  siswa  tidak  sesuai  dengan  jawaban benar.
b Mengidentifikasi Asumsi.
Indikator ini dilihat bagaimana siswa  memberikan kejelasan lebih lanjut  baik  definisi  atau  keterkaitan  konsep  dan  membaca  apa  yang
diketahui  dari  soal  aplikasi  dikehidupan  sehari-hari.  Sebagian  besar siswa  belum  mampu  mengidentifikasi  asumsi  ini.  Hal  ini  terlihat
bahwa  prosentase  rata-rata  kemampuan  pada  indikator  ini  sebesar 25,  dan  ini  termasuk  kurang  baik  karena  masih  dibawah  standar
normal.
c Menentukan Tindakan.
Indikator  kemampuan  berpikir  kritis  matematis  yang  dapat  dilatih adalah  bagaimana  menentukan  tindakan  dalam  menyelesaikan
permasalahan  soal,  seperti  menentukan  rumus  atau  strategi  yang digunakan.  Hal  ini  bisa  terlihat  pada  saat  siswa  menanggapi
pertanyaan,  siswa  mampu  menentukan  cara  atau  langkah-langkah penyelesaian soal.
Pada  indikator  ini  prosentase  rata-rata  kemampuan  berpikir  kritis siswa sebesar 65. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena
sudah mencapai diatas prosentase normal. Hasil  tes  kemampuan  berpikir  kritis  secara  keseluruhan  pada  siklus  I
diperoleh    nilai  terendah  40  dan  nilai  tertinggi  85 .
Untuk  lebih  jelasnya deskripsi  data  disajikan  dalam  bentuk  tabel  distribusi  frekuensi  sebagai
berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siklus I NO
NILAI FREKUENSI
Absolut Kumulatif
Relatif
1 40-49
6 6
27 2
50-59 5
11 22
3 60-69
4 15
18 4
70-79 5
19 22
5 80-89
2 21
9
Jumlah 22
65 100
Dari  tabel  4.6  distribusi  frekuensi  diatas,  dapat  diketahui  bahwa banyak  kelas  adalah  5  kelas  dengan  panjang  interval  9.  Sedangkan  skor
yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 40- 49 yaitu 27 atau  sebanyak  6  siswa.  Berdasarkan  hasil  perhitungan  tes  kemampuan
berpikir  kritis  matematis,  diperoleh  nilai  rata-rata  sebesar  60,86,  median sebesar  60,50,  modus  sebesar  44,64,  varians  sebesar  186,15  dan
simpangan baku sebesar 13,64. Hal  ini  menunjukan  bahwa  hasil  rata-rata  tes  kemampuan  berpikir
kritis  siswa  pada  siklus  I  ini  masih  belum  menunjukan  hasil  intervensi yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65. Sehingga
tindakan siklus I masih perlu perbaikan untuk siklus selanjutnya.Dari hasil perolehan nilai tes kemampuan berpikir kritis  sebanyak 68,18   yaitu 15
siswa  dinyatakan  belum  tuntas  karena  belum  mencapai  KKM  Kriteria Ketuntasan Minimal, artinya hanya 31,82  atau sebanyak 7 siswa  yang
sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65. Adapun  hasil  tes  kemampuan  berpikir  kritis  siklus  I  ini  disajikan
dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Grafik 4.3 Grafik Histogram dan polygon
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I
Berdasarkan  grafik  4.3  menunjukan  bahwa  kurva  memiliki  model miring  positif,  mempunyai  ekor  memanjang  disebelah  kanan.Hal  ini
menggambarkan  bahwa  data  menyebar  pada  nilai  dibawah  rata-rata  lebih
banyak dari yang memperoleh nilai diatas rata-rata.
Kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa  pada  siklus  I  dengan menggunakan  pendekatan  Open  Ended  masih  belum  mencapai  intervensi
yang  diharapkan.  Berdasarkan  pengamatan  melihat  kemampuan  berpikir kritis  siswa  hasilnya  masih  banyak  siswa  yang  belum  kritis  dalam
mengorganisasikan informasi
atau data-data
yang ada
dengan menggunakan  berbagai  macam  cara  dalam  menyelesaikan  masalah  dan
kurang memperinci langkah-langkah penyelesaian.
Pada  aktivitas  ini  hanya  sebagian  siswa  pandai  yang  dapat menggunakan  berbagai  macam  cara  yang  berbeda  dalam  menyelesaikan
masalah.  Sebagian  siswa  yang  memiliki  nilai  di  bawah  KKM  terlihat mereka tidak menyelesaikan masalah dengan berbagai macam cara bahkan
terdapat siswa yang berpindah tenpat duduk untuk melihat penjelasan dari siswa yang pandai.
1 2
3 4
5 6
7
0 - 39 40 - 49
50 - 59 60 - 69
70 - 79 80 - 89
90 - 100
5 Rencana Perbaikan Tindakan
Setelah  melakukan  proses  pembelajaran  menggunakan  pendekatan Open Ended  maka berdasarkan hasil tes siklus I, diperoleh nilai rata-rata
kelas  60,86,  nilai  ini  menunjukkan  belum  tercapainya  keberhasilan pembelajaran  menggunakan  pendekatan  Open  Ended,  hal  ini  bisa  dilihat
dari  kurangnya  nilai  rata-rata  kelas  dari  nilai  rata-rata  kelas  yang diharapkan  yaitu  minimal  65.  Tahap  ini  dilakukan  untuk  perbaikan
terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended pada siklus II. Sehingga hasil yang diperoleh meningkat dari siklus sebelumnya.
Berdasarkan hasil lembar observasi, lembar jurnal harian, wawancara dan  tes  akhir  kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa  diperoleh  hasil
analisis  kegiatan  refleksi.  Hasil  refleksi  tersebut  akan  diiuraikan  dalam
tabel di bawah ini: Tabel 4.7
Hasil Refleksi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Open Ended pada siklus I No
Permasalahan Solusi
1 Siswa
masih belum
terbiasa menggunakan  pembelajaran  dengan
pendekatan  Open  Ended,  hal  ini terlihat  masih  banyak  siswa  yang
bingung untuk menyelesaikan soal dan penyelesaian terlihat belum variatif
-  Siswa dibimbing
peneliti dalam
menyelesaikan soal tersebut -  Peneliti  membahas  kembali  soal-soal  yang
belum dimengerti,
sehingga dengan
pembahasan yang
dilakukan setiap
pertemuan diharapkan
siswa terbiasa
menyelesaikan soal Open Ended. 2
Keaktifan  siswa  pada  kegiatan  tanya jawab,
presentasi kelompok
dan pembahasan  LKS  didominasi  hanya
siswa  yang  pintar  sedangkan  yang  lain cenderung
diam, belum
berani mengungkapkan  pendapatnya  karena
malu dan enggan untuk bertanya -  Diberikan  arahan,  motivasi  dan  reward
berupa  hadiah  bagi  siswa  yang  berani mempresentasikan hasil diskusi
-  Kegiatan  mempresentasikan  hasil  diskusi maupun  hasil  pembahasan  LKS  dilakukan
bergilir  pada  anggota  kelompoksiswa  yang belum pernah mempresentasikan
3 Kurangnya
penguasaan peneliti
terhadap  kelas,  sehingga  ada  beberapa siswa yang tidak disiplin atau bercanda
saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti  bertindak  lebih  tegas  dalam
memberikan reward
dan punishment
terhadap siswa.
3. PelaksanaanSiklus II
Kegiatan  siklus  II  merupakan  tindak  lanjut  dari  siklus  I  yang didasarkan  pada  hasil  refleksi  peneliti  dan  guru  kolaborator  terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended.
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan  yang  dilakukan  pada  tahap  perencanaan  ini  adalah menyiapkan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar observasi,
lembar  wawancara,  lembar  kerja  siswa,  jurnal  harian  siswa,  lembar  kerja kelompok,  ringkasan  materi  dan  instrumen  siklus  II  berupa  soal  tes
kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang terdiri dari 5 butir soal.
Materi  yang  akan  dibahas  aadalah  pengurangan  bilangan  bulat  dan operasi campuran penjumlahan dan pengurangan. Pada siklus II ini, RPP
dibuat  dengan  4  pertemuan  untuk  proses  pembelajaran  dan  1  pertemuan untuk  tes  siklus  II.  Perbedaan  proses  pembelajaran  siklus  II  ini  berbeda
denagn siklus I, letak perbedaannya adalah pada siklus I penyelesaian soal Open  Ended  hanya  dilakukan  perindividu,  sedangkan  pada  siklus  II  ini
akaan dilaksanakan secara kelompok.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini pembelajaran harus  lebih  diarahkan.Peneliti  harus  mampu  mengelola  kelas  lebih
baik,seperti  mengoptimalkan  waktu  yang  digunakan  agar  pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah ini dapat selesai sesuai alokasi
waktu  yang  ditetapkan.Peneliti  juga  harus  lebih  tegas  dalam mengkondisikan kelas dan memberikan reward kepada siswa  yang berani
mempresentasikan hasil diskusi maupun hasil jawaban pada LKS.
b. Tahap Pelaksanaan
1.  Pertemuan keenam, 20 Februari 2014 Pertemuan  ini  berlangsung  selama  2  jam  pelajaran  90  menit.  Siswa
yang  hadir  dalam  pertemuan  ini  berjumlah  22  orang.Materi  yang  dibahas pada  pertemuan  ini  adalah  pengurangan  bilangan  bulat  positif  dengan
bilangan  bulat  positif  dan  pengurangan  bilangan  bulat  positif  dengan bilangan  bulat  negatif.Kegiatan  membuka  pelajaran  diawali  dengan
memberikan  salam  dan  memeriksa  kehadiran  siswa  di  kelas.Dalam pelaksanaan  pembelajaran  tak  lupa  peneliti  memberikan  motivasi  agar
siswa  lebih  bersemangat  dan  tertarik  untuk  mengikuti  proses pembelajaran.  Selanjutnya  memberikan  apersepsi  dengan  mengajukan
sebuah  pertanyaan  sebagai  upaya  membantu  siswa  untuk  mengingat kembali  materi  dan  mengorientasikan  siswa  pada  masalah  serta
menginformasikan mengenai tujuan pembelajaran. Guru  membagi  kelompok  menjadi  4  kelompok,  sehingga  setiap
kelompok  terdiri  dari  5  orang.  Dalam  pembagian  kelompok,  peneliti mengelompokkan  siswa  secara  heterogen,  dimana  setiap  kelompoknya
terdiri  dari  siswa  yang  kritis  dan  siswa  yang  biasa.  Hal  ini  dimaksudkan supaya siswa yang kurang mampu berpikir kritis dapat dibantu oleh siswa
yang mampu. Setelah membagi kelompok, peneliti membagikan LKS yang berisi  pertanyaan  Open  Ended  dan  menjelaskan  cara  menyelesaikan  LKS
dengan  berbagai  cara,  penelitipun  memberikan  arahan  supaya  siswa membaca soal dengan teliti dan berulang-ulang agar lebih mendalami dan
memahami  maksud  soal  tersebut  sehingga  siswa  mampu  menyelesaikan soal  tersebut  dengan  benar.  Kemudian  siswapun  mulai  mengerjakan  LKS
dengan semangat. Seperti biasa peneliti membagikan LKS  yang terdiri dari 1 soal Open
Ended  untuk  dikerjakan.Semua  siswa  terlihat  sibuk  dan  lebih  serius menyelesaikan  soal  yang  diberikan.  Saat  mengamati  proses  pengerjaan
siswa,  peneliti  melihat  masih  ada  siswa  yang  mengalami  kebingungan dalam  mengerjakan,  akan  tetapi  siswa  tersebut  bertanya  kepada  siswa
kelompoknya.  Waktu  yang  diberikan  dalam  mengerjakan  LKS  yaitu  20 menit, setelah semua siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan LKS
yang  diberikan.  Peneliti  menunjuksalah  satu  kelompok  siswa  untuk menuliskan  jawaban  di  depan  kelas  dan  memberikan  penjelasan  kepada
teman-temannya.  Aktivitas  siswa  pada  pertemuan  ini  sudah  lebih  baik
hampir  semua  siswa  memperhatikan  penjelasan  temannya  yang  maju, walaupun  ada  juga  siswa  yang  masih  mengobrol  namun  peneliti  dan
observer menanganinya dengan menegurnya.
Gambar 4.4 Siswa sedang diskusi kelompok
Siswa  diminta  mengoreksi  bersama  dan  menanggapi  jawaban temannya,  disamping  itusiswa  mencatat  hasil  jawaban  yang  benar  jika
jawaban  mereka  kurang  benar.  Peneliti  memberikan  umpan  balik  dengan bertanya  kepada  siswa  mengenai  materi  yang  belum  dipahami  dan
menanggapi  pertanyaan  siswa  dengan  jawaban  yang  tepat.Dilanjutkan dengan  melakukan  tanya  jawab  berupa  kuis  yang  ditujukan  kepada  siswa
secara  acak  dan  memberikan  hadiah  pada  siswa  yang  bisa  menjawab dengan benar.Hal  ini bertujuan untuk  memancing siswa  agar lebih berani
dan aktif di kelas. Sebelum  menutup  pelajaran,  siswa  menyimpulkan  bersama  materi
yang  telah  dipelajari,  kemudian  peneliti  menginformasikan  pada pertemuan  berikutnya  materi  yang  akan  dibahas  dan  memberikan  tugas
pada siswa untuk membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan.
2.  Pertemuan ketujuh, 25 Februari 2014 Sebagaimana pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran diawali
dengan
memberikan motivasi,
melakukan ape
rsepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
. Pada  pertemuan  ini  semua  siswa  hadirdalam  proses
pembelajaran,  dan  saat  peneliti  masuk  siswa  telah  membentuk  kelompok
sesuai  dengan  kelompok  yang  telah  ditentukan  pada  pertemuan sebelumnya. Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah pengurangan
bilangan  bulat  negatif  dengan  bilangan  bulat  positif  dan  pengurangan bilangan  bulat  negatif  dengan  bilangan  bulat  negatif.Peneliti  memulai
proses  pembelajaran  dengan  mengingatkan  kembali  materi  sebelumnya, yang  sebenarnya  materi  sebelumnya  tidak  jauh  beda  dengan  materi  yang
akan  dibahas.  Peneliti  memotivasi  siswa  dengan  menjelaskan  bahwa materi pada pertemuan ini berkaitan dengan materi sebelumnya, sehingga
akan mudah dipahami jika siswa sudah paham dengan materi sebelumnya. Peneliti  membagi  LKS  pada  setiap  kelompok  untuk  didiskusikan
dengan  teman  sekelompoknya  selama  ±  20  menit.Selama  diskusi berlangsung  guru  berkeliling  dan  memantau  kelompok  siswa  yang
mengalami  kesulitan.Hal  ini  bertujuan  untuk  mengamati  proses  diskusi dan  hasil  pekerjaan  siswa  dalam  menyelesaikan  permasalahan  yang
diberikan.Setelah  kelompok  siswa  telah  selesai  mengerjakan  soal  Open Ended,  maka  peneliti  meminta  perwakilan  setiap  kelompok  siswa  untuk
mempresentasikan  dan  menuliskan  hasil  jawaban  dipapan  tulis.Kemudian siswa  bersama  dengan  peneliti  membahas  semua  jawaban  yang  telah
ditulis oleh setiap kelompok siswa.  Siswa diminta untuk mencatat semua cara penyelesaian yang telah ditulis dipapan tulis.
Setelah  diskusi  kelas  selesai  dilak
sanakan  siswa  mengerjakan  latihan soal  secara  individu  pada  LKS.
Berdasarkan  pengamatan  peneliti  saat berkeliling  memberikan  bimbingan  dan  arahan.  Aktivitas  siswa  pada
pertemuan ini sudah mulai mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dari tidak  banyak  siswa  yang  keluar  dari  tempat  duduknya  berjalan-jalan.
Keadaan di kelas sudah mulai tenang dan proses pembelajaran sudah mulai berjalan baik dan siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan baik.
Gambar 4.5a
Gambar 4.5b Gambar 4.5a dan 4.5b
Jawaban salah beberapa kelompok
Jawaban  siswa  pada  LKS  sudah  mampu  menunjukan  kemajuan dalam  menyelesaikan  soal.Pada  akhir  pembelajaran  setelah  peneliti
melakukan  tanya  jawab  berupa  kuis  secara  acak,  siswa  menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ditutup dengan do
’a dan informasi tentang pembelajaran matematika untuk besok  yaitu membahas
opeasi campuran bilangan bulat.
3. Pertemuan kedelapan, 26 Februari 2014
Proses  pembelajaran  hari  ini,  peneliti  membuka  pelajaran  dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa. Siswa yang hadir pada pertemuan
hari  ini  20  siswa  2  orang  tidak  masuk  karena  izin.Sebelum  memulai pelajaran, siswa  diminta untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah
ditentukan.  Peneliti  memulai  proses  pembelajaran  dengan  melakukan apersepsi  yaitu  mengingatkankan  kembali  pada  materi  penjumlahan  dan
pengurangan  bilangan  bulat.  Materi  pada  pertemuan  ini  adalah  operasi campuran  bilangan  bulat,  dimana  operasi  bilangan  bulat  terdiri
penjumlahan dan pengurangan bialngan bulat. Peneliti  membagikan  LKS  yang  berisi  soal  Open  Ended  kepada
setiap  kelompok  siswa  untuk  didiskusikan.  Selama  proses  diskusi berlangsung  peneliti  dan  ibserver  berkeliling  untuk  memantau  kelompok
yang  sedang  berdiskusi .
Saat  diskusi  berlangsung  suasana  kelas  terasa tenang dan terlihat setiap kelompok sibuk dengan diskusi mereka.Masing-
masingkelompok  terlihat  sudah  menunjukan  kekompakan  dan  kerjasama yang baik dalam melakukan diskusi.
Presentasi  dilakukan  secara  acak  terhadap  setiap  anggota  kelompok yang  belum  pernah  mempresentasikan  hasil  diskusi.Setelah  hasil  diskusi
dibahas  dan  dievaluasi  bersama  cara  penyelesaian  dengan  menggunakan alternatif  jawaban  yang  berbeda,  seperti  biasa  siswa  mengerjakan  latihan
soal  pada  LKS  dengan  jawaban  yang  berbeda-beda.Sebelum  menutup pelajaran  peneliti  memberikan  penguatan  materi  dan  dangan  melakukan
tanya  jawab,  menyimpulkan  bersama  materi  yang  telah  dipelajari  pada pertemuan  hari  ini.  Selain  itu  peneliti  juga  menyarankan  kepada  siswa
untuk  mempelajari  materi  yang  akan  dipelajari  pada  pertemuan selanjutnya
. 4.
Pertemuan kesembilan, 27 Februari 2014 Materi yang dibahas pada pertemuan kesembilan masih sama dengan
pertemuan sebelumnya, yaitu operasi campuran bilangan bulat. Siswa yang tidak hadir 1 siswa tanpa keterangan.Pembelajaran dimulai memasuki jam
kedua  yaitu  pukul  08.25 –09.35.  Peneliti  mengkondisikan  siswa  untuk
mengikuti  pembelajaran  dengan  lebih  baik,  memberikan  motivasi,
mengingatkan  kembali  materi  yang  sudah  siswa  pelajari  sebelumnya  dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sebelum  penjelasan  dan  mendemonstrasikan  uraian  materi,  guru meminta  siswa  untuk  duduk  bersama  kelompok  yang  sudah  dibagi  pada
pertemuan  sebelumnya.  Peneliti  memberikan  pengarahan  agar  proses pembelajaran  siswa  semakin  aktif  dan  antusias  dalam  menerapkan
pendekatan Open Ended. Peneliti  dan  observer  membagikan  lembar  kerja  kelompok,  tanpa
intruksi dari
peneliti siswa
langsung berdiskusi
dengan kelompoknya.Siswa  sudah  mulai  terbiasa  dan  lancar  menyelesaikan  soal
terbuka.Selama  berjalanya  diskusi  siswa  terlihat  lebih  aktif  berdiskusi dengan  kelompoknya.  Rata-rata  siswa  tidak  bertanya  mengenai  langkah
penyelesaian, cara atau rumus dari materi yang telah diajarkan, melainkan siswa hanya ragu dan ingin menyakinkan saja apakah jawaban yang telah
dikerjakan sudah benar atau salah. Dari  hasil  pengerjaan  terlihat  5  kelompok  semuanya  sudah  mampu
menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah dengan benar dan siswa sudah  lebih  menunjukan  kemampuan  berpikir  kritisnya  dengan
menggunakan beragam cara penyelesaian. Pada  akhir  pembelajaran  seperti  biasanya  guru  memberikan  latihan
soal  pada  lembar  kerja  siswa.Mengingat  waktu  yang  diberikan  terbatas tanpa  intruksi  langsung  dari  peneliti  siswa  sudah  terlihat  lancar
menyelesaikan  tugas.Setelah  membahas  lembar  kerja  siswa,  peneliti memberikan kesempatan untuk kembali melakukan tanya jawab mengenai
hal  yang  belum  mereka  pahami.  Pada  akhir  pembelajaran  peneliti  dan siswa  membuat  kesimpulan  mengenai  pelajaran  hari  ini.  Selanjutnnya
peneliti  menginformasikan  bahwa  pertemuan  selanjutnya  akan  diadakan tes  akhir  mengenai  materi  yang  telah  dipelajari  sebelumnya  sampai
pertemuan hari ini.
5. Pertemuan kesepuluh, 4 Maret 2014
Pada  pertemuan  hari  ini  akan  dilaksanakan  tes  akhir  siklus  II  yang tujuannya  untuk  mengetahui  kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa.
Kegiatan ini dimulai dengan memeriksa absensi dan semua siswa tampak hadir untuk mengikuti tes. Tes berbentuk essay dengan jumlah soal 5 yang
dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 35 menit. Saat pembagian soal, semua  siswa  terlihat  tenang  dibandingkan  dengan  saat  pembagian  soal
pada  siklus  I.  Selama  proses  tes  siklus  berlangsung  terlihat  hampir seluruhnya  siswa  mengerjakan  sendiri  meskipun  ada  sebagian  kecil  yang
belum  percaya  diri  untuk  mengerjakan  soal-soal  yang  dianggap  sulit  dan beberapa  siswa  ada  yang  masih  bercanda  namun  peneliti  segera
menegurnya. Siswa dapat menyelesaikan soal dengan tertib dan tepat waktu sesuai
dengan  waktu  yang  diberikan.Setelah  waktu  ujian  habis  siswa  segera mengumpulkan  lembar  tes  jawaban.Peneliti  membagikan  jurnal  harian
siswa  untuk  mengetahui  respon  siswa  terhadap  pertemuan  yang  telah dilaksanakan.Selain  itu  peneliti  jugaa  mewawancarai  guru  bidang  studi
matematika selaku observer tentang peningkatan berpikir kritis matematis siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.
c. Tahap Refleksi
Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan lebih baik, karena dari pembelajaran pertemuan terakhir sudah berjalan dengan tertib
dan  lancar,  tidak  ada  siswa  yang  keluar-keluar  dari  kelompok  belajarnya, siswa  sudah  mulai  fokus  dan  mampu  bekerja  sama  dalam  kelompoknya.
Setiap siswa sudah tidak ragu mengerjakan soal dengan berbagai alternatif jawaban.
1 Aktivitas Pembelajaran Siswa
Selama  kegiatan  siklus  II  peneliti  dibantu  oleh  observer  yang  juga melakukan  pengamatan  pada  saat  pelaksanaan  siklus  I.  hasil  pengamatan
terhadap aktivitas pembelajaran siswa adalah:
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II
NO Aspek yang dinilai
Skor Penilaian Pertemuan Ke- total
Ket VI
VII VIII
IX 1.
Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
guru 4
4 4
5 17
Sangat baik
2. Siswa mengidentiikasi
suatu permasalahan 3
4 4
4 15
Sangat baik
3. Siswa mempresentasikan
hasil identifikasinya 4
3 4
5 16
Sangat baik
4. Siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru 3
4 4
5 16
Sangat baik
5. Siswa memecahkan
masalah 4
3 4
4 15
Sangat baik
6. Siswa menanggapi
pertanyaan guru 4
3 4
4 15
Sangat baik
7. Siswa menentukan solusi
permasalahan 4
3 4
4 15
Sangat baik
JUMLAH 26
24 28
31 109
RATA-RATA 3,71
3,43 4
4,43 RATA-RATA
74,2 68,8
80 88,3
Rata –rata prosentase
77, 86
Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai:
Skala skor total : 1 = Kurang Baik
Kurang Baik  =  1 – 4
2= Cukup Baik Cukup Baik
=  5 – 8
3= Baik Baik  =  9
– 12 4 = Sangat Baik
Sangat Baik= 13 – 16
Adapun  hasil  pengamatan  aktivitas  belajar  siswa  siklus  II  ini disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut
Grafik 4.4 hasil aktivitas kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan Open Ended selama siklus II
Berdasarkan  tabel  dan  grafik  diatas  menunjukkan  bahwa  aktivitas siswa  pada  saat  proses  pembelajaran  matematika  dengan  menggunakan
Open  Endeddari  pertemuan  VI  sampai  pertemuan  IX  mengalami peningkatan.  Terlihat  pada  setiap  skor  yang  diberikan  pada  aspek  yang
diamati  menunjukan  keseluruhan  rata-rata  presentase  sebesar  77,86 diatas indikator yang diharapkan sebesar yaitu 70 . Peningkatan rata-rata
presentase aktivitas siswa pada siklus II ditunjukan dengan meningkatnya perolehan  nilai  beberapa  aspek  aktivitas  yang  diamati  seperti  pada  aspek
mendengarkan  dan  memperhatikan  penjelasan  guru  siklus  I  dari  kategori baik menjadi sangat baik pada siklus II, terlihat dimana siswa sudah mulai
fokus  terhadap  materi  yang  diajarkan  guru.  Pada  aspek  menjawab pertanyaan menunjukan peningkatan dari baik menjadi sangat baik, siswa
yang  menjawab  pertanyaan  sekarang  sudah  tidak  didominasi  siswa  yang pintar saja tetapi hampir semua siswa berani menjawab pertanyaan karena
pertanyaan  diajukan  guru  secara  acak  dan  bergilir  sehingga  semua  siswa mempunyai
kesempatan menjawab
pertanyaan baik
dalam mempresentasikan  jawaban  diskusi  kelompok,  membahas  LKS,  dan
kegiatan tanya jawab guru pada saat apersepsi maupun konfirmasi.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
VI VII
VIII IX
Series1
Keterlibatan  siswa  pada  pembelajaran  terlihat  sangat  baik,    hampir semua  siswa  terlibat  dalam  proses  pembelajaran  dikelas  melalui  kegiatan
berdiskusi,  mengerjakan  LKS  dan  sebagainya  karena  peneliti  beserta observer  membimbing  dan  memantau  jalannya  proses  pembelajaran
dengan  lebih  tegas  dengan  memberikan  sanksi  berupa  pengurangan  nilai pada  siswa  yang  tidak  ikut  berdiskusi  kelompok  atau  mengerjakan
LKS.Dapat  disimpulkan  bahwa  aktivitas  siswa  sudah  baik  dan  sesuai kriteria yang ditentukan yaitu mencapai rata-rata 70 .
2 Aktivitas Pembelajaran Guru Peneliti
Hasil  kegiatan  pengamatan  pada  siklus  II  yang  dilakukan  oleh observer guru bidang studi matematika yang memberi penilaian terhadap
seluruh aktifitas peneliti selama proses pembelajaran berlangsung di kelas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II
No Aspek yang diamati
Pertemuan ke - total
1 2
3 4
I Pra Pembelajaran
1 Menghimpun data dan informasi tentang
kemampuan mengukur peserta didik. 3
3 3
3 12
Baik 2
Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada tindakan.
3 3
4 4
14 Sangat
Baik 3
Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan karakteristik.
4 2
4 4
14 Sangat
Baik
II Kegiatan Awal Pembelajaran
1 Memberikan informasi mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan 3
2 2
3 10
Baik 2
Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik.
4 3
4 4
15 Sangat
Baik
III  Kegiatan Inti Pembelajaran
1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan
pendekatan Open Ended 3
3 3
3 12
Baik 2
Penguasaan materi 4
3 4
4 15
Sangat baik
3 Membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari
3 3
3 4
13 Sangat
Baik 4
Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah terampil menggunakan latihan
soal. 4
3 4
4 15
Sangat Baik
IV Kegiatan Akhir
1 Menetapkan ketuntasan belajar
3 4
4 4
15 Sangat
Baik 2
Pemberian tugas rumah 4
4 4
4 16
Sangat Baik
Jumlah 38
33 39
41 151
Skor maksimal 44
44 44
44 44
Prosentase 86,3
6364 75
88,636 36
93,1 8182
86,3 6364
Prosentase rata – rata
85,79545
Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai:
Skala skor total : 1 = Kurang Baik
Kurang Baik  =  1 – 4
2= Cukup Baik Cukup Baik
=  5 – 8
3= Baik Baik  =  9
– 12 4 = Sangat Baik
Sangat Baik= 13 – 16
Berdasarkan  tabel  4.9  terkait  dengan  hasil  observasi  kegiatan aktifitas  mengajar,  penelitisudah  mengikuti  setiap  aspek  yang  diamati
dalam lembar observasi dan melakukan langkah-langkah  yang tersusun di dalam RPP.Sesuai dengan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil
rata-rata aktifitas mengajar peneliti pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata presentase menjadi 85,8 yang menunjukan rata-rata keseluruhan
dalam kategori“Sangat Baik”.
3 Hasil jurnal harian
Setelah  data  hasil  jurnal  harian  siswa  pada  siklus  II  dianalisis, langkah  selanjutnya  adalah  menginterpretasikan  data  tersebut  dengan
mencari  jumlah  rata-rata  nilai  presentase  respon  siswa  terhadap pendekatan Open Ended. Berikut presentase jawaban hasil  jawaban siswa
yang dijabarkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.10 Hasil Analisis jurnal harian Siklus II
komentar Alternatif
jawaban Pertemuan ke-
Rata2 VI
VII VIII
IX Positif
Seru dan menyenangkan
36,36  36,36  40,91  40,91  32,96
menarik 31,82  31,82  31,82  36,36  38,64
Jumlah 71,60
Negatif Sulit dan ribet
9,09  18,18 9,09  13,64  12,50
Kurang asik dan tidak seru
13,64  9,09 4,54
9,09 9,09
Jumlah 21,59
Netral Biasa saja
9,09 4,54
13,66  0,00 6,81
Jumlah 6,81
Dari  22  siswa  yang  menuliskan  respon  pada  jurnal  harian  yang diberikan,  sebagian  besarsiswa  menunjukan  tanggapan  maupun  respon
positif  terhadap  pembelajaran  menggunakan  pendekatan  Open  Ended dengan  peningkatan  rata-rata  presentasi  respon  jawaban  positif  sebesar
71,60  .  Respon  ini  terjadi  karena  siswa  sudah  mengenal  dan  mulai terbiasa  menggunakan  pendekatan  Open  Ended  untuk  meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
4 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Hasil  tes  kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa  menggunakan pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus II
No indikator
Berpikir Kritis Matematis
Skor total
Rata- rata
Persentase Rata-
rata KKM
siswa ket
1. Memfokuskan
pertanyaan 67
3,05 76
66,67 Sangat
baik 2.
Mengidentifikasi asumsi
105 4,77
58 baik
3. Menentukan
tindakan 117
5,32 66
baik
Berdasarkan  tabel  4.11,  diperoleh  informasi  bahwa  kemampuan berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
a Memfokuskan pertanyaan.
Berdasarkan  hasil  tes  siklus  I,  terlihat  bahwa  prosentase kemampuan  memfokuskan  pertanyaan  hanya  76.  Hal  ini
menunjukkan  bahwa  kemampuan  dalam  memfokuskan  pertanyaan siswa  sangat  baik,  karena  persentase  tersebut  diatas  rata-rata
persentase  KKM  siswa  dan  pada  siklus  I  ke  siklus  II  meningkat sebesar 7.
Pada  siklus  II  ini  siswa  sudah  mampu  memfokuskan  pertanyaan dimana  siswa  dapat    memahami  yang  apa  diketahui  dan  ditanya  dari
soal.  Ini  menunjukkan  bahwa  siswa  memiliki  kemampuan  berpikir kritis dengan baik.
b Mengidentifikasi Asumsi.
Indikator ini dilihat bagaimana siswa  memberikan kejelasan lebih lanjut  baik  definisi  atau  keterkaitan  konsep  dan  membaca  apa  yang
diketahui  dari  soal  aplikasi  di  kehidupan  sehari-hari.  Rata-rata  pada indikator  kemampuan  berpikir  kritis  ini  adalah  58.  Sebagian  besar
siswa  belum  mampu  mengidentifikasi  asumsi  ini.  Hal  ini  terlihat bahwa  prosentase  rata-rata  kemampuan  pada  indikator  ini  sebesar
25,  dan  ini  termasuk  kurang  baik  karena  masih  dibawah  standar normal.
Kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa  pada  indikator  ini masih terlihat rendah, sebagian siswa belum mampu mengidentifikasi
soal yang berupa aplikasi pada kehidupan sehari-hari.
c Menentukan Tindakan.
Indikator  kemampuan  berpikir  kritis  matematis  yang  dapat  dilatih adalah  bagaimana  menentukan  tindakan  dalam  menyelesaikan
permasalahan  soal,  seperti  menentukan  rumus  atau  strategi  yang digunakan.  Hal  ini  bisa  terlihat  pada  saat  siswa  menanggapi
pertanyaan,  siswa  mampu  menentukan  cara  atau  langkah-langkah penyelesaian soal.
Pada  indikator  ini  prosentase  rata-rata  kemampuan  berpikir  kritis siswa sebesar 65. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena
sudah mencapai diatas prosentase normal. Tahap  pembelajaran  pada  siklus  II  ini  secara  umum  dapat  dikatakan
lebih  baik.Dari  hasil  rata-rata  tes  kemampuan  berpikir  kritis  siklus  II diperoleh  nilai  terendah  25  dan  nilai  tertinggi  mencapai  90.  Untuk  lebih
jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.12 Distribusi FrekuensiKemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siklus II
NO NILAI
FREKUENSI Absolut  Kumulatif
Relatif
1 25-38
1 1
4,54 2
39-52 4
5 18,18
3 53-66
5 10
22,73 4
67-80 9
19 40,91
5 81-94
3 22
13,6
Jumlah 22
57 100
Berdasarkan  tabel  4.12  diatas  dapat  diinterpretasikan  bahwa  banyak kelas  adalah  5  kelas  dengan  panjang  interval  13.Sedangkan  skor  yang
paling banyak  diperoleh  siswa berada pada  rentang 67-80   yaitu 40,91 atau  sebanyak  9  siswa.  Hasil  perhitungan  tes  kemampuan  berpikir  kritis
matematis pada siklus II mengalami peningkatan, diperoleh nilai rata-rata sebesar  65,5,  median  sebesar  67,94,  modus  sebesar  71,7,  varians  sebesar
221,38 dan simpangan baku sebesar 14,88. Hal  ini  menunjukan  bahwa  hasil  rata-rata  tes  kemampuan  berpikir
kritis  siswa  pada  siklus  II  ini  sudah  menunjukan  hasil  intervensi  yang diharapkan  yaitu  dengan  nilai  rata-rata  kelas  mencapai  65
. Sehingga
tindakan  kelas  ini  dihentikan  sampai  dengan  siklus  II  karena  sudah memenuhi  indikator  keberhasilan  penelitian.Dari  hasil  perolehan  nilai  tes
kemampuan  berpikir  kritis  sebanyak  22,73    yaitu  5  siswa  dinyatakan belum  tuntas  karena  belum  mencapai  KKM  Kriteria  Ketuntasan
Minimal, sisanya sebanyak 77,27  yaitu 17 siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65.
Adapun  hasil  tes  kemampuan  berpikir  kritis  siklus  II  ini  disajikan dalam bentuk histogram dan poligon sebagai berikut:
Grafik 4.5 Grafik Poligon Dan Histogram
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II
Berdasarkan  grafik  4.5  menunjukan  bahwa  kurva  memiliki  model miring negatif dengan ekor memanjang disebelah kiri, yang berarti bahwa
siswa  yang  mempunyai  nilai  diatas  rata-rata  lebih  banyak  dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata.
5  Analisis Tindakan Dalam  pelaksanaan  proses  pembelajaran  menggunakan  pendekatan
Open  Ended  peneliti  telah  melakukan  pengamatan  terhadap  hasil pembelajaran  yang  telah  dilaksanakan,  pendekatan  Open  Ended  ini
membuat  siswa  lebih  sistematis  dalam  mengerjakan  soal  dan  mampu mengembangkan  kemampuan  berpikir  kritis  dalam  pembelajaran
matematika,  walaupun  dalam  pelaksanaanya  masih  terdapat  kekurangan tetapi  hal  tersebut  dapat  teratasi  pada  tindakan  pembelajaran  selanjutnya
dengan kegiatan refleksi pada setiap siklusnya. Tahap  refleksi  ini  dilakukan  oleh  peneliti  dan  kolabolator  setelah
melakukan proses pembelajaran dengan melihat kondisi kelas yang terjadi. Berdasarkan  hasil  analisis  pada  observasi,  jurnal  harian  siswa  dan  tes
kemampuan  berpikir  kritis  siswa  ditemukan  peningkatan  dan  perbaikan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
0 - 24 25-38
39-52 53-66
67-80 81-94
95-100
yang  cukup  signifikan  diantaranya,  respon  siswa  yang  merasa pembelajaran  melalui  pendekatan  Open  Endedberlangsung  lebih  menarik
menyenangkan,  lebih  semangat  dan  dapat  diikuti  dengan  mudah.  Hal  ini
dinyatakan adanya bukti respon siswa melalui jurnal harian siswa.
Aktivitas  pembelajaran  siswa  dengan  pendekatan  Open  Ended  sudah menunjukan kategori sangat baik dengan rata-rata presentase 77,86  dari
hasil  intervensi  yang  diharapkan  mencapai  75    rata-rata  keseluruhan aktivitas  siswa.  Hasil  pengamatan  aktivitas  siswa  juga  menunjukan  siswa
dapat  menyelesaikan  setiap  soal  dengan  jawaban  yang  variatif,  sehingga pendekatan  ini  dapat  memacu  siswa  untuk  dapat  menganalisis  soal  dan
menentukan  cara  penyelesaian  yang  diketahui.  Selama  pembelajaran, aktivitas  siswa  baik  secara  berkelompok  dengan  beranggotakan  siswa
dengan  kemampuan  heterogen  maupun  individu  sudah  berjalan  dengan lancar.  Kegiatan  siswa  pada  saat  proses  pembelajaran  berlangsung  tertib
dan  kondusif  dengan  masing-masing  anggota  kelompok  antusias menjawab soal. Tanggung jawab masing-masing individu dalam kelompok
juga sudah maksimal tanpa mengandalkan kemampuan siswa yang pandai saja  untuk  menemukan  jawaban  dengan  beragam  cara  mereka  sendiri
sehingga  lebih  variatif.  Siswa  sudah  tidak  merasa  kesulitan  dalam mengerjakan  soal  pemecahan  masalah  berupa  soal  Open  Ended  pada
lembar  kerja  Siswa  LKS  yang  diberikan.  Siswa  terlihat  sudah  memiliki proses  berpikir  yang  menghasilkan  jawaban  penyelesaian  yang  berbeda-
beda dan terperinci dalam langkah penyelesaiannya.Pada siklus II peneliti hanya  berperan  sebagai  fasilitator  yang  lebih  banyak  melibatkan  siswa
dalam  mendapatkan  pengetahuan  berdasarkan  pengalaman  diskusi  dan hanya  perlu  memberi  penguatan-penguatan  terhadap  materi  atau  konsep
yang belum dipahami.
Perolehan  rata-rata  tes  akhir  kemampuan  berpikir  kritis  matematis siswa  siklus  II  telah  mencapai  kriteria  dari  batas  yang  ditetapkan  yaitu
sebesar 65,5dari kriteria ketercapaian minimal nilai rata-rata kelas sebesar 65. Adapun skor tiap indikator berpikir kritis juga mengalami peningkatan
dari  siklus  sebelumnya  sehingga  menunjukan  bahwa  data-data  yang dikumpulkan  telah  mengalami  peningkatan  dan  menyebabkan  indikator
keberhasilan  tercapai.Oleh  karena  itu  penelitian  tindakan  kelas  ini
diberhentikan sampai dengan siklus II.
B. Analisis Data
a. Aktivitas pembelajaran siswa
Tahap  analisis  dimulai  dengan  membaca  keseluruhan  data  yang  ada dari  berbagai  sumber.  Berdasarkan  hasil  analisis  pemberian  tindakan
menggunakan pendekatan Open Ended mampu meningkatkan kemampuan berpikir  kritis  matematis  siswa  serta  mampu  mengubah  strategi
pembelajaran  yang  selama  ini  digunakan.Selain  itu  strategi  pembelajaran ini  dapat  meningkatkan  aktivitas  belajar  siswa.  Berdasarkan  pengamatan
yang  dilakukan  pada  setiap  pertemuan  selama  proses  pembelajaran menggunakan  Open  Ended,  dimana  aspek  aktivitas  yang  diamati  adalah:
memperhatikan  penjelasan  guru,  mengidentifikasi  suatu  permasalahan, mempresentasikan
hasil identifikasinya,
mengajukan pertanyaan,
memecahkan  masalah,  menanggapi  pertanyaan  guru,  menentukan  solusi permasalahan. Pada siklus  I hasil pengamatan  yang dilakukan saat  proses
pembelajaran  dengan  menggunakan  Open  Ended  menunjukkan  rata-rata 46,4  ,  dengan  prosentase  tersebut  maka  dapat  disimpulkan  bahwa
prosentase aktivitas siswa masih kurang dari prosentase  rata-rata aktivitas
siswa yang telah ditentukan.
Berbeda  pada  pelaksanaan  tindakan  siklus  II  proses  pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan, dimana rata-rata
aktivitas  siswa  menjadai  77,84.  Dari  keseluruhan  aspek  aktivitas  siswa yang  diamati  terlihat  perbedaan  aktivitas  siswa  pada  siklus  I  dan  siklus
II.Berikut  analisis  untuk  data  peningkatan  aktivitas  pembelajaran  siswa dari hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I dan siklus II:
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran
Siswa pada Siklus I dan Siklus II
NO Aspek yang dinilai
Siklus I Siklus II
Total Ket
Total Ket
1. Siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru 11
Baik 17
Sangat baik
2. Siswa mengidentiikasi suatu
permasalahan 10
Baik 15
Sangat baik
3. Siswa mempresentasikan hasil
identifikasinya 10
Baik 16
Sangat baik
4. Siswa mengajukan pertanyaan
kepada guru 7
Cukup baik
16 Sangat
baik 5.
Siswa memecahkan masalah 8
Cukup baik
15 Sangat
baik 6.
Siswa menanggapi pertanyaan guru 8
Cukup baik
15 Sangat
baik 7.
Siswa menentukan solusi permasalahan
10 Baik
15 Sangat
baik JUMLAH
62 109
Rata prosentase 46,4
77, 86 Kriteria pencapaian
70
Adapun  rata-rata  aktivitas  belajar  siklus  I  dan  II  disajikan  dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Grafik 4.6 Hasil perbandingan aktivitas kegiatan pembelajaran
Siswa pada siklus I dan siklus II
10 20
30 40
50 60
70 80
I II
I II
Berdasarkan tabel
4.13 dan
grafik 4.6
diatasmenunjukan peningkatanrata-rata  presentase  aktivitas  siswa  pada  siklus  I  sebesar
46,4. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh rata-rata presentase aktivitas  siswa  sebesar  77,86  .  Perbedaan  aktivitas  siswa  terlihat  pada
tiap  aspek  yang  diamati  pada  siklus  II  yang  menunjukan  peningkatan penilaian  skor  total  aktivitas  siswa  dari  kategori  cukup  baik  menjadi
kategori baik maupun kategori baik menjadi kategori sangat baik.
b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Analisis  data  untuk  kemampuan  berpikir  kritis  matematis  siswa  pada siklus  II  menunjukan  peningkatan  yang  cukup  signifikan.Berikut  ini
disajikan  data  hasil  statistik  deskriptif  peningkatan  kemampuan  berpikir kritis  siswa  menggunakan  pendekatan  Open  Ended  antara  siklus  I  dan
siklus  II,  terlihat  adanya  perbedaan.  Untuk  lebih  memperjelas  perbedaan kemampuan  berpikir  kritis  matematus  siswa  dapat  dilihat  pada  tabel
berikut:
Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa Statistik
Siklus I Siklus II
Mean 60,86
65,5 Median
60,50 67,94
Modus 44,64
71,7 X max
85,00 90,00
X min 40,00
25,00 Varians
186,15 221,38
Simpangan Baku S 13,64
14,88
Adapun  rata-rata  kemampuan  berpikir  kritis  pada  siklus  I  dan  II disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Grafik 4.7 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Tabel 4.14 dan grafik 4.6 menunjukan perbedaan kemampuan berpikir kritis  matematis  siswa  pada  siklus  I  dan  siklus  II,  yaitu  dapat  dilihat  dari
peningkatan  nilai  rata-rata  di  siklus  I  sebesar  60,86.  Sedangkan  setelah tindakan  siklus  II  diperoleh  skor  rata-rata  kemampuan  berpikir  kritis
matematis  siswa  sebesar  65,5.  Peningkatan  hasil  tes  kemampuan  berpikir kritis  matematis  siswa  juga  terlihat  pada  perolehan  nilai  tertinggi  pada
siklus  I  adalah  85,00  sedangkan  pada  siklus  II  nilai  tertinggi  diperoleh dengan skor maksimal yaitu 90,00.
Ditinjau  dari  tiap  indikator  kemampuan  berpikir  kritis  matematis deskripsi data disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.15 Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Tes Siklus I dan Tes Siklus II
Indikator Tes siklus I
Tes siklus II Skor
ideal Mean
SD Persenta
se Skor
ideal Mean
SD Persenta
se Memfokuskan pertanyaan
8 5,54
1,55 69
4 3,05
1,55 76
Mengidentifikasi asumsi 4
1,00 0,22
25 8
4,77 1,07
58 Menentukan tindakan
8 5,27
1,86 65
8 5,32
1,65 66
58 59
60 61
62 63
64 65
66
siklus I siklus II
siklus I siklus II
Tabel  4.15  menunjukan  bahwa  terdapat  3  indikator  kemampuan berpikir  kritis  matematis  siswa  yang  diukur  yaitu  memfokuskan
pertanyaan,  mengidentifikasi  asumsi,  menentukan  tindakan.  Setiap indikator  memiliki  skor  yang  berbeda-beda,  hal  ini  dikarenakan  setiap
indikator  diwakili  oleh  soal  yang  jumlahnya  berbeda.  Terlihat  bahwa kemampuan  berpikir  kritis  siswa  pada  siklus  II  telah  mengalami
peningkatan.Peningkatan  kemampuan  berpikir  kritis  tersebut  terlihat dalam indikator memfokuskan pertanyaan pada siklus I dengan presentase
sebesar  69    menjadi  76  .  Sedangkan  indikator    mengidentifikasi masalaha  pada  siklus  I  sebesar  25    menjadi  58  pada  siklus  II,  dan
indikator  menentukan  tindakan  pada  siklus  I  sebesar  65    menjadi  66 pada  siklus  II.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  indikator  kemampuan  berpikir
kritis  matematis  siswa  dalam  memberikan  alternatif  jawaban  yang berbeda-beda  maupun  bervariasi  dan  mengerjakan  dengan  langkah-
langkah  terperinci  meningkat.  Oleh  karena  itu  pendekatan  Open  Ended efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
c. Analisis jurnal harian
Pada  setiap  akhit  pertemuan,  peneliti  memberikan  jurnal  harian dengan  tujuan  untuk  mengetahui  respon  siswa  terhadap  proses
pembelajaran yang dilakukan. Jurnal yang diberikan kepada siswa berisi 2 pertanyaan  mengenai  penggunaaan  pendekatan  Open  Ended  yang  telah
dilaksanakan.  Tanggapan siswa  yang diberikan  beragam,  ada siswa  yang memberikan  respon  positif  misalnya:  seru,  menyenangkan,  ada  siswa
yang  memberikan  komentar  negatif  membosankan,  susah  dll  dan  ada juga siswa yang memberikan respon netral misalnya biasa saja.  Berikut
ini  hasil  jurnal  harian  selama  siklus  I  dan  siklus  II  yang  dsajikan  dalam bentuk tabel dibawah ini :