Latar Belakang Studi Tentang Keanekaragaman Dan Distribusi Serangga Air Di Danau Lau Kawar Kecamatan simpang Empat, Kabupaten Karo

42 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki lebih dari 500 danau dengan luas keseluruhan lebih dari 5.000 km2 atau sekitar 0,25 dari luas daratan Indonesia, namun status kondisi sebagian besar danau tersebut akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Pada saat ini fungsi dan manfaat danau dirasakan sudah semakin berkurang. Fenomena ini disebabkan oleh terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan perairan danau serta koordinasi antar sektoral dalam pengelolaannya yang sangat lemah atau hampir tidak ada sama sekali Sumarwoto et al., 2004, dalam Marganof, 2007. Menurut Tarumingkeng 1994, keadaan lingkungan hidup mempengaruhi keanekaragaman bentuk-bentuk hayati dan banyaknya jenis mahluk hidup atau keanekaragaman hayati biodiversitas, dan sebaliknya keanekaragaman dan banyaknya mahluk hidup juga menentukan keadaan lingkungan. Selanjutnya Juhaeti dan Naiota 1996 dalam Erniwati 2001 menyatakan bahwa suatu lahan yang terdegradasi umumnya mengandung biota yang berbeda dengan ekosistem aslinya. Kecenderungannya adalah penurunan keanekaragaman jenis baik flora, fauna maupun jasad reniknya. Barus 2004, menyatakan bahwa suatu perairan yang belum tercemar akan menunjukkan jumlah individu yang seimbang dari semua spesies yang ada. Sebaliknya suatu perairan yang tercemar akan menyebabkan penyebaran jumlah individu tidak merata dan cenderung ada spesies tertentu yang bersifat dominan. Pencemaran yang terjadi di perairan danau, merupakan masalah penting yang perlu memperoleh perhatian dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan beragamnya sumber bahan pencemar yang masuk dan terakumulasi di danau. Sumber-sumber bahan pencemar tersebut antara lain berasal dari kegiatan produktif dan non-produktif Universitas Sumatera Utara 43 di upland lahan atas, dari permukiman dan dari kegiatan yang berlangsung di badan perairan danau itu sendiri, dan demikian juga dengan aktivitas manusia yang hidup di sekitar danau. Jenis bahan pencemar utama yang masuk ke perairan danau terdiri dari beberapa macam, antara lain limbah organik dan anorganik, residu pestisida, sedimen dan bahan-bahan lainnya Marganof, 2007. Danau Lau Kawar terletak di kaki Gunung Sinabung yang berada di dalam kawasan hutan Sibayak II Hutan Deleng Lancuk pada ketinggian 1.425 m dpl. Hutan disekitar danau ini masih sangat asli dan lebat. Kelompok Hutan Deleng Lancuk memiliki luas 435 Ha termasuk luas Danau Lau Kawar ±100 Ha. Ditepi danau kecil ini terdapat camping ground yang sering dipadati oleh para pengunjung yang camping diakhir pekan. Secara administratif pemerintahan Kawasan Hutan Wisata ini terletak di Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Karo. Di sebelah utara danau ini merupakan bentangan hutan dan di sebelah selatannya terdapat aktivitas pertanian masyarakat. Kawasan ini telah ditunjuk menjadi Taman Wisata Alam sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 08KptsII1989 tanggal 6 Pebruari 1989 Departemen Kehutanan, 2002. Beranekaragamnya aktivitas manusia di sekitar Danau Lau Kawar seperti penggunaan lokasi tersebut sebagai areal Ekowisata, pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas pertanian dan pertambakan ikan, akan menyebabkan pencemaran yang akan mengubah kualitas faktor fisik kimia perairan danau tersebut. Berubahnya kualitas suatu perairan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang hidup didalamnya, diantaranya adalah serangga air. Maka untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman jenis dan distribusi serangga air yang hidup di Danau Lau Kawar.

1.2 Permasalahan