pertama kali antena standar adalah antena standar A yang berdiameter 27,4 meter yang mengarah ke Samudera Pasifik bernama Pacific Ocean Region POR.
Meningkatnya arus telekomunikasi internasional dari dan keluar Indonesia mendorong dibangunnya antena kedua yang juga merupakan antena standar A
berdiameter 32 meter yang mengarah ke Samudera Hindia bernama Indian Ocean Region IOR, dan letaknya berdekatan dengan antena pertama.
Penggunaan antena kedua tersebut diresmikan oleh Menteri Perhubungan Nurjadin pada tanggal 10 November 1979. Selanjutnya dibangun Sistem
Komunikasi Kabel Laut SKKL ASEAN Indonesia-Singapura I-S pada tanggal 1 April 1980. Kemudian berdasarkan Keputusan Presiden No. 501980 diturunkan
suatu tim Keppres untuk meninjau kembali status perjanjian internasional antara Pemerintah Indonesia dengan ITT Corporation. Hasil peninjauan tim tersebut
memutuskan untuk membeli seluruh saham PT. Indosat oleh Pemerintah Indonesia. Penandatangan naskah perjanjian pembelian saham dilakukan oleh
American Cable Radio sebagai wakil dari ITT Corp. dan Menteri Keuangan sebagai wakil dari Pemerintah Indonesia pada tanggal 30 September 1980.
2. Setelah Menjadi BUMN
PT. Indosat resmi menjadi Badan Usaha Milik Negara BUMN berbentuk Persero di lingkungan Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
pada tanggal 31 Desember 1980. Agar lebih meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi umum maka melalui PP No. 52, 53, dan 54 tahun 1980,
pengelolaan telekomunikasi dipisah menjadi dua, yaitu: Telekomunikasi untuk umum nasional diselenggarakan oleh PT. Telkom. Telekomunikasi untuk umum
internasional diselenggarakan oleh PT. Indosat. PT. Indosat kemudian menjadi
Universitas Sumatera Utara
badan usaha yang memberikan banyak kontribusi terhadap pendapatan negara yang merintis usaha baru, mendorong kegiatan swasta serta berperan sebagai
sumber talenta manajemen bagi pembangunan bangsa dan negara. PT. Indosat mulai menjalankan jasa telekomunikasi internasional umum
sejak tanggal 1 Januari 1982, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. 235PL101PHB-81 tanggal 20 Oktober 1981, Keputusan Direktur Jenderal
Pos dan Telekomunikasi No. 143 Dirjen1981, serta perjanjian kerja sama internasional antara PT. Telkom dan PT. Indosat tanggal 31 Desember 1981.
Tahun 1982, dimulailah pembangunan Sentral Gerbang Internasional 2 SGI-2 yang berlokasi di Medan. Sedangkan untuk menambah fasilitas Sistem
Komunikasi Kabel Laut SKKL, pada tanggal 2 Maret 1985 diresmikan pula SKKL Medan-Penang. Kemudian pada tanggal 8 September 1988, PT. Indosat
turut serta dalam pembangunan SKKL Asia Tenggara-Timur Tengah-Eropa Barat SEA-ME-WE. Tahun 1994, Sentral Gerbang Intenasional SGI-3 dibangun di
Batam dan PT. Indosat juga mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan New York Stock Exchange sehingga resmi menjadi perusahaan
publik. Pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi di sektor telekomunikasi
dengan membuka kompetisi pasar bebas. Hal ini ditandai dengan keluarnya UU No. 36 tahun 1999 yang berisikan bahwa PT. Indosat diberi izin menjadi
penyelenggara telekomunikasi lokal domestik atau disebut dengan Full Service Network Provider FSNP. Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli
pasar telekomunikasi domestik di Indonesia. Pada tanggal 14 Agustus 2000, pemerintah memberi izin kepada PT. Indosat untuk menyelenggarakan seluler
Universitas Sumatera Utara
Indosat Multi Media Mobile IM3. Peluncuran seluler IM3 dilakukan pada tanggal 31 Agustus 2001 di Batam. IM3 menjadi pelopor GPRS dan multimedia
di Indonesia. PT. Satelindo menjual sahamnya kepada PT. Indosat pada tahun 2001 dan
akhirnya dengan lima anak perusahaannya, PT. Indosat tergabung dalam Indosat Group. Pada tanggal 27 Desember 2002, Pemerintah Indonesia mendivestasikan
41,94 sahamnya di PT. Indosat kepada Singapore Technologies Telemedia STT Pte. Ltd. Dengan ini, PT. Indosat bukan lagi BUMN tetapi kembali menjadi
bentuk perusahaan Penanaman Modal Asing PMA yang bergerak dalam jasa telekomunikasi dan informasi.
Pada bulan November 2003, diadakanlah penandatangan penggabungan Satelindo, IM3, dan Bimagraha ke dalam Indosat Group. Ini diikuti dengan
perubahan secara menyeluruh mencakup human resources, teknologi, kultur, dan platform nilai-nilai. Perubahan ini menunjukkan hasil yang menggembirakan
dengan pendapatan 10 triliun rupiah. Pada tahun 2006, Indosat mendapatkan lisensi 3G dan melakukan ekspansi
layanan telepon tetap nirkabel di 22 kota besar di Indonesia, dan kemudian pada tanggal 29 November 2006 Indosat meluncurkan 3,5G untuk Jakarta dan
Surabaya. Indosat 3,5G ini memungkinkan para pelanggan menikmati mutu suara dan video yang lebih baik, dimana data rate mencapai 3,6 Mbps. 3,5G ini disebut
juga HSDPA. Pada bulan Juni 2008, Singapore Technologies Telemedia STT Pte. Ltd. menjual sahamnya kepada Qatar Telecom.
Universitas Sumatera Utara
B. VISI, MISI, dan MOTTO PT.INDOSAT