Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Trisnantoro, 2005.
2.1.5 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Program akreditasi rumah sakit yang dilaksanakan sejak tahun 1995 diawali dengan 5 jenis pelayanan yaitu pelayanan medis, pelayanan keperawatan, rekam medis,
administrasi dan manajemen dan pelayanan gawat darurat. Pada tahun 1997, program diperluas menjadi 12 pelayanan yaitu kamar operasi, pelayanan perinata resiko tinggi,
pelayanan radiologi, pelayanan farmasi, pelayanan laboratorium, pengendalian infeksi dan kecelakaan keselamatan serta kewaspadaan bencana. Pada tahun 2000 dikembangkan
instrumen 16 bidang pelayanan di rumah sakit. Pelatihan akreditasi rumah sakit oleh Balai Pelatihan Kesehatan dilakukan untuk membantu proses persiapan akreditasi.
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Beberapa indikator pelayanan
dirumah sakit antara lain: 1.
BOR Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur BOR adalah “the ratio of patient service days to inpatient bed count days
in a period under consideration” persentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85
BOR = Jumlah hari perawatan rumah sakit Jumlah tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode X 100
Universitas Sumatera Utara
2. AVLOS Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat
AVLOS adalah “The average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under consideration” rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis
tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari.
AVLOS = Jumlah lama dirawat Jumlah pasien keluar hidup + mati 3.
TOI Turn Over Interval = Tenggang perputaran TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari. TOI = Jumlah tempat tidur X Periode – Hari perawatan Jumlah pasien keluar
hidup + mati 4.
BTO Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur BTO adalah “...the net effect of changed in occupancy rate and length of
stay” frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. BTO = Jumlah pasien keluar hidup + mati Jumlah tempat tidur
Universitas Sumatera Utara
5. NDR Net Death Rate
NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah
sakit. NDR = Jumlah pasien mati 48 jam Jumlah pasien keluar hidup + mati X
1000 ‰ 6.
GDR Gross Death Rate GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
GDR = Jumlah pasien mati seluruhnya Jumlah pasien keluar hidup + mati X 1000 ‰
2.2 Rekam Medik
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.269MENKESPERIII2008 yang dimaksud dengan Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada paien
Suatu rekam medik yang lengkap mencakup data identifikasi dan sosiologis, sejarah famili pribadi, sejarah kesakitan yang sekarang, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus seperti: konsultasi, data laboratorium klinis, pemeriksaan sinar X dan pemeriksaan lain, diagnosis sementara, diagnosis kerja, penanganan medik atau bedah,
patologi mikroskopik dan nyata, kondisi pada waktu pembebasan, tindak lanjut dan temuan otopsi Siregar dan Amalia, 2004.
Universitas Sumatera Utara