Deskripsi Data Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Melalui Penerapan Pendekatan Open Ended

Dalam waktu 10 menit, siswa sudah mengerjakan soal pada lembar kerja. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal Open Ended, dan hanya ada 6 siswa 27,3 yang menjelaskan jawabannya. Kemudian guru menjelaskan berbagai jawaban dari soal Open Ended tersebut. Dari 22 siswa yang hadir, terdapat 14 siswa 63,6 yang menjawab kurang tepat. Berikut ini contoh jawaban yang belum diselesaikan siswa. Gambar 4.1 Jawaban siswa yang masih keliru Dari hasil jawaban siswa tersebut, terlihat bahwa masih ada siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis masih rendah, karena masih ada jawaban siswa yang kurang tepat. Pada pertemuan ini, terdapat 10 siswa 43,4 yang bercanda, 12 siswa 54,6 yang memperhatikan guru dan mengerjakan lembar kerja siswa dengan tenang dan fokus. Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi yang belum dipahami dan mengajukan pertanyaan seputar materi yang dipelajari.Kemudian siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas pada siswa untuk membaca materi selanjutnya tentang mengurutkan bilangan bulat bilangan bulat positif, bilangan bulat nol, dan bilangan bulat negatif. Kemudian guru memberikan jurnal harian kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer, terdapat kekurangan pada pengajaran yang dilakukan oleh peneliti, yaitu peneliti kurang memotivasi siswa pada saat membuka pelajaran, dan masih belum jelas dalam menjelaskan cara penyelesaian LKS. 2 Pertemuan kedua, 12 Februari 2014 Pada pertemuan ini, siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah 20 siswa.Siswa yang tidak hadir berjumlah 2 orang dikarenakan sakit.Pada kesempatan ini materi pelajaran pada pertemuan ini adalah membandingkan bilangan bulat. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan berdo’a dan mengabsen siswa, kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan mengulas sedikit materi sebelumnya dengan melakukan tanya jawab terhadap pekerjaan rumah PR yang telah mereka kerjakan. Guru memulai dengan membagikan lembar kerja siswa LKSyang berisi soal Open Ended. Pada pertemuan ini sebagian besar siswa masih bingung dalam menyelesaikan soal Open Ended.Ada siswa yang bertanya kepada peneliti, “bu, maksud semakin ke kiri nilai bilangan semakin besar, dan sebaliknya, tolong dijelaskan?” penelitipun memberikan penjelasan kepada siswa maksud dari pernyataan tersebut, setelah peneliti memberikan penjelasan, mereka kembali dan mengerjakan soal.Ketika siswa mengerjakan soal Open Ended, guru berkeliling memperhatikan siswa yang sedanga mengerjakan soal dan memberi teguran dan memotivasi kepada siswa yang masih bercanda. Setelah 20 menit diberi waktu mengerjakan LKS, peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya.Pada kesempatan ini ada 3 orang siswa yang mempresentasikan hasil kerjanya. Sebelum mempresentasikan hasil kerjanya, siswa tersebut menyalin hasil jawaban di papan tulis laluia menjelaskan di depan kelas. Setelah siswa mempresentasikan hasil jawabannya, ada salah satu siswa yang bertanya tentang jawaban yang telah dipresentasikan sehingga terjadi tanya jawab antara siswa tersebut. Gambar 4.2 Siswa sedang mempresentasikan hasil jawaban Setelah siswa mempresentasikan hasil kerjanya, peneliti menjelaskan kembali materi yang telah dipelajari dengan tujuan untuk memberi penguatan kepada siswa. Kegiatan terakhir pada pertemuan ini adalah kesimpulan. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan peneliti memberi tugas berupa pekerjaan rumah PR untuk dikerjakan dan menginformasikan materi yang dibahas pada pertemuan selanjutnya. Dari hasil pengamatan oleh obserever pada pertemuan ini terdapat kekurangan yaitu guru tidak memperhatikan siswa yang belum paham terhadap materi, sehingga siswa yang belum paham cenderung diam saat proses belajar mengajar berlangsung. 3 Pertemuan ketiga, 13 Februari 2014 Peneliti mengawali pertemuan ketiga ini dengan membaca doa bersama, mengkondisikan siswa dengan memberikan motivasi untuk semangat belajar dan mengabsen siswa. Pada pertemuan ini tidak ada siswa yang tidak hadir. Kemudian Peneliti tidak lupa melakukan apersepsi dengan membahas tugas rumah PR serta memberikan penjelsan kembali pada materi ynag belum dipahami siswa serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Materi pelajaran pada pertemuan ini adalah menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan memberikan soal Open Ended, soal ini berbentuk pertanyaan terbuka yang dapat diselesaikan dengan berbagai strategi penyelesaian. Saat mengerjakan soal Open Endedada 10 siswa 45,4 yang masih bingung.Selain itu ada siswa yang bertanya “bu…maksudnya gimana? Dijumlahkan semuanya?”.Kemudian peneliti menjelaskan maksud dari pertanyaan, dan mempersilahkan siswa untuk mulai mengerjakan soal.Menurut pengamatan peneliti selama penjelasan materi, sebagian siswa memperhatikan penjelasan peneliti lebih serius dari sebelumnya. Setelah siswa mengerjakan soal Open Ended, kemudian siswa dan guru membahas bersama jawaban dari soal Open Ended, dengan beberapa siswa menuliskan jawabannya di papan tulis dan mempresentasikan jawabannya kepada teman- temannya.Setelah jawaban sudah selesai dibahas.Maka guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dengan menggunakan garis bilangan.Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah interaktif, dimana pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab. Setelah selesai peneliti menjelaskan, peneliti memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Kemudian peneliti memberikan latihan soal untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dalam menerima materi pelajaran berupa LKS.Setelah hasil jawaban dikumpulkan,siswa dan peneliti membahas bersama jawaban yang benar.Peneliti menutup pembelajaran pada pertemuan ketiga ini, dengan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah PR.Setelah itu siswa bersama-sama menyimpulkan materi pada hari ini dan peneliti menyarankan siswa untuk membaca materi pertemuan selanjutnya. 4 Pertemuan keempat, 18 Februari 2014 Pada pertemuan ini pembelajaran dimulai pada pukul 10.35 – 11.45 WIB, siswa yang hadir pada pertemuan ini berjumlah 22 siswa. Pada kesempatan ini guru mata pelajaran matematika hadir bersama peneliti untuk membantu jalannya pembelajaran sebagai observer. Materi pada pertemuan ini adalah penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Sebelum memulai pembelajaran, siswa sudah duduk dengan rapi ditempat duduk masing-masing, sehingga guru langsung membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Kemudian peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan pekerjaan rumah dan membahasnya secara bersama-sama. Akan tetapi ada 3 orang siswa yang tidak mengumpulkan tugasnya dengan alasan tidak paham cara menyelesaikan soal yang telah diberikan. Kemudian peneliti menjelaskan kembali inti dari materi yang sebelumnya.Setelah dijelaskan akhirnya siswa dapat memahami materi tersebut. Gambar 4.3 Jawaban siswa yang salah Setelah membahas pekerjaan rumah, penelitimelakukan apersepsi yaitu dengan memberikan penjelasan penjumlahan baik penjumlahan bilang bulat positif maupun penjumlahan bilangan bulat negatif.Setelah itu peneliti membagikan lembar kerja LKS untuk dikerjakan oleh siswa.Selama siswa mengerjakan LKS, peneliti berkeliling untuk memantau siswa yang mengalami kesulitan.Siswa selesai mengerjakan LKS yang telah diberikan dalam waktu 20 menit.Kemudian peneliti meminta siswa untuk membahas bersama jawaban soal pada lembar kerja siswa. Setelah membahas jawaban, peneliti menyimpulkan dengan memberikan penguatan materi kepada siswa supaya tidak bingung lagi pada materi pembelajaran ini. Setelah menyimpulkan guru menginformasikan kepada siswa bahwa untuk pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan uji tes siklus I, sehingga siswa diminta untuk mengulang kembali materi yang telah dibahas. Seperti biasa peneliti memberikan lembar jurnal harian untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dan obserever atau observer menjelaskan hasil observasi saat proses pembelajaran berlangsung bahwa peneliti dalam memberikan soal terlalu susah untuk diselesaikan. 5 Pertemuan kelima, 19 Februari 2014 Pada pertemuan kali ini diadakan tes siklus I, semua siswa tampak hadir dan duduk rapi pada pertemuan ini. Tes berlangsung selama 2 jam pelajaran dengan jumlah soal 5 butir. Dimana soal tersebut disesuaikan dengan indikator untuk mengukur kemampuan berpikir kritis matematis. Pada saat peneliti memasuki kelas, siswa sudah terlihat siap dan tertib untuk mengikuti tes yang diberikan.Tes siklus ini harus dikerjakan secara individu dan dilarang untuk melihat buku ataupun catatan matematika. Selama proses berlangsung suasana menjadi sepi, beberapa siswa terlihat kebingungan dan ada beberapa siswa yang menyontek kepada teman sebangkunya. Peneliti memberi teguran dan membimbing siswa untuk menemukan jawaban yang benar secara mandiri. Setelah pelaksanaan tes siklus I, peneliti mengumpulkan mendiskusikan hasil lembar kerja yang berisi catatan lapangan selama proses pembeljaran berlangsung.

c. Tahap Refleksi

Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observer dan peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pendekatan Open Ended dan kemampuan berpikir kritis siswa dengan mengamati seluruh aktivitas siswa, dan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Aktivitas Pembelajaran Siswa Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I NO Aspek yang dinilai Penilaian Pertemuan Ke- Total Ket I II III IV 1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 3 2 3 3 11 Baik 2. Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan 2 2 3 3 10 Cukup Baik 3. Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya 2 2 3 3 10 Cukup Baik 4. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 1 1 2 3 7 Cukup baik 5. Siswa memecahkan masalah 1 1 3 3 8 Cukup baik 6. Siswa menanggapi pertanyaan guru 1 3 2 2 8 Cukup baik 7. Siswa menentukan solusi permasalahan 1 3 3 3 10 Cukup Baik JUMLAH 11 15 19 18 62 RATA- RATA 31,4 42,9 54,3 57,1 Rata-rata prosentase 46,4 Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai: Skala skor total : 1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4 2 = Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8 3 = Baik Baik = 9 – 12 4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16 Berikut ini prosentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended jika disajikan menggunakan diagram batang: Grafik 4.1 Prosentase aktivitas kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa perolehan rata-rata aktivitas siswa siklus I padasaat proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Open Ended mengalami peningkatan pada setiap pertemuandenganrata-rata persentase keseluruhan sebesar 46, 4 . Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dikategorikan kurang baik 10 20 30 40 50 60 I II III IV karena angka tersebut belum mencapai indikator yang telah ditentukan, walaupun perolehan rata-rata aktivitas siswa tersebut mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended harus ditingkatkan sampai tahap intervensi tindakan yang diharapkan yaitu sebesar 65 siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kurangnya ketercapaian indikator aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I diantaranya, peneliti belum bisa sepenuhnya menjangkau dan mengkondisikan seluruh aktivitas siswa. Ada beberapa siswa yang belum fokus memperhatikan penjelasan materidiantaranya masih bercanda, mengobrol, bahkan berjalan-jalan dikelas sehingga bentuk perhatian siswa untuk mencatat penjelasan yang disampaikan peneliti masih sedikit.Berikut gambaran dokumentasi aktivitas siswa yang diambil saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada siklus I, siswa terlihat belum semuanya tertib mengikuti pembelajaran. Kategori baik terlihat pada aktivitas siswasaat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti.Hal ini biasanya dilakukandi awal pembelajaran saat melakukan apersepsi dan di akhir pembelajaran saat melaksanakan tanya jawab pada kegiatan konfirmasi untuk memberikan umpan balik kepada siswamengenai materi yang telah diajarkan. Sedangkan pada aktivitas siswa saat mengajukan pendapat dengan mengharapkan siswa mampu menanggapi pernyataan guru dalam menyatakan pendapatnya secara lisan, berani bertanya langsung mengenai hal-hal yang belum dipahami terkait dengan penjelasan materi masih dalam kategori cukup baik, hanya beberapa siswa-siswa itu saja yang berani mengungkapkan pendapatnya. Ketertarikan siswa terhadap materi yang diberikan belummerata pada seluruh siswa, ada beberapa siswa dalam mengerjakan LKS mengabaikan langkah-langkah penyelesaiankarena siswa tersebut masih bingung dan kesulitandalam memahami soalyang berupa soal Open Ended. 2 Aktivitas Pembelajaran Guru Observer guru bidang studi matematika melakukan pengamatan atau observasi terhadap seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti selama proses pembelajaran siklus I, dengan tujuan untuk memperbaikai pembelajaran dikelas pada pembelajaran selanjutnya. Berikuthasil pengamatan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Peneliti Siklus I No Aspek yang diamati Pertemuan ke - total 1 2 3 4 I Pra Pembelajaran 1 Menghimpun data dan informasi tentang kemampuan mengukur peserta didik. 2 3 3 2 10 Baik 2 Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada tindakan. 2 3 2 3 10 Baik 3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan karakteristik. 1 2 3 3 9 Baik II Kegiatan Awal Pembelajaran 1 Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan 3 2 4 3 12 Baik 2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik. 2 2 3 2 9 Baik III Kegiatan Inti Pembelajaran 1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended 3 3 3 3 12 Baik 2 Penguasaan materi 3 3 4 3 13 Sangat baik 3 Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari 2 2 3 4 11 Baik 4 Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah terampil menggunakan latihan soal. 2 2 3 4 11 Baik IV Kegiatan Akhir 1 Menetapkan ketuntasan belajar 2 3 3 4 12 Baik 2 Pemberian tugas rumah 2 3 3 4 12 Baik Jumlah 24 28 34 35 121 Skor maksimal 44 44 44 44 Prosentase 54, 5 63, 6 77,3 79,5 Prosentase rata – rata 68,75 Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai: Skala skor total : 1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4 2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8 3= Baik Baik = 9 – 12 4 = Sangat Baik Sangat Baik = 13 – 16 Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas penelitidiatas menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dalam kategori baik, hanya saja masih terdapat beberapa aktivitas yang kurang maksimal diantaranya pengaturan peserta didik, pengelolaan kelas sehingga perlu diperbaiki agar tidak terjadi pada siklus berikutnya. 3 Hasil Analisis jurnal harian Pengolahan data jurnal harian bertujuan untuk melihat tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended, dan seberapa pengaruhnya pendekatan pembelajaran ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa sehingga akhirnya siswa dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.Lembar jurnal harian ini diberikan pada setiap akhir pertemuan kepada siswa. Berikut ini hasil yang diperoleh selama siklus I ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Rekapitulasi respon siswa dari jurnal harian siswa Siklus I komentar Alternatif jawaban Pertemuan ke- Rata2 1 2 3 4 Positif Seru dan menyenangkan 13,6 4,5 18,2 13,6 12,5 Menarik 13,6 36,4 31,8 54,5 34,1 Jumlah 46,6 Negatif Sulit dan ribet 22,7 13,6 22,7 22,7 20,5 Kurang asik dan tidak seru 27,3 22,7 22,7 18,2 Jumlah 38,6 Netral Biasa saja 22,7 22,7 4,5 9,1 14,8 Jumlah 14, 8 Dari tabel diatas rata-rata prosentase tanggapan siswa terhadap pendekatan Open Ended pada siklus I dalam diagram lingkaran berikut ini: Grafik 4.2 Hasil respon siswa pada siklus I 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 positif negatif netral respon siswa pada siklus I Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan bahwa dalam siklus I yang dilakukan dalam empat kali pertemuan diperoleh tanggapan siswa yang diberikan, diantaranya tanggapan positif sebanyak 46,6 , tanggapan negatif sebanyak 38,6, dan tanggapan netral sebanyak 14,8. Tanggapan ini masih belum mencapai kriteria indikator yang diharapkan yaitu tanggapan postif anak diatas 60 , hal ini menunjukkan bahwa siswa dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended masih perlu arahan agar respon siswa meningkat terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended sehingga kemamampuan berpikir kritis siswa meningkat. 4 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus I No indikator Berpikir Kritis Matematis Skor total Rata- rata Persentase Rata- rata KKM siswa ket 1. Memfokuskan pertanyaan 122 5,54 69 53 baik 2. Mengidentifikasi asumsi 22 1,00 25 Kurang baik 3. Menentukan tindakan 116 5,27 65 baik Berdasarkan tabel 4.5, diperolrh informasi bahwa kemampuan berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: a Memfokuskan pertanyaan. Berdasarkan hasil tes siklus I, terlihat bahwa prosentase kemampuan memfokuskan pertanyaan hanya 69. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam memfokuskan pertanyaan siswa baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata persentase KKM siswa. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa ketika menjawab soal tes berpikir kritis matematis masih merasa kesulitan dalam memfokuskan pertanyaan, sehingga jawaban siswa tidak sesuai dengan jawaban benar. b Mengidentifikasi Asumsi. Indikator ini dilihat bagaimana siswa memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep dan membaca apa yang diketahui dari soal aplikasi dikehidupan sehari-hari. Sebagian besar siswa belum mampu mengidentifikasi asumsi ini. Hal ini terlihat bahwa prosentase rata-rata kemampuan pada indikator ini sebesar 25, dan ini termasuk kurang baik karena masih dibawah standar normal. c Menentukan Tindakan. Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang dapat dilatih adalah bagaimana menentukan tindakan dalam menyelesaikan permasalahan soal, seperti menentukan rumus atau strategi yang digunakan. Hal ini bisa terlihat pada saat siswa menanggapi pertanyaan, siswa mampu menentukan cara atau langkah-langkah penyelesaian soal. Pada indikator ini prosentase rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 65. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena sudah mencapai diatas prosentase normal. Hasil tes kemampuan berpikir kritis secara keseluruhan pada siklus I diperoleh nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 85 . Untuk lebih jelasnya deskripsi data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus I NO NILAI FREKUENSI Absolut Kumulatif Relatif 1 40-49 6 6 27 2 50-59 5 11 22 3 60-69 4 15 18 4 70-79 5 19 22 5 80-89 2 21 9 Jumlah 22 65 100 Dari tabel 4.6 distribusi frekuensi diatas, dapat diketahui bahwa banyak kelas adalah 5 kelas dengan panjang interval 9. Sedangkan skor yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 40- 49 yaitu 27 atau sebanyak 6 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis matematis, diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,86, median sebesar 60,50, modus sebesar 44,64, varians sebesar 186,15 dan simpangan baku sebesar 13,64. Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I ini masih belum menunjukan hasil intervensi yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65. Sehingga tindakan siklus I masih perlu perbaikan untuk siklus selanjutnya.Dari hasil perolehan nilai tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 68,18 yaitu 15 siswa dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal, artinya hanya 31,82 atau sebanyak 7 siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65. Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siklus I ini disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut: Grafik 4.3 Grafik Histogram dan polygon Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus I Berdasarkan grafik 4.3 menunjukan bahwa kurva memiliki model miring positif, mempunyai ekor memanjang disebelah kanan.Hal ini menggambarkan bahwa data menyebar pada nilai dibawah rata-rata lebih banyak dari yang memperoleh nilai diatas rata-rata. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus I dengan menggunakan pendekatan Open Ended masih belum mencapai intervensi yang diharapkan. Berdasarkan pengamatan melihat kemampuan berpikir kritis siswa hasilnya masih banyak siswa yang belum kritis dalam mengorganisasikan informasi atau data-data yang ada dengan menggunakan berbagai macam cara dalam menyelesaikan masalah dan kurang memperinci langkah-langkah penyelesaian. Pada aktivitas ini hanya sebagian siswa pandai yang dapat menggunakan berbagai macam cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalah. Sebagian siswa yang memiliki nilai di bawah KKM terlihat mereka tidak menyelesaikan masalah dengan berbagai macam cara bahkan terdapat siswa yang berpindah tenpat duduk untuk melihat penjelasan dari siswa yang pandai. 1 2 3 4 5 6 7 0 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 100 5 Rencana Perbaikan Tindakan Setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended maka berdasarkan hasil tes siklus I, diperoleh nilai rata-rata kelas 60,86, nilai ini menunjukkan belum tercapainya keberhasilan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended, hal ini bisa dilihat dari kurangnya nilai rata-rata kelas dari nilai rata-rata kelas yang diharapkan yaitu minimal 65. Tahap ini dilakukan untuk perbaikan terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended pada siklus II. Sehingga hasil yang diperoleh meningkat dari siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil lembar observasi, lembar jurnal harian, wawancara dan tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis siswa diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi. Hasil refleksi tersebut akan diiuraikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.7 Hasil Refleksi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended pada siklus I No Permasalahan Solusi 1 Siswa masih belum terbiasa menggunakan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended, hal ini terlihat masih banyak siswa yang bingung untuk menyelesaikan soal dan penyelesaian terlihat belum variatif - Siswa dibimbing peneliti dalam menyelesaikan soal tersebut - Peneliti membahas kembali soal-soal yang belum dimengerti, sehingga dengan pembahasan yang dilakukan setiap pertemuan diharapkan siswa terbiasa menyelesaikan soal Open Ended. 2 Keaktifan siswa pada kegiatan tanya jawab, presentasi kelompok dan pembahasan LKS didominasi hanya siswa yang pintar sedangkan yang lain cenderung diam, belum berani mengungkapkan pendapatnya karena malu dan enggan untuk bertanya - Diberikan arahan, motivasi dan reward berupa hadiah bagi siswa yang berani mempresentasikan hasil diskusi - Kegiatan mempresentasikan hasil diskusi maupun hasil pembahasan LKS dilakukan bergilir pada anggota kelompoksiswa yang belum pernah mempresentasikan 3 Kurangnya penguasaan peneliti terhadap kelas, sehingga ada beberapa siswa yang tidak disiplin atau bercanda saat proses pembelajaran berlangsung. Peneliti bertindak lebih tegas dalam memberikan reward dan punishment terhadap siswa.

3. PelaksanaanSiklus II

Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru kolaborator terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Open Ended.

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar observasi, lembar wawancara, lembar kerja siswa, jurnal harian siswa, lembar kerja kelompok, ringkasan materi dan instrumen siklus II berupa soal tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang terdiri dari 5 butir soal. Materi yang akan dibahas aadalah pengurangan bilangan bulat dan operasi campuran penjumlahan dan pengurangan. Pada siklus II ini, RPP dibuat dengan 4 pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes siklus II. Perbedaan proses pembelajaran siklus II ini berbeda denagn siklus I, letak perbedaannya adalah pada siklus I penyelesaian soal Open Ended hanya dilakukan perindividu, sedangkan pada siklus II ini akaan dilaksanakan secara kelompok. Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini pembelajaran harus lebih diarahkan.Peneliti harus mampu mengelola kelas lebih baik,seperti mengoptimalkan waktu yang digunakan agar pembelajaran menggunakan strategi pemecahan masalah ini dapat selesai sesuai alokasi waktu yang ditetapkan.Peneliti juga harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas dan memberikan reward kepada siswa yang berani mempresentasikan hasil diskusi maupun hasil jawaban pada LKS.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Pertemuan keenam, 20 Februari 2014 Pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran 90 menit. Siswa yang hadir dalam pertemuan ini berjumlah 22 orang.Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.Kegiatan membuka pelajaran diawali dengan memberikan salam dan memeriksa kehadiran siswa di kelas.Dalam pelaksanaan pembelajaran tak lupa peneliti memberikan motivasi agar siswa lebih bersemangat dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Selanjutnya memberikan apersepsi dengan mengajukan sebuah pertanyaan sebagai upaya membantu siswa untuk mengingat kembali materi dan mengorientasikan siswa pada masalah serta menginformasikan mengenai tujuan pembelajaran. Guru membagi kelompok menjadi 4 kelompok, sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Dalam pembagian kelompok, peneliti mengelompokkan siswa secara heterogen, dimana setiap kelompoknya terdiri dari siswa yang kritis dan siswa yang biasa. Hal ini dimaksudkan supaya siswa yang kurang mampu berpikir kritis dapat dibantu oleh siswa yang mampu. Setelah membagi kelompok, peneliti membagikan LKS yang berisi pertanyaan Open Ended dan menjelaskan cara menyelesaikan LKS dengan berbagai cara, penelitipun memberikan arahan supaya siswa membaca soal dengan teliti dan berulang-ulang agar lebih mendalami dan memahami maksud soal tersebut sehingga siswa mampu menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Kemudian siswapun mulai mengerjakan LKS dengan semangat. Seperti biasa peneliti membagikan LKS yang terdiri dari 1 soal Open Ended untuk dikerjakan.Semua siswa terlihat sibuk dan lebih serius menyelesaikan soal yang diberikan. Saat mengamati proses pengerjaan siswa, peneliti melihat masih ada siswa yang mengalami kebingungan dalam mengerjakan, akan tetapi siswa tersebut bertanya kepada siswa kelompoknya. Waktu yang diberikan dalam mengerjakan LKS yaitu 20 menit, setelah semua siswa selesai mengerjakan dan mengumpulkan LKS yang diberikan. Peneliti menunjuksalah satu kelompok siswa untuk menuliskan jawaban di depan kelas dan memberikan penjelasan kepada teman-temannya. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah lebih baik hampir semua siswa memperhatikan penjelasan temannya yang maju, walaupun ada juga siswa yang masih mengobrol namun peneliti dan observer menanganinya dengan menegurnya. Gambar 4.4 Siswa sedang diskusi kelompok Siswa diminta mengoreksi bersama dan menanggapi jawaban temannya, disamping itusiswa mencatat hasil jawaban yang benar jika jawaban mereka kurang benar. Peneliti memberikan umpan balik dengan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum dipahami dan menanggapi pertanyaan siswa dengan jawaban yang tepat.Dilanjutkan dengan melakukan tanya jawab berupa kuis yang ditujukan kepada siswa secara acak dan memberikan hadiah pada siswa yang bisa menjawab dengan benar.Hal ini bertujuan untuk memancing siswa agar lebih berani dan aktif di kelas. Sebelum menutup pelajaran, siswa menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari, kemudian peneliti menginformasikan pada pertemuan berikutnya materi yang akan dibahas dan memberikan tugas pada siswa untuk membaca dan mempelajari materi yang akan diajarkan. 2. Pertemuan ketujuh, 25 Februari 2014 Sebagaimana pertemuan sebelumnya, kegiatan pembelajaran diawali dengan memberikan motivasi, melakukan ape rsepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran . Pada pertemuan ini semua siswa hadirdalam proses pembelajaran, dan saat peneliti masuk siswa telah membentuk kelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Materi yang dibahas pada pertemuan ini adalah pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif dan pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.Peneliti memulai proses pembelajaran dengan mengingatkan kembali materi sebelumnya, yang sebenarnya materi sebelumnya tidak jauh beda dengan materi yang akan dibahas. Peneliti memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi pada pertemuan ini berkaitan dengan materi sebelumnya, sehingga akan mudah dipahami jika siswa sudah paham dengan materi sebelumnya. Peneliti membagi LKS pada setiap kelompok untuk didiskusikan dengan teman sekelompoknya selama ± 20 menit.Selama diskusi berlangsung guru berkeliling dan memantau kelompok siswa yang mengalami kesulitan.Hal ini bertujuan untuk mengamati proses diskusi dan hasil pekerjaan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.Setelah kelompok siswa telah selesai mengerjakan soal Open Ended, maka peneliti meminta perwakilan setiap kelompok siswa untuk mempresentasikan dan menuliskan hasil jawaban dipapan tulis.Kemudian siswa bersama dengan peneliti membahas semua jawaban yang telah ditulis oleh setiap kelompok siswa. Siswa diminta untuk mencatat semua cara penyelesaian yang telah ditulis dipapan tulis. Setelah diskusi kelas selesai dilak sanakan siswa mengerjakan latihan soal secara individu pada LKS. Berdasarkan pengamatan peneliti saat berkeliling memberikan bimbingan dan arahan. Aktivitas siswa pada pertemuan ini sudah mulai mengalami kemajuan, hal ini dapat terlihat dari tidak banyak siswa yang keluar dari tempat duduknya berjalan-jalan. Keadaan di kelas sudah mulai tenang dan proses pembelajaran sudah mulai berjalan baik dan siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan baik. Gambar 4.5a Gambar 4.5b Gambar 4.5a dan 4.5b Jawaban salah beberapa kelompok Jawaban siswa pada LKS sudah mampu menunjukan kemajuan dalam menyelesaikan soal.Pada akhir pembelajaran setelah peneliti melakukan tanya jawab berupa kuis secara acak, siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Proses pembelajaran ditutup dengan do ’a dan informasi tentang pembelajaran matematika untuk besok yaitu membahas opeasi campuran bilangan bulat. 3. Pertemuan kedelapan, 26 Februari 2014 Proses pembelajaran hari ini, peneliti membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen siswa. Siswa yang hadir pada pertemuan hari ini 20 siswa 2 orang tidak masuk karena izin.Sebelum memulai pelajaran, siswa diminta untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Peneliti memulai proses pembelajaran dengan melakukan apersepsi yaitu mengingatkankan kembali pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Materi pada pertemuan ini adalah operasi campuran bilangan bulat, dimana operasi bilangan bulat terdiri penjumlahan dan pengurangan bialngan bulat. Peneliti membagikan LKS yang berisi soal Open Ended kepada setiap kelompok siswa untuk didiskusikan. Selama proses diskusi berlangsung peneliti dan ibserver berkeliling untuk memantau kelompok yang sedang berdiskusi . Saat diskusi berlangsung suasana kelas terasa tenang dan terlihat setiap kelompok sibuk dengan diskusi mereka.Masing- masingkelompok terlihat sudah menunjukan kekompakan dan kerjasama yang baik dalam melakukan diskusi. Presentasi dilakukan secara acak terhadap setiap anggota kelompok yang belum pernah mempresentasikan hasil diskusi.Setelah hasil diskusi dibahas dan dievaluasi bersama cara penyelesaian dengan menggunakan alternatif jawaban yang berbeda, seperti biasa siswa mengerjakan latihan soal pada LKS dengan jawaban yang berbeda-beda.Sebelum menutup pelajaran peneliti memberikan penguatan materi dan dangan melakukan tanya jawab, menyimpulkan bersama materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari ini. Selain itu peneliti juga menyarankan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya . 4. Pertemuan kesembilan, 27 Februari 2014 Materi yang dibahas pada pertemuan kesembilan masih sama dengan pertemuan sebelumnya, yaitu operasi campuran bilangan bulat. Siswa yang tidak hadir 1 siswa tanpa keterangan.Pembelajaran dimulai memasuki jam kedua yaitu pukul 08.25 –09.35. Peneliti mengkondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan lebih baik, memberikan motivasi, mengingatkan kembali materi yang sudah siswa pelajari sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum penjelasan dan mendemonstrasikan uraian materi, guru meminta siswa untuk duduk bersama kelompok yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya. Peneliti memberikan pengarahan agar proses pembelajaran siswa semakin aktif dan antusias dalam menerapkan pendekatan Open Ended. Peneliti dan observer membagikan lembar kerja kelompok, tanpa intruksi dari peneliti siswa langsung berdiskusi dengan kelompoknya.Siswa sudah mulai terbiasa dan lancar menyelesaikan soal terbuka.Selama berjalanya diskusi siswa terlihat lebih aktif berdiskusi dengan kelompoknya. Rata-rata siswa tidak bertanya mengenai langkah penyelesaian, cara atau rumus dari materi yang telah diajarkan, melainkan siswa hanya ragu dan ingin menyakinkan saja apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau salah. Dari hasil pengerjaan terlihat 5 kelompok semuanya sudah mampu menerapkan langkah-langkah pemecahan masalah dengan benar dan siswa sudah lebih menunjukan kemampuan berpikir kritisnya dengan menggunakan beragam cara penyelesaian. Pada akhir pembelajaran seperti biasanya guru memberikan latihan soal pada lembar kerja siswa.Mengingat waktu yang diberikan terbatas tanpa intruksi langsung dari peneliti siswa sudah terlihat lancar menyelesaikan tugas.Setelah membahas lembar kerja siswa, peneliti memberikan kesempatan untuk kembali melakukan tanya jawab mengenai hal yang belum mereka pahami. Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa membuat kesimpulan mengenai pelajaran hari ini. Selanjutnnya peneliti menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes akhir mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya sampai pertemuan hari ini. 5. Pertemuan kesepuluh, 4 Maret 2014 Pada pertemuan hari ini akan dilaksanakan tes akhir siklus II yang tujuannya untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Kegiatan ini dimulai dengan memeriksa absensi dan semua siswa tampak hadir untuk mengikuti tes. Tes berbentuk essay dengan jumlah soal 5 yang dilaksanakan selama 2 jam pelajaran 2 x 35 menit. Saat pembagian soal, semua siswa terlihat tenang dibandingkan dengan saat pembagian soal pada siklus I. Selama proses tes siklus berlangsung terlihat hampir seluruhnya siswa mengerjakan sendiri meskipun ada sebagian kecil yang belum percaya diri untuk mengerjakan soal-soal yang dianggap sulit dan beberapa siswa ada yang masih bercanda namun peneliti segera menegurnya. Siswa dapat menyelesaikan soal dengan tertib dan tepat waktu sesuai dengan waktu yang diberikan.Setelah waktu ujian habis siswa segera mengumpulkan lembar tes jawaban.Peneliti membagikan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pertemuan yang telah dilaksanakan.Selain itu peneliti jugaa mewawancarai guru bidang studi matematika selaku observer tentang peningkatan berpikir kritis matematis siswa dengan pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended.

c. Tahap Refleksi

Tindakan pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan lebih baik, karena dari pembelajaran pertemuan terakhir sudah berjalan dengan tertib dan lancar, tidak ada siswa yang keluar-keluar dari kelompok belajarnya, siswa sudah mulai fokus dan mampu bekerja sama dalam kelompoknya. Setiap siswa sudah tidak ragu mengerjakan soal dengan berbagai alternatif jawaban. 1 Aktivitas Pembelajaran Siswa Selama kegiatan siklus II peneliti dibantu oleh observer yang juga melakukan pengamatan pada saat pelaksanaan siklus I. hasil pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa adalah: Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II NO Aspek yang dinilai Skor Penilaian Pertemuan Ke- total Ket VI VII VIII IX 1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 4 4 4 5 17 Sangat baik 2. Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan 3 4 4 4 15 Sangat baik 3. Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya 4 3 4 5 16 Sangat baik 4. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 3 4 4 5 16 Sangat baik 5. Siswa memecahkan masalah 4 3 4 4 15 Sangat baik 6. Siswa menanggapi pertanyaan guru 4 3 4 4 15 Sangat baik 7. Siswa menentukan solusi permasalahan 4 3 4 4 15 Sangat baik JUMLAH 26 24 28 31 109 RATA-RATA 3,71 3,43 4 4,43 RATA-RATA 74,2 68,8 80 88,3 Rata –rata prosentase 77, 86 Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai: Skala skor total : 1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4 2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8 3= Baik Baik = 9 – 12 4 = Sangat Baik Sangat Baik= 13 – 16 Adapun hasil pengamatan aktivitas belajar siswa siklus II ini disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut Grafik 4.4 hasil aktivitas kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended selama siklus II Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan menggunakan Open Endeddari pertemuan VI sampai pertemuan IX mengalami peningkatan. Terlihat pada setiap skor yang diberikan pada aspek yang diamati menunjukan keseluruhan rata-rata presentase sebesar 77,86 diatas indikator yang diharapkan sebesar yaitu 70 . Peningkatan rata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus II ditunjukan dengan meningkatnya perolehan nilai beberapa aspek aktivitas yang diamati seperti pada aspek mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru siklus I dari kategori baik menjadi sangat baik pada siklus II, terlihat dimana siswa sudah mulai fokus terhadap materi yang diajarkan guru. Pada aspek menjawab pertanyaan menunjukan peningkatan dari baik menjadi sangat baik, siswa yang menjawab pertanyaan sekarang sudah tidak didominasi siswa yang pintar saja tetapi hampir semua siswa berani menjawab pertanyaan karena pertanyaan diajukan guru secara acak dan bergilir sehingga semua siswa mempunyai kesempatan menjawab pertanyaan baik dalam mempresentasikan jawaban diskusi kelompok, membahas LKS, dan kegiatan tanya jawab guru pada saat apersepsi maupun konfirmasi. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 VI VII VIII IX Series1 Keterlibatan siswa pada pembelajaran terlihat sangat baik, hampir semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran dikelas melalui kegiatan berdiskusi, mengerjakan LKS dan sebagainya karena peneliti beserta observer membimbing dan memantau jalannya proses pembelajaran dengan lebih tegas dengan memberikan sanksi berupa pengurangan nilai pada siswa yang tidak ikut berdiskusi kelompok atau mengerjakan LKS.Dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa sudah baik dan sesuai kriteria yang ditentukan yaitu mencapai rata-rata 70 . 2 Aktivitas Pembelajaran Guru Peneliti Hasil kegiatan pengamatan pada siklus II yang dilakukan oleh observer guru bidang studi matematika yang memberi penilaian terhadap seluruh aktifitas peneliti selama proses pembelajaran berlangsung di kelas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru Siklus II No Aspek yang diamati Pertemuan ke - total 1 2 3 4 I Pra Pembelajaran 1 Menghimpun data dan informasi tentang kemampuan mengukur peserta didik. 3 3 3 3 12 Baik 2 Menganalisis kemampuan mengukur sebelum ada tindakan. 3 3 4 4 14 Sangat Baik 3 Mengklasifikasi peserta didik sesuai dengan karakteristik. 4 2 4 4 14 Sangat Baik II Kegiatan Awal Pembelajaran 1 Memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan 3 2 2 3 10 Baik 2 Menempatkan peserta didik sesuai dengan karakteristik. 4 3 4 4 15 Sangat Baik III Kegiatan Inti Pembelajaran 1 Melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan Open Ended 3 3 3 3 12 Baik 2 Penguasaan materi 4 3 4 4 15 Sangat baik 3 Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami materi yang dipelajari 3 3 3 4 13 Sangat Baik 4 Memberikan penguatan pada peserta didik yang sudah terampil menggunakan latihan soal. 4 3 4 4 15 Sangat Baik IV Kegiatan Akhir 1 Menetapkan ketuntasan belajar 3 4 4 4 15 Sangat Baik 2 Pemberian tugas rumah 4 4 4 4 16 Sangat Baik Jumlah 38 33 39 41 151 Skor maksimal 44 44 44 44 44 Prosentase 86,3 6364 75 88,636 36 93,1 8182 86,3 6364 Prosentase rata – rata 85,79545 Keterangan: P = Pertemuan Kriteria nilai: Skala skor total : 1 = Kurang Baik Kurang Baik = 1 – 4 2= Cukup Baik Cukup Baik = 5 – 8 3= Baik Baik = 9 – 12 4 = Sangat Baik Sangat Baik= 13 – 16 Berdasarkan tabel 4.9 terkait dengan hasil observasi kegiatan aktifitas mengajar, penelitisudah mengikuti setiap aspek yang diamati dalam lembar observasi dan melakukan langkah-langkah yang tersusun di dalam RPP.Sesuai dengan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil rata-rata aktifitas mengajar peneliti pada siklus II mengalami peningkatan rata-rata presentase menjadi 85,8 yang menunjukan rata-rata keseluruhan dalam kategori“Sangat Baik”. 3 Hasil jurnal harian Setelah data hasil jurnal harian siswa pada siklus II dianalisis, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan data tersebut dengan mencari jumlah rata-rata nilai presentase respon siswa terhadap pendekatan Open Ended. Berikut presentase jawaban hasil jawaban siswa yang dijabarkan pada tabel dibawah ini: Tabel 4.10 Hasil Analisis jurnal harian Siklus II komentar Alternatif jawaban Pertemuan ke- Rata2 VI VII VIII IX Positif Seru dan menyenangkan 36,36 36,36 40,91 40,91 32,96 menarik 31,82 31,82 31,82 36,36 38,64 Jumlah 71,60 Negatif Sulit dan ribet 9,09 18,18 9,09 13,64 12,50 Kurang asik dan tidak seru 13,64 9,09 4,54 9,09 9,09 Jumlah 21,59 Netral Biasa saja 9,09 4,54 13,66 0,00 6,81 Jumlah 6,81 Dari 22 siswa yang menuliskan respon pada jurnal harian yang diberikan, sebagian besarsiswa menunjukan tanggapan maupun respon positif terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended dengan peningkatan rata-rata presentasi respon jawaban positif sebesar 71,60 . Respon ini terjadi karena siswa sudah mengenal dan mulai terbiasa menggunakan pendekatan Open Ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. 4 Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa menggunakan pendekatan Open Ended dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Siklus II No indikator Berpikir Kritis Matematis Skor total Rata- rata Persentase Rata- rata KKM siswa ket 1. Memfokuskan pertanyaan 67 3,05 76 66,67 Sangat baik 2. Mengidentifikasi asumsi 105 4,77 58 baik 3. Menentukan tindakan 117 5,32 66 baik Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh informasi bahwa kemampuan berpikir kritis kritis matematis siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: a Memfokuskan pertanyaan. Berdasarkan hasil tes siklus I, terlihat bahwa prosentase kemampuan memfokuskan pertanyaan hanya 76. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dalam memfokuskan pertanyaan siswa sangat baik, karena persentase tersebut diatas rata-rata persentase KKM siswa dan pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar 7. Pada siklus II ini siswa sudah mampu memfokuskan pertanyaan dimana siswa dapat memahami yang apa diketahui dan ditanya dari soal. Ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dengan baik. b Mengidentifikasi Asumsi. Indikator ini dilihat bagaimana siswa memberikan kejelasan lebih lanjut baik definisi atau keterkaitan konsep dan membaca apa yang diketahui dari soal aplikasi di kehidupan sehari-hari. Rata-rata pada indikator kemampuan berpikir kritis ini adalah 58. Sebagian besar siswa belum mampu mengidentifikasi asumsi ini. Hal ini terlihat bahwa prosentase rata-rata kemampuan pada indikator ini sebesar 25, dan ini termasuk kurang baik karena masih dibawah standar normal. Kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada indikator ini masih terlihat rendah, sebagian siswa belum mampu mengidentifikasi soal yang berupa aplikasi pada kehidupan sehari-hari. c Menentukan Tindakan. Indikator kemampuan berpikir kritis matematis yang dapat dilatih adalah bagaimana menentukan tindakan dalam menyelesaikan permasalahan soal, seperti menentukan rumus atau strategi yang digunakan. Hal ini bisa terlihat pada saat siswa menanggapi pertanyaan, siswa mampu menentukan cara atau langkah-langkah penyelesaian soal. Pada indikator ini prosentase rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 65. Prosentase ini menunjukkan kategori baik, karena sudah mencapai diatas prosentase normal. Tahap pembelajaran pada siklus II ini secara umum dapat dikatakan lebih baik.Dari hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siklus II diperoleh nilai terendah 25 dan nilai tertinggi mencapai 90. Untuk lebih jelasnya, deskripsi data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.12 Distribusi FrekuensiKemampuan Berpikir Kritis Matematis Siklus II NO NILAI FREKUENSI Absolut Kumulatif Relatif 1 25-38 1 1 4,54 2 39-52 4 5 18,18 3 53-66 5 10 22,73 4 67-80 9 19 40,91 5 81-94 3 22 13,6 Jumlah 22 57 100 Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat diinterpretasikan bahwa banyak kelas adalah 5 kelas dengan panjang interval 13.Sedangkan skor yang paling banyak diperoleh siswa berada pada rentang 67-80 yaitu 40,91 atau sebanyak 9 siswa. Hasil perhitungan tes kemampuan berpikir kritis matematis pada siklus II mengalami peningkatan, diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,5, median sebesar 67,94, modus sebesar 71,7, varians sebesar 221,38 dan simpangan baku sebesar 14,88. Hal ini menunjukan bahwa hasil rata-rata tes kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II ini sudah menunjukan hasil intervensi yang diharapkan yaitu dengan nilai rata-rata kelas mencapai 65 . Sehingga tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II karena sudah memenuhi indikator keberhasilan penelitian.Dari hasil perolehan nilai tes kemampuan berpikir kritis sebanyak 22,73 yaitu 5 siswa dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Minimal, sisanya sebanyak 77,27 yaitu 17 siswa yang sudah mencapai KKM dan dinyatakan tuntas dengan nilai diatas 65. Adapun hasil tes kemampuan berpikir kritis siklus II ini disajikan dalam bentuk histogram dan poligon sebagai berikut: Grafik 4.5 Grafik Poligon Dan Histogram Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Siklus II Berdasarkan grafik 4.5 menunjukan bahwa kurva memiliki model miring negatif dengan ekor memanjang disebelah kiri, yang berarti bahwa siswa yang mempunyai nilai diatas rata-rata lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata. 5 Analisis Tindakan Dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan Open Ended peneliti telah melakukan pengamatan terhadap hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, pendekatan Open Ended ini membuat siswa lebih sistematis dalam mengerjakan soal dan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran matematika, walaupun dalam pelaksanaanya masih terdapat kekurangan tetapi hal tersebut dapat teratasi pada tindakan pembelajaran selanjutnya dengan kegiatan refleksi pada setiap siklusnya. Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti dan kolabolator setelah melakukan proses pembelajaran dengan melihat kondisi kelas yang terjadi. Berdasarkan hasil analisis pada observasi, jurnal harian siswa dan tes kemampuan berpikir kritis siswa ditemukan peningkatan dan perbaikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 - 24 25-38 39-52 53-66 67-80 81-94 95-100 yang cukup signifikan diantaranya, respon siswa yang merasa pembelajaran melalui pendekatan Open Endedberlangsung lebih menarik menyenangkan, lebih semangat dan dapat diikuti dengan mudah. Hal ini dinyatakan adanya bukti respon siswa melalui jurnal harian siswa. Aktivitas pembelajaran siswa dengan pendekatan Open Ended sudah menunjukan kategori sangat baik dengan rata-rata presentase 77,86 dari hasil intervensi yang diharapkan mencapai 75 rata-rata keseluruhan aktivitas siswa. Hasil pengamatan aktivitas siswa juga menunjukan siswa dapat menyelesaikan setiap soal dengan jawaban yang variatif, sehingga pendekatan ini dapat memacu siswa untuk dapat menganalisis soal dan menentukan cara penyelesaian yang diketahui. Selama pembelajaran, aktivitas siswa baik secara berkelompok dengan beranggotakan siswa dengan kemampuan heterogen maupun individu sudah berjalan dengan lancar. Kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung tertib dan kondusif dengan masing-masing anggota kelompok antusias menjawab soal. Tanggung jawab masing-masing individu dalam kelompok juga sudah maksimal tanpa mengandalkan kemampuan siswa yang pandai saja untuk menemukan jawaban dengan beragam cara mereka sendiri sehingga lebih variatif. Siswa sudah tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan soal pemecahan masalah berupa soal Open Ended pada lembar kerja Siswa LKS yang diberikan. Siswa terlihat sudah memiliki proses berpikir yang menghasilkan jawaban penyelesaian yang berbeda- beda dan terperinci dalam langkah penyelesaiannya.Pada siklus II peneliti hanya berperan sebagai fasilitator yang lebih banyak melibatkan siswa dalam mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman diskusi dan hanya perlu memberi penguatan-penguatan terhadap materi atau konsep yang belum dipahami. Perolehan rata-rata tes akhir kemampuan berpikir kritis matematis siswa siklus II telah mencapai kriteria dari batas yang ditetapkan yaitu sebesar 65,5dari kriteria ketercapaian minimal nilai rata-rata kelas sebesar 65. Adapun skor tiap indikator berpikir kritis juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya sehingga menunjukan bahwa data-data yang dikumpulkan telah mengalami peningkatan dan menyebabkan indikator keberhasilan tercapai.Oleh karena itu penelitian tindakan kelas ini diberhentikan sampai dengan siklus II.

B. Analisis Data

a. Aktivitas pembelajaran siswa

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber. Berdasarkan hasil analisis pemberian tindakan menggunakan pendekatan Open Ended mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa serta mampu mengubah strategi pembelajaran yang selama ini digunakan.Selain itu strategi pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran menggunakan Open Ended, dimana aspek aktivitas yang diamati adalah: memperhatikan penjelasan guru, mengidentifikasi suatu permasalahan, mempresentasikan hasil identifikasinya, mengajukan pertanyaan, memecahkan masalah, menanggapi pertanyaan guru, menentukan solusi permasalahan. Pada siklus I hasil pengamatan yang dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan Open Ended menunjukkan rata-rata 46,4 , dengan prosentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prosentase aktivitas siswa masih kurang dari prosentase rata-rata aktivitas siswa yang telah ditentukan. Berbeda pada pelaksanaan tindakan siklus II proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan mengalami peningkatan, dimana rata-rata aktivitas siswa menjadai 77,84. Dari keseluruhan aspek aktivitas siswa yang diamati terlihat perbedaan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II.Berikut analisis untuk data peningkatan aktivitas pembelajaran siswa dari hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I dan siklus II: Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa pada Siklus I dan Siklus II NO Aspek yang dinilai Siklus I Siklus II Total Ket Total Ket 1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru 11 Baik 17 Sangat baik 2. Siswa mengidentiikasi suatu permasalahan 10 Baik 15 Sangat baik 3. Siswa mempresentasikan hasil identifikasinya 10 Baik 16 Sangat baik 4. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru 7 Cukup baik 16 Sangat baik 5. Siswa memecahkan masalah 8 Cukup baik 15 Sangat baik 6. Siswa menanggapi pertanyaan guru 8 Cukup baik 15 Sangat baik 7. Siswa menentukan solusi permasalahan 10 Baik 15 Sangat baik JUMLAH 62 109 Rata prosentase 46,4 77, 86 Kriteria pencapaian 70 Adapun rata-rata aktivitas belajar siklus I dan II disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: Grafik 4.6 Hasil perbandingan aktivitas kegiatan pembelajaran Siswa pada siklus I dan siklus II 10 20 30 40 50 60 70 80 I II I II Berdasarkan tabel 4.13 dan grafik 4.6 diatasmenunjukan peningkatanrata-rata presentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 46,4. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh rata-rata presentase aktivitas siswa sebesar 77,86 . Perbedaan aktivitas siswa terlihat pada tiap aspek yang diamati pada siklus II yang menunjukan peningkatan penilaian skor total aktivitas siswa dari kategori cukup baik menjadi kategori baik maupun kategori baik menjadi kategori sangat baik.

b. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa

Analisis data untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus II menunjukan peningkatan yang cukup signifikan.Berikut ini disajikan data hasil statistik deskriptif peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan pendekatan Open Ended antara siklus I dan siklus II, terlihat adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan kemampuan berpikir kritis matematus siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 Statistik Deskriptif Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Statistik Siklus I Siklus II Mean 60,86 65,5 Median 60,50 67,94 Modus 44,64 71,7 X max 85,00 90,00 X min 40,00 25,00 Varians 186,15 221,38 Simpangan Baku S 13,64 14,88 Adapun rata-rata kemampuan berpikir kritis pada siklus I dan II disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: Grafik 4.7 Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Tabel 4.14 dan grafik 4.6 menunjukan perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada siklus I dan siklus II, yaitu dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata di siklus I sebesar 60,86. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa sebesar 65,5. Peningkatan hasil tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa juga terlihat pada perolehan nilai tertinggi pada siklus I adalah 85,00 sedangkan pada siklus II nilai tertinggi diperoleh dengan skor maksimal yaitu 90,00. Ditinjau dari tiap indikator kemampuan berpikir kritis matematis deskripsi data disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.15 Perbandingan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tes Siklus I dan Tes Siklus II Indikator Tes siklus I Tes siklus II Skor ideal Mean SD Persenta se Skor ideal Mean SD Persenta se Memfokuskan pertanyaan 8 5,54 1,55 69 4 3,05 1,55 76 Mengidentifikasi asumsi 4 1,00 0,22 25 8 4,77 1,07 58 Menentukan tindakan 8 5,27 1,86 65 8 5,32 1,65 66 58 59 60 61 62 63 64 65 66 siklus I siklus II siklus I siklus II Tabel 4.15 menunjukan bahwa terdapat 3 indikator kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diukur yaitu memfokuskan pertanyaan, mengidentifikasi asumsi, menentukan tindakan. Setiap indikator memiliki skor yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap indikator diwakili oleh soal yang jumlahnya berbeda. Terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan.Peningkatan kemampuan berpikir kritis tersebut terlihat dalam indikator memfokuskan pertanyaan pada siklus I dengan presentase sebesar 69 menjadi 76 . Sedangkan indikator mengidentifikasi masalaha pada siklus I sebesar 25 menjadi 58 pada siklus II, dan indikator menentukan tindakan pada siklus I sebesar 65 menjadi 66 pada siklus II. Hal ini menunjukan bahwa indikator kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam memberikan alternatif jawaban yang berbeda-beda maupun bervariasi dan mengerjakan dengan langkah- langkah terperinci meningkat. Oleh karena itu pendekatan Open Ended efektif dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.

c. Analisis jurnal harian

Pada setiap akhit pertemuan, peneliti memberikan jurnal harian dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Jurnal yang diberikan kepada siswa berisi 2 pertanyaan mengenai penggunaaan pendekatan Open Ended yang telah dilaksanakan. Tanggapan siswa yang diberikan beragam, ada siswa yang memberikan respon positif misalnya: seru, menyenangkan, ada siswa yang memberikan komentar negatif membosankan, susah dll dan ada juga siswa yang memberikan respon netral misalnya biasa saja. Berikut ini hasil jurnal harian selama siklus I dan siklus II yang dsajikan dalam bentuk tabel dibawah ini :