Prednison Captopril Tinjauan Umum Obat 1. Ceftriaxon

2.4.4. Prednison

Merupakan derivat keto yang baru aktif setelah diubah dalam hati menjadi derivat hidronya prednisolon. Khasiat dan penggunaannya sama, hanya tidak digunakan secara lokal dan intra-artikuler karena tidak dihidrogenasi di kulit. Tidak dianjurkan bagi pasien dengan penyakit hati Tjay,2002. Struktur kimia Prednison adalah sebagai berikut: Gambar 3.4 Struktur Kimia Prednison Kortikosteroid mempunyai banyak kegiatan farmakologi yang terbagi dalam dua kelompok, yaitu khasiat glukokortoid dan mineralkortikoid. Efek glukokortikoid meliputi : efek antiradang misalnya akibat trauma, alergi dan infeksi. Juga berkhasiat merintangi atau mengurangi terbentuknya cairan peradangan dan udema setempat. Efek selanjutnya yaitu antialergi atau daya imunosupresif yang mungkin ada hubungannya dengan kerja antiradangnya. Dan dapat terjadi penumpukan lemak di atas tulang selangka dan muka, juga di perut dan dibelakang tengkuk. Sedangkan efek mineralkortikoid terdiri dari retensi natrium dan air oleh tubuli ginjal, sedangkan kalium justru ditingkatkan ekskresinya Tjay,2002. Dalam darah, sekitar 90 terikat pada glikoprotein. Prednison yang bebas diinaktivasi dengan cepat di dalam hati. Konjugat dieliminasikan melalui urin sampai lebih dari 99. Waktu paruhnya sekitar 1,7 jam Mutschler,1991 Universitas Sumatera Utara Dosis untuk anak – anak untuk terapi antiinflamasi atau imunosupresif : 0,1-2 mgkgBBhari, asma akut : 1-2 mgkgBBhari, penyakit peradangan usus : 1-3 mgkgBBhari, sindrom nefrotik : 2 mgkgBBhari dibagi dalam 3-4 dosis Schwartz,2005

2.4.5. Captopril

Captopril merupakan obat antihipertensi dengan cara supresi sistem renin angiotensin aldosteron. Renin adalah enzim yang dihasilkan ginjal dan bekerja pada globulin plasma untuk memproduksi angiotensin I yang besifat inaktif. Angiotensin Converting Enzyme ACE, akan merubah angiotensin I menjadi angiotensin Il yang besifat aktif dan merupakan vasokonstriktor endogen serta dapat menstimulasi sintesa dan sekresi aldosteron dalam korteks adrenal. Peningkatan sekresi aldosteron akan mengakibatkan ginjal meretensi natrium dan cairan, serta meretensi kalium. Dalam kerjanya, kaptopril akan menghambat kerja ACE, akibatnya pembentukan angiotensin ll terhambat, timbul vasodilatasi, penurunan sekresi aldosteron sehingga ginjal mensekresi natrium dan cairan serta mensekresi kalium. Keadaan ini akan menyebabkan penurunan tekanan darah dan mengurangi beban jantung, baik afterload maupun pre-load, sehingga terjadi peningkatan kerja jantung. Vasodilatasi yang timbul tidak menimbulkan reflek takikardia Setiawati,1995 Gambar 3.5 Struktur Kimia Captopril Captopril sebagai dosis tunggal mempunyai durasi selama 6-12 jam dengan onset 1 jam. Captopril diabsorpsi sebanyak 60-75 dan berkurang menjadi 33-40 Universitas Sumatera Utara dengan adanya makanan. Captopril diekskresikan melalui urin 95 dalam waktu 24 jam. Bioavaibilitas oral 60-65, dan berkurang bila diberikan bersama makanan, maka obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan. Waktu paruh eliminasinya sekitar 2,2 jam. Eksresi utuh dalam urin terjadi pada 40 maka pada gangguan ginjal dosis obat harus dikurangi Setiawati,1995 Neutropenia agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 penderita. Efek samping ini terutama terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3 bulan pengobatan, pengobatan agar dihentikan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik. Pada penderita yang mengalami tanda-tanda infeksi akut demam, faringitis pemberian kaptopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia. Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan kaptopril perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau rendah. Hipotensi berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis kaptopril atau diuretiknya. Teriadi perubahan rasa taste alteration, yang biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama dan menghilang meskipun obat diteruskan. Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, Universitas Sumatera Utara sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan dengan hati-hati Setiawati,1995

2.4.6. Dulcolax