Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Karakteristik Umum Serangga

43 di upland lahan atas, dari permukiman dan dari kegiatan yang berlangsung di badan perairan danau itu sendiri, dan demikian juga dengan aktivitas manusia yang hidup di sekitar danau. Jenis bahan pencemar utama yang masuk ke perairan danau terdiri dari beberapa macam, antara lain limbah organik dan anorganik, residu pestisida, sedimen dan bahan-bahan lainnya Marganof, 2007. Danau Lau Kawar terletak di kaki Gunung Sinabung yang berada di dalam kawasan hutan Sibayak II Hutan Deleng Lancuk pada ketinggian 1.425 m dpl. Hutan disekitar danau ini masih sangat asli dan lebat. Kelompok Hutan Deleng Lancuk memiliki luas 435 Ha termasuk luas Danau Lau Kawar ±100 Ha. Ditepi danau kecil ini terdapat camping ground yang sering dipadati oleh para pengunjung yang camping diakhir pekan. Secara administratif pemerintahan Kawasan Hutan Wisata ini terletak di Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Daerah Tingkat II Tanah Karo. Di sebelah utara danau ini merupakan bentangan hutan dan di sebelah selatannya terdapat aktivitas pertanian masyarakat. Kawasan ini telah ditunjuk menjadi Taman Wisata Alam sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 08KptsII1989 tanggal 6 Pebruari 1989 Departemen Kehutanan, 2002. Beranekaragamnya aktivitas manusia di sekitar Danau Lau Kawar seperti penggunaan lokasi tersebut sebagai areal Ekowisata, pemanfaatan air dalam kehidupan sehari-hari, aktivitas pertanian dan pertambakan ikan, akan menyebabkan pencemaran yang akan mengubah kualitas faktor fisik kimia perairan danau tersebut. Berubahnya kualitas suatu perairan sangat mempengaruhi kehidupan biota yang hidup didalamnya, diantaranya adalah serangga air. Maka untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang keanekaragaman jenis dan distribusi serangga air yang hidup di Danau Lau Kawar.

1.2 Permasalahan

Danau Lau Kawar merupakan salah satu daerah tujuan wisata DTW di Sumatera Utara. Selain itu, masyarakat yang tinggal di daerah sekitar danau tersebut Universitas Sumatera Utara 44 memiliki beragam aktivitas. Adanya keberagaman aktivitas tersebut tentunya akan mempengaruhi kualitas perairan pada Danau Lau Kawar. Sejauh ini belum diketahui bagaimanakah keanekaragaman jenis dan distribusi serangga air dan hubungannya dengan nilai parameter fisik-kimia perairan di Danau Lau Kawar.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan distribusi serangga air di Danau Lau Kawar b. Untuk mengetahui nilai faktor fisik-kimia perairan dan hubungannya dengan keanekaragaman serangga air di Danau Lau Kawar.

1.4 Hipotesis

a. Terdapat perbedaan keanekaragaman dan distribusi serangga air pada musim kemarau dan musim hujan di setiap stasiun penelitian. b. Terdapat hubungan nilai faktor fisik-kimia perairan dengan keanekaragaman serangga air di Danau Lau Kawar.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai keanekaragaman jenis dan distribusi serangga air di Danau Lau Kawar. b. Sebagai informasi yang berguna bagi instansi terkait dalam pengelolaan lingkungan kawasan Danau Lau Kawar c. Sebagai informasi awal bagi peneliti yang akan melanjutkan penelitian-penelitian berikutnya. Universitas Sumatera Utara 45 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Umum Serangga

Serangga tergolong dalam Filum Arthrophoda, Sub Filum Mandibulata, Kelas Insecta. Ruas yang membangun tubuh serangga terbagi atas tiga bagian yaitu, kepala caput, dada toraks dan perut abdomen. Sesungguhnya serangga terdiri dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam Ruas terkonsolidasi membentuk kepala, tiga ruas membentuk thoraks, dan 11 ruas membentuk abdomen Jumar 2000. Selanjutnya Brotowidjoyo 1994, serangga dapat dibedakan dari anggota Arthropoda lainnya karena adanya 3 pasang kaki sepasang pada setiap segmen thoraks. Bagian-bagian tubuh tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. Serangga memiliki skeleton yang berada pada bagian luar tubuhnya eksoskeleton. Rangka luar ini tebal dan sangat keras sehingga dapat menjadi pelindung tubuh, yang sama halnya dengan kulit kita sebagai pelindung luar. Pada dasarnya, eksoskeleton serangga tidak tumbuh secara terus-menerus. Pada tahapan pertumbuhan serangga eksoskeleton tersebut harus ditanggalkan untuk menumbuhkan yang lebih baru dan lebih besar lagi Voshel, 2003. Larva Ephemeroptera Larva Diptera Universitas Sumatera Utara 46 Gambar 2.1.Berbagai Bentuk Tubuh Serangga