Pembahasan 1. Pengaruh Stres Kerja X

Hal ini sesuai dengan pendapat Robins 2006 menyatakan bahwa konflik sebagai proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi keperdulian pihak pertama. 4.5. Pembahasan 4.5.1. Pengaruh Stres Kerja X 1 dan Konflik X 2 terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Y Berdasarkan analisis Koefisien Korelasi, seluruh faktor-faktor stres kerja dan konflik mempunyai pengaruh bermakna dengan kepuasan kerja. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan Herzberg, bahwa faktor-faktor yang berkaitan dengan tugas merupakan sumber yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Adapun dari seluruh faktor tersebut yang mempunyai nilai tertinggi adalah prestasi kerja dan diakui kemampuan dari pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku dalam melaksanakan tugas. Menurut Herzberg yang dikutip oleh As”ad 2003, faktor ketidak sesuaian penempatan tugaspekerjaan, terbukti sebagai sumber ketidakpuasan pada seseorang, bila faktor ini dipenuhi maka akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan no job dissatisfaction, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan. Sebaliknya apabila tidak dipenuhi, maka akan mengakibatkan terjadinya ketidakpuasan kerja job dissatisfaction. Universitas Sumatera Utara Dari hasil Regresi Linier Berganda, secara bersama-sama hubungan keeratan atau faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah faktor stres kerja dan konflik. Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang berarti antara variabel stres kerja X 1 dengan variabel kepuasan kerja pegawai Y dan terdapat pengaruh antara konflik X 2 dengan variabel kepuasan kerja pegawai Y. Berdasarkan temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya telah mendapatkan kepuasan kerja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. Temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa persepsi responden tentang stres kerja pegawai, paling dominan ada pada kategori setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa stres pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku yang dicerminkan dalam indikator selalu mendapat tantangan kerja, tekanan kerja, tidak sebanding dengan kemampuan, dan lain-lain belum sepenuhnya optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Wardoyo 2008 menyatakan bahwa stres kerja ialah merupakan “tekanan” yang didapatkan secara tidak sengaja, atau “pembebanan” yang diperoleh dengan sengaja, diadakan untuk suatu tujuan. Selanjutnya Schuler dalam Handoko1997 berpendapat bahwa stres kerja merupakan suatu keadaan dimana faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan saling mempengaruhi dan mengubah keadaan psikologis atau fisiologis individu organisasipegawai. Penelitian Nugroho 2007, menyatakan bahwa stres kerja Universitas Sumatera Utara karena waktu kerja dan stres karena lingkungan kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di organisasi seperti unit Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku terdapat beberapa hal yang menjadi sumber stres kerja bagi pegawai diantaranya mendapat tantangan tugas, adanya tekanan kerja, waktu kerja. Sangat penting bagi unit kerja Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku untuk mengetahui penyebab stres kerja yang dirasakan pegawai sehingga mempengaruhi terhadap keadaan emosional yang nantinya akan berdampak terhadap pelaksanaan pekerjaan. Unit Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku harus berupaya untuk dapat mengurangi bahkan menghilangkan sumber stres yang ada sehingga pegawai dapat bekerja lebih baik. Temuan penelitian mengenai konflik yang paling dominan ada pada kategori setuju. Hal ini mengindikasikan bahwa konflik pada pegawai yang tercermin dalam indikator perbedaan kepentingan, selalu minta petunjuk atasan, tugas tidak sesuai dengan keahlian dari pegawai. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku dilihat dari konflik pegawai yang ada sudah menunjukkan kepuasan yang tinggi, dalam arti pegawai sudah sepenuhnya menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. Sesuai dengan pendapat Robbins 2006, Universitas Sumatera Utara jika konflik terjadi berkepanjangan dan selalu dipikirkan dan dirasakan serius oleh orang atau mereka yang berkonflik, maka timbulah stres. Mitchell, dkk 2000 menjelaskan bahwa konflik atau pertentangan pada kondisi tertentu mampu mengidentifikasi sebuah proses pengelolaan lingkungan dan sumber daya yang tidak berjalan secara efektif, mempertajam gagasan, bahkan dapat menjelaskan kesalahpahaman. Pertentangan kepentingan diantara anggota organisasi atau dalam komunitas masyarakat merupakan suatu kewajaran. Selanjutnya Robbins 2006 bahwa karena konflik itu bersifat tidak terelakkan, aliran hubungan manusia menganjurkan penerimaan konflik, konflik tidak dapat disingkirkan, dan bahkan ada kalanya konflik bermanfaat bagi kinerja kelompok. Keyakinan bahwa konflik tidak hanya kekuatan positif dalam kelompok namun konflik juga sangat diperlukan agar kelompok berkinerja efektif. Persepsi responden tentang kepuasan kerja pegawai, paling dominan ada pada kategori puas. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja yang dicerminkan dalam bentuk keberhasilan tugas, lingkungan kerja, pimpinan, hubungan dengan rekan kerja, fasilitas kerja, insentif sudah optimal. Dengan demikian kepuasan kerja pegawai dalam melakukan aktifitas, menunjukkan adanya keseriusan pegawai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta dapat menjabarkan apa yang menjadi tujuan dari Pemasyarakatan itu sendiri. Lebih mengutamakan tugas dan tanggung jawab sebagai pegawai Pemasyarakatan agar dapat lebih baik lagi untuk melaksanakan tugas. Hal ini dapat dikatakan telah sesuai dengan yang dijelaskan bahwa kepuasan kerja menurut Robbins 2006, kepuasan kerja adalah sikap umum individu dalam melaksanakan pekerjaannya. Pekerjaan membutuhkan interaksi dengan rekan kerja dan pimpinan, mematuhi peraturan-peraturan dan kebijakan organisasi, memenuhi standart kinerja, hidup dengan suasana kerja yang ideal kerja secara kualitas dan Universitas Sumatera Utara kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan dilakukannya penelitian dapat bermanfaat bagi manajemen Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku dalam hal ini diketahui tingkat kepuasan kerja pegawai di tiap unit, serta faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengelolaan sumber daya manusia, pengambilan keputusan, serta upaya mencegah maupun dalam menanggulangi berbagai masalah kepegawaian. Universitas Sumatera Utara 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Terdapat pengaruh yang berarti antara stres kerja dan konflik dengan kepuasan kerja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. Hasil pengujian hipótesis menggunakan uji Regresi Linier Berganda, dapat diperoleh bahwa variabel stres kerja dan konflik secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. Secara parsial tidak terdapat pengaruh yang berarti antara variabel stres kerja dengan variabel kepuasan kerja pegawai dan tidak terdapat pengaruh antara konflik dengan variabel kepuasan kerja pegawai. Pengaruh yang “negatif” menunjukkan bahwa jika stres kerja berorientasi kepada pegawai, maka tidak akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai, demikian pula sebaliknya. Sedangkan pengaruh yang signifikan menunjukkan bahwa stres kerja berorientasi kepada pegawai memang patut berperan penting dalam menciptakan kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarkatan Klas IIA Labuhan Ruku. Bahwa variabel konflik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku berarti, tingkat konflik yang tidak memadai atau berlebihan dapat merintangi efektivitas dari pegawai atau unit kerja, dengan mengakibatkan berkurangnya kepuasan pegawai, Universitas Sumatera Utara