Pengujian Sumbangan masing-masing independent variable Sumbangan masing-masing independen variabel

Dari table diatas terlihat responden kelas tiga memiliki nilai mean lebih besar dari pada responden kelas satu dan dua, yaitu 29,94 yang artinya kelas tiga lebih sering menyontek dari pada kelas satu dan dua.

4.3.3. Pengujian Sumbangan masing-masing independent variable

Peneliti selanjutnya menganalisis juga besarnya proporsi varian dari DV yang merupakan sumbanganpengaruh dari masing-masing IV, hal ini dilakukan dengan menghitung pertambahan proporsi varian setiap kali IV baru dimasukkan dalam persamaan. Bertambahnya R 2 R 2 change ini dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini. Tabel 4. 16 Sumbangan Masing-masing Independen Variabel Model Summary i Change Statistics Model R Square R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change 1 .007 .007 1.004 1 148 .318 2 .176 .169 30.164 1 147 .000 3 .207 .031 5.753 1 146 .018 4 .223 .016 3.015 1 145 .085 5 .225 .002 .323 1 144 .571 6 .241 .016 3.007 1 143 .085 7 .399 .158 37.212 1 142 .000 Variabel Signifikan 1. Predictors: Constant, selfefficacy 2. Predictors: Constant, selfefficacy, acaptance 3. Predictors: Constant, selfefficacy, acaptance, complieance 4. Predictors: Constant, selfefficacy, acaptance, complieance, mastery 5. Predictors: Constant, selfefficacy, acaptance, complieance, mastery, performance 6. Predictors: Constant, selfefficacy, acaptance, complieance, mastery, performance, Jeniskelamin 7. Predictors: Constant, selfefficacy, acaptance, complieance, mastery, performance, Jeniskelamin, tingkatankelas 8. Dependent Variable: cheating

4.3.4. Sumbangan masing-masing independen variabel

Dari tabel 4.16 di atas, dapat disampaikan informasi sebagai berikut: 1. Variabel self-efficacy memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0,7 bagi bervariasinya perilaku menyontek cheating siswa, dengan nilai F dari R square change=1.004, p0,05, df=1,148 dan sig. F change 0,318, sehingga tidak signifikan. 2. Variabel acceptance memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 16,9 bagi bervariasinya perilaku menyontek cheating siswa, sumbangan ini signifikan dengan nilai F dari R square change=30.164, p0,05, df=1,147 dan sig. F change 0,000, sehingga signifikan. 3. Variabel compliance memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 3,1 bagi bervariasinya perilaku menyontek cheating siswa, sumbangan ini signifikan dengan nilai F dari R square change=5.753, p0,05, df=1,146 dan sig. F change 0,018, sehingga signifikan. 4. Variabel mastery memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 1,6 bagi bervariasinya perilaku menyontek cheating siswa, dengan nilai F dari R square change=3.015, p0,05, df=1,145 dan sig. F change 0,085, sehingga tidak signifikan. 5. Variabel performance memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0,2 bagi bervariasinya perilaku menyontek cheating siswa, dengan nilai F dari R square change=0,323, p0,05, df=1,144 dan sig. F change 0,571, sehingga tidak signifikan. 6. Variabel jenis kelamin memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 1,6 bagi bervariasinya perilaku menyontek cheating siswa, dengan nilai F dari R square change=3.007, p0,05, df=1,143 dan sig. F change 0,085, sehingga tidak signifikan. 7. Variabel tingkatan kelas memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 15,8 bagi bervariasinya perilaku menyontek cheating siswa, sumbangan ini signifikan dengan nilai F dari R square change=37.212, p0,05, df=1,142 dan sig. F change 0,000, sehingga signifikan. Sebagai kesimpulan dari bagian ini adalah bahwa hanya ada tiga IV dari sepuluh IV, yaitu acceptance, , compliance dan tingkatan kelas yang mempengaruhi perilaku menyontek cheating, jika dilihat dari besarnya pertambahan R 2 yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan IV sumbangan proporsi varian yang diberikan. Dalam analisis regresi, terutama yang menggunakan Least Square, diperlukan asumsi bahwa distribusi frekuensi dari residu adalah mengikuti kurva normal. Apabila residual berada di sekitar garis untuk kurva normal, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ini memiliki residual yang distribusinya mengikuti kurva normal. Artinya, hasil persamaan regresi beserta interpretasinya dapat dipercaya dan lebih akurat. Oleh sebab itu, penulis pun melakukan uji terhadap asumsi tersebut. Dengan melihat output dari analisis SPSS, normal tidaknya distribusi residu, dapat dilihat pada grafik P-P Plot berikut: Gambar 4.1. Residual plot perilaku menyontek Karena distribusi keseluruhan kasus yang ada pada histogram relatif normal dan pada grafik plot data umumnya mendekati garis harapan pada plot, maka semua penafsiran dari hasil regresi pada penelitian ini cukup dapat dipercaya. Artinya asumsi tentang normalitas distribusi frekuensi dari residual telah terpenuhi. 94

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini dikemukakan hasil penelitian mengenai pengaruh self efficacy, konformitas dan goal orientation terhadap perilaku menyontek cheating siswa MTs. Al-Hidayah Bekasi. Selanjutnya akan dikemukakan pula diskusi tentang penelitian dan saran untuk penelitian selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: · Secara keseluruhan terdapat pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, konformitas acceptance, konformitas compliance, mastery goal orientation, performance goal orientation, jenis kelamin dan tingkatan kelas terhadap perilaku menyontek cheating. Berdasarkan proporsi varians seluruhnya, perilaku menyontek dipengaruhi oleh independen variabel yang diteliti sebesar 39,9 sedangkan sisanya yaitu 60.1 dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. · Jika dilihat dari signifikan tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV, ditemukan bahwa terdapat lima IV independent variable yang memiliki pengaruh signifikan terhadap DV, yaitu konformitas acceptance 0,473 dengan sig.000, konformitas compliance - 0,275 dengan sig. 0,001, mastery orientation –0,167 dengan sig.0,045, jenis kelamin - 3,106 dengan sig. 0.025 dan tingkatan kelas 5,047 dengan sig. 0.000.