2.4.2. Furosemid
Furosemid merupakan diuretik kuat yang menghambat reabsorpsi elektrolit di ansa henle asendens bagian epitel tebal; tempat kerjanya di permukaan sel epitel
bagian luminal yang menghadap ke lumen tubuli. Pada pemberian secara i.v. obat ini cenderung meningkatkan aliran darah ginjal tanpa disertai peningkatan filtrasi
glomerulus. Perubahan hemodinamik ginjal ini mengakibatkan menurunnya reabsorbsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal serta meningkatnya efek awal
diuresis. Peningkatan aliran darah ginjal ini relative hanya berlangsung sebentar. Dengan berkurangnya cairan eksrtasel akibat diuresis, maka aliran darah ginjal
menurun dan hal ini dapat mengakibatkan meningkatnya reabsorpsi cairan dan elektrolit di tubuli proksimal Sunaryo,1995.
Struktur Furosemid dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 3.2. Struktur Furosemid Indikasi penggunaan furosemid terhadap udema, gagal jantung kongestif,
gagal jantung kongestif, penyakit paru, penyakit hati dan ginjal, hipertensi
Furosemid diabsorpsi segera dari GIT, bioavailabilitasnya dilaporkan sekitar 60 -70 . Waktu paruh furosemid sekitar 2 jam, sekali pun diperpanjang pada bayi
dan pasien dengan kerusakan hati dan ginjal. Furosemid diekskresikan melalui urin Sunaryo,1995.
Efek samping pemberian furosemid antara lain Hipotensi ortostatik, aortitis kronik, hipotensi akut,serangan jantung akibat pemberian melalui I.V atau I.M,
parethesias, vertigo, sakit kepala, pandangan kabur, demam, tidak bisa beristirahat,
Universitas Sumatera Utara
hiperurisemia, hipokalemia, hipokloremia, alkalosis metabolik, hipokalsemia, hipomagnasemia, hiponatremia, purpura, fotosensitifitas, urtikaria, dan sebagainya
Depkes RI., 2007. Furosemid injeksi harus disimpan pada suhu kamar yang terkontrol dan
dilindungi dari cahaya. Furosemid jangan dipergunakan jika berubah warna menjadi kuning. Penyimpanan beku dapat menyebabkan pengendapan atau kristalisasi,
pelarutan kembali pada suhu kamar atau penghangatan dapat dilakukan dan tidak mempengaruhi stabilitas obat. Furosemid tidak stabil pada media asam tetapi stabil
pada media basa Depkes RI, 2007. Dosis pada anak keadaan udem, diberikan 1-2 mgkgBB tiap 6 hingga 12 jam.,
tetapi jangan melebihi 6mgkghari Schwartz,2005.
2.4.3
.
Spironolakton
Spironolakton merupakan diuretik hemat kalium bersifat antagonis kompetitif terhadap aldosteron.
Spironolakton berkompetisi dengan aldosteron pada reseptor di tubulus ginjal distal, meningkatkan natrium klorida dan ekskresi air selama konversi
ion kalium dan hidrogen, juga dapat memblok efek aldosteron pada otot polos arteriolar
.
Bersifat diuretik ringan dan sangat bermanfaat bila dikombinasikan dengan diuretik tiazid ataupun furosemida pada pengobatan gagal jantung kongestif, penyakit
paru, penyakit hati dan ginjal, hipertensi, dan mencegah terjadinya deplesi kalium dalam serum. Kombinasi spironolakton dengan furosemida memiliki onset of action
yang lebih lambat tanpa menyebabkan deplesi kalium dalam serum Chung, 1995. Struktur kimia spironolakton dapat dilihat pada gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 Struktur kimia spironolakton Resorpsinya dari usus tidak sempurna dan diperbesar oleh makanan. Dalam
hati, zat ini dirombak menjadi metabolit aktif seperti kankrenon kemudian diekskresikan melalui kemih dan tinja. T
12
nya sampai 2 jam sedangkan kanrenon hingga 20 jam Tjay, 2002.
Efek samping yang utama dari spironolakton adalah hiperkalemia yang sering terjadi bila obat ini diberikan bersama-sama dengan asupan kalium yang berlebihan.
Tetapi efek ini dapat pula terjadi bila dosis yang biasa diberikan bersama dengan tiazid pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal yang berat Sunaryo,1995
Dosis Pemberian spironolakton pada anak-anak 1,5-3,3 mgkghari dalam dosis tunggal atau dibagi dalam dua dosis perhari Schwartz,2005.
Spironolakton tablet sebaiknya disimpan di dalam wadah yang terlindung dari cahaya pada suhu kurang dari 40
o
C, sebaiknya diantara 15-30
o
C Mc Evoy, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.4.4. Prednison