Korupsi dalam Pandangan Hukum Islam

Kedua, Langkah represif, yakni yang sangat penting juga dilakukan asalkan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, menindak tanpa pandang bulu bagi siapa saja yang melakukan korupsi, baik itu pejabat ataupun rakyat biasa yang melakukan korupsi harus ditindak sesuai dengan hukum yang berlaku.

B. Korupsi dalam Pandangan Hukum Islam

Berdasarkan makna leksikal dan pengertiannya, prinsip anti korupsi dalam etika Islam banyak sekali. 20 Dalam khazanah atau literatur klasik Islam, secara umum tidak ditemukan terminolog yang mengandung makna korupsi secara menyeluruh, 21 namun istilah korupsi dapat disebandingkan dengan melihat dari pengaruh yang ditimbulkannya, dan karena tindakan korupsi setidaknya mengandung unsur-unsur seperti risywah suap, saraqah pencurian, al- ghasysy penipuan, dan khinayah pengkhianatan, 22 ghulul penggelapan hak milik publik, dan hirabah memerangi Allah dan RasulNya, merusak tatanan publik. 23 20 Chaider S. bamualim dan JM. Muslimin, ed., Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi Islam, h.71. 21 Mashuri Na’im, Nur Rofiah, dan Imdadun Rahmar, NU melawan korupsi: kajian tafsir dan fiqih, Jakarta: PB Nahdhatul Ulama, 2006, h. 107 Kutipan: Supriyadi Ahmad, Surga Dunia Bernama Korupsi: perspektif Hukum Islam dan Hukum positif Indonesia. 22 Munawar Fuad Noeh, Islam dan Gerakan Moral Anti Korupsi, h. 87. 23 Mashuri na’im, nur rofiah, dan Imdadun Rahmar, NU melawan korupsi, Kutipan: Supriyadi Ahmad, Surga Dunia Bernama Korupsi 107-112 Dalam kajian hukum Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits tindakan korupsi termasuk dalam masalah mu’amalah maaliyah Persoalaan ekonomi keuangan. Dari aspek normatif jelas bahwa korupsi “diharamkan” oleh agama. Misalnya oleh Nabi Muhammad SAW. Dipandang sebagai perbuatan terlaknat dan terkutuk. Dan juga didalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 29 dijelaskan: ⌧ ☺ Artinya: “hai orang-orang yang beriman janganlah kamu sekali-kali memakan harta sesama dengan jalan yang bathil tidak sah, kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu, dan janganlah kamu membunuh bangsamu sendiri. Sesungguhnya Allah itu penyayang padamu”. Q.S. an-Nisa’ 4: 29. Kemudian dijelaskan lagi oleh ayat beriku t nya: ☺ Artinya: “barang siapa yang melakukan hal itu memakan harta secara tidak sah dengan melanggar hak dan aniaya, maka kami Allah akan memasukkannya kedalam neraka”. Q.S. an-Nisa’ 4: 30. Ayat-ayat yang mempunyai arti kemiripan terhadap perbuatan korupsi risywah, misalnya dalam surat al-Maidah ayat 42 yang berbunyi: ☺ Artinya: “mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bihing, banyak memakan yang haram”. Q.S. al-Maidah 5: 42. Menurut istilah Syar’I, al-suht ﺖﺤّﺳ adalah: 24 1. Setiap keharaman yang disebutnya hasil penjualan anjing. Khamr atau miras, dan babi. 2. Hasil pekerjaan haram yang berdampak menghilangkan nilai moral harga diri dan kebersihan jiwa. 3. Sesuatu yang haram yang tidak boleh dinikmati hasilnya karena menggerogoti keberkahan rizki. Disebut haram karena menghilangkan nilai ketaatan atau menggerogoti nilai muru’ah. Jika komitmen agama melayang, maka hilang pula nilai muru’ah, dan orang tidak akan merasa memiliki muru’ah jika agamanya hilang. 4. Bermakna suap Dari uraian di atas, yang dimaksud dengan korupsi dalam tulisan ini adalah korupsi dalam pengertian tiga tingkat. Yaitu tindakan pengkhianatan terhadap kepercayaan betrayal of trust, sebagai tindak korupsi yang paling 24 Wahbah Al Zuhaily, Al Fiqh Al Islam Wa Adillatuh Damsyiq: Dar al Fikr, 1989, h. 20. rendah; tindakan penyalahgunaan kewenangan abuse of power, walaupun tidak mendapatkan keuntungan material, sebagai tindak korupsi tingkat menengah; dan tindakan penyalahgunaan kekuasaan untuk mendapatkan keuntungan material yang bukan haknya material benefit, baik untuk diri sendiri, keluarga, atau suatu korporasi, sebagai tindak korupsi yang paling kuat yang telah melewati korupsi tingkat pertama dan tingkat kedua.

C. Korupsi dalam Peraturan Perundang-Undangan