Terbentuknya Budaya Kerja Budaya Kuat, Tepat dan Adaptif

dasar nilai-nilai yang diyakini karyawan PT. Inodsat tersebut dalam mewujudkan prestasi kerja terbaik.

2. Terbentuknya Budaya Kerja

Budaya kerja terbentuk begitu satuan kerja atau organisasi itu sendiri. ”being developed as they learn to cope wiht problem of exsternal adaption and internal integration”, artinya pembentukan budaya kerja terjadi tatkala lingkungan kerja atau organisasi belajar menghadapi masalah, baik yang menyangkut perubahan-perubahan eksternal maupun internal yang menyangkut persatuan dan keutuhan organisasi. Perlu waktu bertahun bahkan puluhan dan ratusan tahun untuk membentuk budaya kerja. Pembentukan budaya diawali oleh para pendiri founders atau pimpinan paling atas top management atau pejabat yang ditunjuk, dimana besarnya pengaruh yang dimilikinya akan menentukan suatu cara tersendiri apa yang dijalankan dalam satuan kerja atau organisasi yang dipimpinnya Ndraha 2003:76. Menurut Atmosoeprapto 2000:71 dalam hal ini pembentukan Budaya Perusahaan yang tebentuk banyak ditentukan oleh beberapa unsur, yaitu : a. Lingkungan Usaha. Dimana dalam hal ini lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut unutk mencapai keberhasilan. b. Nilai-nilai value. Yakni merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi . c. Panutanketeladanan. Orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya. Universitas Sumatera Utara d. Network. Jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan. Tidak hanya itu saja menurut Robbins 2001:290 mengemukakan fungsi budaya sebagai berikut : a. Pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lain b. Membangu rasa identitas bagi anggota organisasi. c. Mempermudah tumbuhnya komitmen. d. Meningkatkan kemantapan sistem sosial, sebagai perekat sosial, menuju integrasi organisasi.

3. Budaya Kuat, Tepat dan Adaptif

Budaya kuat adalah budaya kerja yang ideal, dimana kekuatan budaya mampu mempengaruhi intensitas perilaku. Ada tiga ciri khas budaya kuat yaitu thickness, extent of sharing dan clarity of ordering Sathe dalam Ndraha 2003:122-123. Semakin kuat budaya, semakin kuat pengaruhnya terhadap lingkungan dan perilaku manusia Robbins dalam Ndraha 2003:123. Kotter dan Heskett dalam penelitianya menyimpulkan betapapun kuatanya budaya akan cocok untuk situasi atau lingkungan, tetapi tidak untuk situasi lainnya, sehingga diperlukan dimensi lain yaitu ketepatan dan kecocokan. Budaya yang kuat namun pelaksanaannya tidak sesuai dengan situasi sesungguhnya dapat mengakibatkan orang beprilaku menghancurkan, sehinnga hanya budaya kerja yang mendukung satuan kerja atau organisasi untuk mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan lingkunganlah yang dapat menunjukan kinerja yang tinggi Ndara, 2003:124. Universitas Sumatera Utara Berdasrkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perubahan dalam budaya kerja itu sangat penting, karena masalah budaya kerja terletak pada diri kita masing-masing dan musuh budaya kerja pun adalah diri kita sendiri Triguno, 2004:29.

D. Produktivitas 1. Pengertian Produktivitas