3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dikumpulkan untuk mendukung variabel yang diteliti adalah :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden melalui wawancara langsung, daftar pertanyaan.
2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer, diperoleh melalui studi dokumentasi yang berhubungan pada penelitian ini di Lembaga Pemasyarakatan,
berupa : Sejarah singkat Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku, struktur organisasi, jumlah pegawai, dan lain-lain.
3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang diukur, yaitu Stress Kerja X
1
, Konflik X
2
, sebagai variabel bebas independent variable, kemudian Kepuasan Kerja pegawai Y sebagai variabel terikat dependent variable.
1. Stres Kerja X
1
Tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang Kondisi dinamis dari pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas
IIA Labuhan Ruku dalam menghadapi peluang, kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai
tidak pasti tetapi penting. Untuk mengukur variabel stres kerja ini digunakan dengan skala Likert.
Universitas Sumatera Utara
2. Konflik X
2
Segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak
dari ketidak sesuaian antara dua atau lebih pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku yang timbul karena adanya kenyataan
bahwa mereka harus membagi sumber daya – sumber daya yang terbatas atau kegiatan – kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai
perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Untuk mengukur variabel konflik kerja diukur dengan skala Likert.
3. Kepuasan Kerja Y Keberhasilan sikapkeadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam
melaksanakan tugas dan tangung jawab yang diterima oleh pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku. Untuk mengukur variabel kepuasan
kerja ini digunakan dengan skala Likert.
Tabel. 3.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis
No Variabel Definisi
Operasional Indikator
Pengukuran
1. Stres Kerja
X
1
Tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang
Kondisi dinamis dari pegawai Lembaga Pemasyarakatan
Klas IIA Labuhan Ruku dalam menghadapi peluang,
kendala, atau tuntutan yang terkait dengan apa yang
sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan
sebagai tidak pasti tetapi penting.
1.Mendapat tantangan 2.Tekanan kerja
3.Terlalu banyak pekerjaan 4.Waktu kerja terbatas
5.Tanggung jawab tugas 6.Semangat kerja
7.Sikap berhati-hati 8.Tidak menyenangkan
9.Tidak ada tanggungjawab 10.Ketidak mampuan
kerjasama Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
2. Konflik X
2
Segala macam interaksi pertentangan atau
antagonistik antara dua atau lebih pihak dari ketidak
sesuaian antara dua atau lebih pegawai
1.Perbedaan kepentingan 2.Suka tantangan
3.Terjadi interaksi 4.Kekecewaan bekerja
5.Suasana persaingan 6.Saling mengungguli
7.Berusaha mengalahkan 8.Saling diam
9.Tindakan 10.Lingkungan kerja
Skala Likert
3. Kepuasan Kerja
Y Keberhasilan sikapkeadaan
yang menyenangkan dalam melaksanakan
tugas dan
tangung jawab yang diterima oleh pegawai
1.Penyelesaian tugas 2.Mendapat petunjuk
pimpinan 3.Pimpinan berlaku adil
4.Pimpinan selalu menyapa 5.Prestasi kerja
6.Tugas yang sesuai 7.Disiplin kerja
8.Peluang promosi 9.Tugas yang dibebankan
10.Kemampuan Skala Likert
Lanjutan Tabel 3.1
Diperoleh dari berbagai sumber
3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
3.7.1. Uji Validitas
Menurut Arikunto 2002, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen yang berupa test dan yang non test. Instrumen yang test jawabannya adalah salah atau benar sedangkan
instrumen yang non test jawabannya “positive atau negative”. Instrumen yang baik harus valid dan reliabel , dimana instrumen yang valid harus mempunyai validitas
internal dan eksternal.
Universitas Sumatera Utara
Butir-butir pertanyaan dicobakan kepada responden dan untuk menentukan validitas item ini digunakan teknik korelasi positif dengan kriterium skor total serta
korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempuyai validitas yang tinggi pula. Pengujian validitas ini dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
dengan SPSS versi 15.0. Asumsi yang digunakan dalam uji validitas adalah jika F
hitung
Kolom Corected Item-Total Correlation lebih besar dari F
tabel
F
hitung dari
F
tabel,
maka item dinyatakan valid. Menurut Sugiyono 2007 bahwa,”nilai F
tabel
yang digunakan untuk pengujian validitas adalah 0.3000”. Data untuk pengujian validitas dari
quisioner diuji cobakan dengan cara disebarkan kepada 20 orang pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar. Adapun alasan pemilihan Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar sebagai tempat pengujian validitas kuisioner yang akan disebarkan di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang
Siantar dikarenakan memiliki kualifikasi yang hampir sama.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas Stres Kerja
Indikator Scale Mean if
Item Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbachs
Alpha if Item Deleted
1. Mendapat tantangan 30.65
44.029 .722
.904 2. Tekanan kerja
30.65 47.924
.679 .905
3. Terlalu banyak pekerjaan 30.70
47.379 .690
.904 4. Waktu kerja terbatas
30.70 51.379
.539 .912
5. Tanggung jawab tugas 30.55
50.471 .548
.912 6. Semangat kerja
30.40 45.200
.831 .895
7. Sikap berhati-hati 30.80
45.958 .781
.898 8. Tidak menyenangkan
30.55 45.208
.833 .895
9. Tidak ada tanggung jawab 30.45
49.945 .689
.905 10. Ketidak mampuan
30.10 52.411
.530 .913
Sumber :Hasil Penelitian, 2009 Data diolah
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.2 dapat dijelaskan bahwa nilai validitas kepuasan kerja dari uji coba bukan dari responden atau diluar responden
peneliti Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar yang terdapat pada kolom Corrected Item -Total Correlation dari keseluruhan lebih besar
dari 0.444 maka dapatlah dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan itu valid atau memiliki validitas konstruk yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Konflik
Indikator Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted Corrected
Item-Total Correlation
Cronbachs Alpha if Item
Deleted
1. Perbedaan kepentingan 32.50
42.053 .793
.909 2. Suka tantangan
32.45 47.629
.565 .921
3. Terjadi interaksi kerja 32.40
45.621 .729
.914 4. Kekecewan tugas
32.25 47.039
.464 .926
5. Suasana persaingan 32.35
44.871 .682
.916 6. Saling mengungguli
32.65 39.397
.827 .907
7. Berusaha mengalahkan 32.65
42.661 .686
.915 8. Saling diam
32.60 43.621
.749 .912
9. Tindakan 32.80
40.589 .822
.907 10.Lingkungan kerja
32.70 41.063
.775 .910
Sumber :Hasil Penelitian, 2009 Data diolah
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.3 dapat dijelaskan bahwa nilai validitas konflik dari uji coba bukan dari responden atau diluar responden peneliti
pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Pematang Siantar yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari keseluruhan lebih besar dari 0.444
maka dapatlah dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan itu valid atau memiliki validitas konstruk yang baik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja Pegawai
Indikator Scale Mean
if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbachs
Alpha if Item Deleted
1. Penyelesaian tugas 35.40
41.095 .799
.933 2. Mendapat petunjuk pimpinan
35.40 41.621
.752 .935
3. Pimpinan berlaku adil 35.40
39.832 .859
.930 4. Pimpinan selalu menyapa
35.50 40.263
.869 .929
5. Prestasi kerja 35.40
39.621 .878
.929 6. Tugas yang sesuai
35.55 44.261
.638 .940
7. Disiplin kerja 35.75
43.145 .723
.936 8. Peluang promosi
35.65 43.292
.634 .941
9. Tugas yang dibebankan 35.65
44.976 .841
.935 10.Kemampuan
35.80 45.432
.687 .939
Sumber :Hasil Penelitian, 2009 Data diolah
Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.4 dapat dijelaskan bahwa nilai validitas kepuasan kerja dari uji coba bukan dari responden atau diluar responden
peneliti Pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Pematang Siantar yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation dari keseluruhan lebih besar
dari 0.444 maka dapatlah dikatakan bahwa butir-butir pertanyaan itu valid atau memiliki validitas konstruk yang baik.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Mengetahui konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran maka dilakukan uji reliabilitas. Suatu daftar dikatakan
reliabel jika jawaban seorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan dikatakan realibel jika
masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten. Untuk memudahkan
Universitas Sumatera Utara
penganalisaan data, maka digunakan sofware pengolahan data SPSS dengan versi 15.0.
Tabel 3.5. Hasil Uji Reliabilitas Stres Kerja X
1
dan Konflik X
2
Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Y
Variabel Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha Based On Standardized Items
N of Items
Stres Kerja Konflik
Kepuasan Kerja Pegawai
.911 922
.941 .913
.923 .944
10 10
10
Sumber :Hasil Penelitian, 2009 Data diolah
Berdasarkan hasil uji coba pada uji reliabilitas pada Tabel 3.5, dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha 0.600 yaitu ; 0.911; 0.922; dan 0.941, maka konstruk
kuisioner dari stres kerja X
1
, dan konflik X
2
serta kepuasan kerja pegawai Y dinyatakan reliabel.
3.8. Pengujian Asumsi Klasik 3.8.1. Uji Normalitas
Ghozali 2005 menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis
statistik.
Universitas Sumatera Utara
1. Analisis Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
2. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu
dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Salah satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-
parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S.
3.8.2. Uji Multikolonieritas
Ghozali 2005 menyatakan bahwa uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Universitas Sumatera Utara
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut Ghozali 2005 :
1. Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,
tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai Tolerance, dan 2 Variance
Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. Jadi nilai
Tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi karena VIF=1Tolrance. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah
nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.
3.8.3. Uji Heteroskedastisitas
Masalah yang lain kemungkinan dapat timbul dalam analisa regresi berganda adalah heteroskedastitas. Uji heteroskedasitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu pengamatan.
Universitas Sumatera Utara
Mendeteksi apakah ada atau tidak ada gejala heteroskedasitas dapat dilakukan dengan menganalisis penyebaran titik-titik yang terdapat pada scatter plot yang
dihasilkan program SPSS dengan dasar pengambilan keputusan menurut Santoso,2001 sebagai berikut :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu
yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi Heteroskedasitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual ini tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.9. Model Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab hipotesis dengan alat uji regresi linier berganda untuk mengetahui ukuran pengaruh stres kerja
dan konflik secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja pegawai, maka peneliti menggunakan Analisis Regresi Berganda multiple regression analyis dengan
persamaan sebagai berikut : Y
= b + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Universitas Sumatera Utara
Dimana : Y
= Kepuasan kerja pegawai b
= Intercept Y b
1
= Koefisien variabel X
1
b
2
= Koefisien variabel X
2
X
1
= Stres kerja X
2
= Konflik e
= Kesalahan penduga Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan
tingkat kepercayaan 95 atau α = 5 . Kriteria pengujian hipotesis untuk uji
serempak bersama-sama adalah : H
: b
1
, b
2
= 0 Tidak terdapat pengaruh stres kerja dan konflik terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku.
H
a
: b
1,
b
2
≠ 0 Terdapat pengaruh stres kerja dan konflik terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku.
Hasil pengujian signifikansi dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi yang diperoleh, yaitu apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,5 maka H
ditolak dan H
a
diterima, tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,5 maka H diterima dan H
a
ditolak.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji statistik F Uji F. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H diterima dan H
a
ditolak, dan jika F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima. Rumus yang digunakan untuk uji statistik F Uji F adalah :
F
hitung
= 1
1
2 2
− −
− k
n R
R Sugiyono, 2007
Sedangkan secara parsial kriteria pengujiannya adalah : H
: b
1
= 0 stres kerja tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai pada di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku.
H
a
:b
1
≠ 0 stres kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku.
H : b
2
= 0 konflik tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku.
H
a
: b
2
≠ 0 konflik berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku.
Nilai
t
hitung
dibandingkan dengan
t
tabel
, kriteria pengambilan keputusan : H
o
diterima jika
t
tabel
t
hitung
atau lebih besar pada
ά = 5 atau H
o
diterima dan H
a
ditolak jika
t
hitung
t
tabel
atau lebih kecil pada
ά =5 atau H
o
ditolak dan H
a
diterima.
t
hitung
=
2 3
1
p n
p
r r
−
−
Sugiyono, 2007
Universitas Sumatera Utara
Di mana :
t
= Nilai
t
hitung
= Korelasi parsial yang ditemukan
p
r n = Jumlah sampel
Pengujian hipotesis secara serempak maupun parsial dilakukan dengan menggunakan sofware pengolahan data dengan SPSS versi 15.0.
Universitas Sumatera Utara
63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku dibangun pada tahun 19791980 yang terletak di Desa Pahang, kecamatan Talawi Kabupaten Batu-Bara
adalah pindahan dari Lembaga Pemasyarakatan Jalan Puskesmas Labuhan Ruku yang dibangun pada era kolonial Belanda. Perpindahan Lembaga ini disebabkan oleh
situasi yang tidak memungkinkan dan tidak layak dipergunakan untuk pembinaan Narapidana.
Seiring dengan perkembangan zaman Lembaga Pembinaan ini telah beberapa kali mengalami perubahan. Dari istilah jawatan kepenjaraan pada tahun 1964 berubah
menjadi yang lazim kita kenal dengan nama Lembaga Pemasyarakatan. Dan pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman tentang Perubahan
Struktur Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menjadi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB. Selanjutnya pada tahun 2005 dengan meningkatnya jumlah penghuni dan
kapasitas Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB berubah menjadi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku.
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Labuhan Ruku tepatnya Desa Pahang, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara, Bangunan ini dikelilingi oleh komplek
rumah dinas pegawai Departemen Hukum dan HAM dan masyarakat. Di empat sudut
Universitas Sumatera Utara