50
b. Tipe fussorial, tungkai yang digunakan untuk menggali, ditandai dengan adanya
kuku depan yang keras c.
Tipe saltatorial, tungkai yang berfungsi untuk meloncat, ditandai dengan perbesaran femur pada tungkai belakang
d. Tipe raptorial, tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan mencengkeram
mangsa, ditandai dengan pembesaran femur tungkai depan e.
Tipe natatorial, tungkai yang berfungsi untuk berenang, ditandai dengan bentuk yang pipih serta adanya sekelompok “rambut-rambut renang” yang panjang
f. Tipe ambolatorial, tungkai yang berfungsi untuk berjalan ditandai dengan femur
dan tibia yang lebih panjang dari bagian tungkai lainnya. Bentuk ini merupakan bentuk umum tungkai serangga.
h. Perut Abdomen
Pada umumnya abdomen serangga terdiri dari 11 segmen metameri berulang. Tiap segmen metamer memiliki satu sklereit dorsal tergum jamak: terga, satu sklereit
ventral sternum jamak: sterna dan satu selaput daerah lateral pleuron jamak: pleura Borror et al, 1992.
Menurut Arora Dhaliwal 1999, abdomen merupakan tempat organ dalam berada, yang mana fungsi-fungsi fisiologis tubuh berada di sana. Bagaimanapun
sistem itu mulanya berasal dari saluran yang dimulai dari bagian kepala, melewati thoraks dan salurannya sampai sejauh mana pada abdomen.
2.3 Siklus Hidup Serangga Air
Serangga tumbuh dimulai dari telur sampai dengan dewasa, melewati berbagai tahapan perkembangan yang disebut dengan metamorfosis Voshell, 2003.
Pertumbuhan serangga biasanya melalui empat tahap bentuk hidup yaitu: telur, larva nimfa, pupa dan stadium dewasa. Telur diletakkan secara tunggal, atau dalam
kelompok, di dalam atau di atas jaringan tanaman atau binatang inang yang menjadi sasaran makanan serangga. Embrio di dalam telur berkembang menjadi larva atau
Universitas Sumatera Utara
51
nimfa tergantung macam metamorfosis atau perkembangan yang keluar dari telur pada saat telur menetas. Larvanimfa memiliki tahapan perkembangan instar, yang
setiap tahapannya melalui proses pergantian kulit ecdysis, karena setiap peningkatan ukuran tubuh pada satu instar ke instar berikutnya memerlukan integumen baru yang
lebih besar. Larva berkembang menjadi pupa pada ulat kupu-kupu disebut kepompong, dan pupa dan nimfa berkembang menjadi serangga dewasa
Tarumingkeng, 2001.
Menurut Voshell 2003, Ada dua tipe utama metamorfosis pada serangga air, yaitu incomplete metamorphosis hemimetabola dan complete metamorphosis
holometabola seperti pada Gambar 2 berikut ini:
Pada hemimetabola, bentuk nimfa mirip dewasa hanya saja sayap belum berkembang dan habitat tempat tinggal dan makanan nimfa biasanya sama dengan
habitat stadium dewasanya. Nimfa menempati habitat yang sama dengan dewasa Kumbang Coleoptera, kupu-kupu dan ngengat Lepidoptera dan semut serta lebah
Hymenoptera adalah serangga holometabola. Bentuk pradewasa larva dan pupa jenis-jenis holometabola ini sangat berbeda dengan stadium dewasanya
Tarumingkeng, 2001.
2.4 Habitat Serangga Air Menurut De la Rosa De la Rosa 2001, serangga air hidup di dekat atau di dalam
air. Habitat aquatik dalam dua golongan berdasarkan ukurannya. Aquatik
Gambar 2.2. Metamorfosis serangga
Universitas Sumatera Utara
52
makrohabitat merupakan area yang luas, area yang kompleks seperti danau, laut ataupun kolam. Aquatik mikrohabitat, merupakan area yang lebih sempit, seperti
sehelai daun yang berada di bawah permukaan air. Mikrohabitat merupakan tempat spesifik dimana individu dari suatu spesies atau kelompok yang hidup di sana.
Dilihat dari atas ke bawah, habitat aquatik dapat dibagi menjadi 3 bagian makrohabitat, yaitu bagian permukaan air, yang banyak dihuni oleh serangga-
serangga air yang berjalan di atas air atau larva-larva nyamuk, juga berbagai jenis dari Ordo Diptera dan Hemiptera. Bagian tengah, dimana merupakan daerah yang paling
sibuk pada badan perairan, serangga dan organisme aquatik lainnya banyak hidup pada daerah ini. Serangga dapat terbawa arus aliran air dari suatu tempat ke tempat
lainnya, seperti pada Ordo Hemiptera. Bagian dasar atau lantai perairan, merupakan tempat hidup serangga air. Mereka hidup di dalam lumpur, pasir, bebatuan atau pada
akar tanaman. Contohnya, Ephemeroptera, Odonata, Plecoptera, Trichoptera. Menurut Voshell 2003, salah satu hal yang menakjubkan dari serangga air
adalah beragamnya habitat mereka hidup. Tidak ada suatu badan perairan yang kondisinya terlalu kecil, terlalu besar, terlampau dingin atau panas, keruh atau
berlumpur, dengan kadar oksigen terlampau rendah, arus yang terlalu deras, atau tempat yang terlalu banyak polusi untuk beberapa jenis serangga air untuk dapat hidup
di sana.
Hanya satu batasan tempat hidup mereka adalah perairan asin seperti laut. Tetapi ada juga beberapa serangga air yang luar biasa dapat hidup pada lingkungan
batu karang dan laut. Estuari, tempat dimana air tawar bergabung dengan air asin, juga merupakan tempat hidup beberapa jenis serangga air. Orang- orang bepergian ke
pantai dapat melihat jenis-jenis nyamuk yang berkembang biak pada rawa-rawa dekat pantai tersebut.
Universitas Sumatera Utara
53
2.5 Keanekaragaman dan Distribusi Serangga Air