orientation memiliki nilai maximum 12, minimum 5, dan mean 10.17. Berdasarkan skor perolehan di atas maka hasil yang didapat adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.10 Klasifikasi responden pada goal orientation
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang cendrung pada mastery goal orientation sebanyak 70 responden dengan persentase
sebesar 46,7, sedangkan responden yang cendrung pada performance orientation sebanyak 80 responden dengan presentase sebesar 53,3.
4.3.
Hasil uji hipotesis penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis regresi berganda multiple regression menggunakan sofware SPSS 17.
Uji regresi ini dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan di Bab II.
4.3.1. Hasil uji hipotesis mayor
Dengan menggunakan seluruh IV yang yang diteorikan, hasilnya dapat dilihat pada table R square berikut:
Goal orientation Responden
Persentase
Mastery 70
46,7 performance
80 53,3
Jumlah 150
100
Table 4.11 R-square Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a. .631
a
.399 .369
7.94415
a.
Predictors: Constant, tingkatankelas, Jeniskelamin, selfefficacy, complieance, mastery, performance, acaptance
b.
Dependent Variable: cheating
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perolehan R-square sebesar 0,399, yang berarti bahwa proporsi varian dari perilaku menyontek
cheating yang dijelaskan oleh semua independent variable tersebut adalah sebesar 39,9. Sedangkan sisanya proporsi varians dari perilaku
menyontek cheating yang tidak bisa dijelaskan oleh IV yang ada sebesar 60,1.
Selanjutnya untuk tabel anova, dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.12 Tabel ANOVA Pengaruh IV Terhadap DV
ANOVA
b
Model Sum of
Squares Df
Mean Square
F Sig.
Regression 5938.457 7
848.351 13.443
.000
a
Residual 8961.543
142 63.109
a.
Total 14900.000
149
a. Predictors: Constant, tingkatankelas, Jeniskelamin, selfefficacy, complieance, mastery, performance, acaptance
b. Dependent Variable: cheating
Dengan melihat table di atas p0,05, maka berarti F yang dihasilkan signifikan, yang artinya hipotesis yang menyatakan ada
pengaruh IV terhadap DV tidak ditolak. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, compliance, acceptance,
mastery, performance, jenis kelamin dan tingkatan kelas terhadap perilaku menyontek cheating.
4.3.2. Hasil uji hipotesis minor
Tahap selanjutnya adalah melihat koefisien regresi setiap independent variable yang signifikan. Artinya adalah independent variable
tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku menyontek cheating.
Tabel 4.13 Koefisien Regresi
Dari tabel di atas, dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
Model B
Std. Error Beta
T Sig.
a Constant 32.488
selfefficacy .034
.075 .034
.459 .647
accaptance .473
.087 .473
5.456 .000
compliance -.275
.083 -.275
-3.293 .001
mastery -.167
.083 -.167
-2.018 .045
performance .106
.083 .106
1.274 .205
Jeniskelamin -3.106
1.375 -.156
-2.258 .025
tingkatankelas 5.047
.827 .406
6.100 .000
a. Dependent Variable: cheating
Cheating = 32,488 + 0,034 self-efficacy + 0,473 accaptance - 0,275 compliance – 0,167 mastery + 0,106 performance –
3,106 jenis kelamin + 5,047 tingkatan kelas Keterangan: Tanda menunjukkan variabel signifikan
Berdasarkan tabel di atas, dari 7 koefisien regresi yang dihasilkan ternyata ada lima IV yang secara statistik pengaruhnya signifikan terhadap
perilaku menyontek cheating, yaitu acceptance, compliance, mastery,
jenis kelamin dan tingkatan kelas nilai p 0,05. Hal ini berarti bahwa
dari 7 hipotesis minor terdapat lima yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai
berikut: Adapun penjelasan dan nilai koefiesien regresi yang diperoleh pada
masing-masing IV adalah sebagai berikut: 1.
Variabel self efficacy Nilai koefisien regresi variabel self efficacy adalah 0,034 dan nilai
signifikan 0,647, artinya variabel self efficacy secara positif tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek cheating.
2. Variabel konformitas acceptance
Nilai koefisien regresi variabel acceptance adalah 0,473 dan nilai signifikan 0,000, artinya variabel acceptance secara positif
signifikan mempengaruhi perilaku menyontek cheating. Jadi, semakin tinggi accaptance, semakin tinggi perilaku menyontek
cheating.
3. Variabel konformitas compliance
Nilai koefisien regresi variabel compliance adalah -0,275 dan nilai signifikan 0,001, artinya variabel compliance secara negatif
signifikan mempengaruhi perilaku menyontek cheating. Jadi, semakin tinggi compliance, semakin rendah perilaku menyontek
cheating. 4.
Variabel mastery orientation Nilai koefisien regresi variabel mastery orientation adalah –0,167
dan nilai signifikan 0,045, artinya variabel mastery orientation secara negatif signifikan mempengaruhi perilaku menyontek
cheating. Jadi, semakin tinggi mastery orientation, semakin rendah perilaku menyontek cheating.
5. Variabel performance orientation
Nilai koefisien regresi variabel performance orientation adalah 0,106 dan nilai signifikan 0,205, artinya variabel performance
orientation secara positif tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku menyontek cheating.
6. Variabel jenis kelamin
Nilai koefisien regresi variabel jenis kelamin adalah – 3,106 dan nilai signifikan 0,025, artinya variabel jenis kelamin secara negatif
signifikan mempengaruhi perilaku menyontek cheating.
Bila dilihat dari nilai uji beda variabel jenis kelamin memiliki nilai sebagai berikut:
Tabel 4.14 Uji Beda Jenis Kelamin
Dari table diatas terlihat responden laki-laki memiliki nilai mean 28,84 yang artinya laki-laki lebih sering menyontek dari
perempuan. 7.
Variabel tingkatan kelas Nilai koefisien regresi variabel tingkatan kelas adalah 5,047 dan
nilai signifikan 0,000, artinya variabel tingkatan kelas secara positif signifikan mempengaruhi perilaku menyontek cheating.
Jadi, semakin tinggi tingkatan kelas, semakin tinggi perilaku menyontek cheating.
Bila dilihat dari nilai uji beda variabel tingkatan kelas memiliki nilai sebagai berikut:
Tabel 4.15 Uji Beda Tingkatan Kelas
Kelas N
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean Satu
44 24,09
4,147 ,625
Dua 53
28,68 5,857
,804 Tiga
53 29,94
5,369 ,737
Jenis kelamin
N Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Laki-laki 77
28,84 6,235
,710 Perempuan
73 26,66
4,970 ,582
Dari table diatas terlihat responden kelas tiga memiliki nilai mean lebih besar dari pada responden kelas satu dan dua, yaitu 29,94
yang artinya kelas tiga lebih sering menyontek dari pada kelas satu dan dua.
4.3.3. Pengujian Sumbangan masing-masing independent variable