Uji Serempak Uji Parsial

Berdasarkan Tabel 4.10 dijelaskan bahwa dapat diketahui besarnya koefisiens determinasi R² yang terlihat sebesar 0,478 artinya bahwa variabel stres kerja X 1 dan konflik X 2 menjelaskan pengaruhnya terhadap kepuasan kerja pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku Y sebesar 47,8, sedangkan sisanya sebesar e = 1 – R² yaitu 52,2 merupakan konstribusi independent lainnya yang tidak termasuk pada penelitian ini antara lain mencakup; gaya kepemimpinan, motivasi, prestasi kerja, lingkungan kerja, pendidikan dan pelatihan, pengembangan karir dan lain-lain Mangkunegara, 2005.

4.4.2. Uji Serempak

Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak ini yaitu : H :b 1, b 2 = 0 Stres Kerja dan konflik tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. H a : b 1, b 2 ≠ 0 Stres Kerja dan konflik berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. Peneliti menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak menggunakan uji F dengan ketentuan apabila hasil F hitung lebih besar dari F tabel , maka H o ditolak dan H a diterima dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel , maka H o diterima dan .H a ditolak. Pengaruh variabel stres kerja dan konflik terhadap kepuasan kerja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku dapat dilihat dari besarnya nilai signifikan yang dibuktikan dengan menggunakan uji serempak atau uji simultan pada Tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Hasil Uji Serempak Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 278.443 2 139.222 21.041 .000a Residual 304.373 46 6.617 Total 582.816 48 a Predictors: Constant, Konflik, Stres b Dependent Variable: Kepuasan Sumber : Hasil Penelitian, 2009 Data diolah Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa diperoleh nilai F hitung sebesar 21,041 dengan signifikansi 0,000 sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan 95, α = 0.05 adalah 3.20 yaitu F hitung F tabel atau 21,041 3.20. Hal ini berarti bahwa variabel stres kerja X 1 dan konflik X 2 secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku Y. Hasil Uji Serempak berarti sesuai dengan ketentuan apabila hasil F hitung lebih besar dari F tabel . F hitung F tabel . Dengan demikian H o ditolak dan H a diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor stres kerja dan konflik secara bersama- sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku.

4.4.3. Uji Parsial

Pengujian secara parsial masing-masing variable independent dimaksud untuk mengetahui apakah secara individual stres kerja dan konflik berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Universitas Sumatera Utara Klas IIA Labuhan Ruku. Kriteria pengujian hipotesis dari masing-masing variabel secara parsial adalah : H : b 1 = 0 Stres kerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. H a : b 1 ≠ 0 Stres kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. H : b 2 = 0 Konflik tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. H a : b 2 ≠ 0 konflik berpengaruh terhadap kepuasn kerja di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. Peneliti menguji secara parsial signifikansi stres kerja dan konflik terhadap kepuasan kerja pegawai dengan menggunakan uji t dan ketentuannya apabila hasil t hitung lebih besar t tabel maka H o ditolak dan H a diterima dan sebaliknya apabila t hitung lebih kecil dari t tabel maka H o diterima dan H a ditolak. Universitas Sumatera Utara Untuk menguji variabel stres kerja dan konflik secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini : Tabel 4.12. Hasil Uji Parsial Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta B Std. Error 1 Constant 73.340 5.642 12.999 .000 Stres -.400 .132 -.324 -3.036 .004 Konflik -.467 .085 -.587 -5.499 .000 a Dependent Variable: Kepuasan Sumber : Hasil Penelitian, 2009 Data diolah 1. Pengaruh Stres Kerja X 1 terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Y Berdasarkan Tabel 4.12 dan hasil sensus terhadap 49 pegawai diperoleh keterangan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres kerja X 1 dengan kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku Y. Kriteria uji yang digunakan adalah apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel nilai α tertentu maka H o diterima dan H a ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh yang berarti antara variabel stres kerja X 1 dengan variabel kepuasan kerja pegawai Y. Dimana hasil uji sebesar -3,036 dengan nilai signifikansi 0.001, sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 atau α = 0.025 adalah 2.021. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa pengaruh yang terjadi dalam regresi adalah negatif dan signifikan. Hal negatif terlihat dari nilai koefisien sebesar -3,036, sedangkan nilai t hitung t tabel -3,036 2.021 dan nilai signifikan sebesar 0,001 α sebesar 0.05. Universitas Sumatera Utara Pengaruh yang “negatif” menunjukkan bahwa jika stres kerja berorientasi kepada pegawai consideration, maka tidak akan berpengaruh terhadap tingginya kepuasan kerja pegawai, demikian pula sebaliknya. Sedangkan pengaruh yang signifikan menunjukkan bahwa stres kerja berorientasi patut berperan penting dalam menciptakan kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. 2. Pengaruh Konflik X 2 terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Y Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa diperoleh nilai t hitung maka variabel konflik X 2 berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja pegawai Y dimana hasil uji sebesar -5,499 dengan nilai signifikansi 0.000 sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan 95 , α =0.05 adalah 2.021 yaitu t hitung t tabel atau -5,499 2.021, maka dapat dikatakan bahwa variabel konflik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku berarti, apabila nilai t hitung lebih besar dari t tabel nilai α tertentu maka H o ditolak dan H a diterima, artinya tidak terdapat pengaruh yang berarti antara variabel X 2 konflik dengan variabel Y kepuasan kerja. Dari temuan peneliti menunjukkan bahwa rata-rata konflik pegawai adalah setuju, hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata responden pada dimensi konflik yang termasuk kategori setuju. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan pendapat Robins 2006 menyatakan bahwa konflik sebagai proses yang bermula ketika satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang menjadi keperdulian pihak pertama. 4.5. Pembahasan 4.5.1. Pengaruh Stres Kerja X