57
karbolik, enolik, alifatik dan lainnya. Kondisi tersebut yang mengakibatkan konsentrasi asam fulvat yang terlarut dalam media mengalami peningkatan
Sugoro dkk., 2011. Hal tersebut dibuktikan pada meningkatnya nilai absorbansi asam fulvat pada saat nilai absorbansi asam humat menurun Gambar 13.
Terurainya senyawa batubara yang ditandai dengan keberadaan asam humat dan fulvat ke dalam media mengindikasikan adanya aktivitas mikroba di
dalam media perlakuan kecuali pada perlakuan A MSS + batubara steril. Media perlakuan D MSS + batubara mentah 5 + Trichoderma sp. menunjukkan nilai
absorbansi asam humat dan fulvat tertinggi dibandingkan pada media perlakuan lainnya Gambar 13. Diduga pada media tersebut terjadinya hubungan positif
antara mikroba indigenus dengan kapang Trichoderma sp. Pendugaan tersebut didukung pula dengan pengukuran parameter seperti, pH, dan analisis senyawa
fenolik serta aromatik terkonjugasi Gambar 8 dan 12.
4.3.4. Karakteristik Gugus Fungsi Hasil Biosolubilisasi Batubara
Identifikasi gugus fungsi produk biosolubilisasi dilakukan dengan menggunakan Fourier Transform infra Red FTIR pada masing-masing
perlakuan. Pengujian yang dilakukan dengan FTIR menggunakan batubara kontrol lignit mentah dan steril. Sampel yang digunakan merupakan produk yang
dihasilkan dalam proses biosolubilisasi dari masing-masing perlakuan. Hasil spektrum inframerah dari produk biosolubilisasi pada media perlakuan disajikan
pada Gambar 14 dan 15. Gugus fungsi utama yang terdeteksi pada produk biosolubilisasi terdiri dari hidroksil fenol O-H 3200-3550 cm
-1
, karboksilat
58
1
2
3 Gambar 14.
Hasil FTIR produk biosolubilisasi 1 Kontrol media perlakuan A MSS + batubara steril 5 2 media perlakuan A hari ke-2 3
media perlakuan B MSS + batubara steril 5 + kapang Trichoderma sp.hari ke-2.
400 600
800 1000
1200 1400
1600 1800
2000 2400
2800 3200
3600 4000
1cm -0
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T Smooth
3 24
4 ,2
7 30
4 3,
6 7
1 65
4, 9
2 1
09 3
,6 4
54 ,0
7
p2
400 600
800 1000
1200 1400
1600 1800
2000 2400
2800 3200
3600 4000
1cm -0
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T Smooth
3 2
44 ,2
7 3
04 3
,6 7
1 6
54 ,9
2 1
93 ,6
4 54
,0 7
p2
400 600
800 1000
1200 1400
1600 1800
2000 2400
2800 3200
3600 4000
1cm -0
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T Smooth
3 2
2 8
,8 4
2 9
9 5
,4 5
1 6
5 4
,9 2
1 1
1 2
,9 3
6 6
9 ,3
p11
OH COOH
CO C-O-C
OH COOH
CO C-O-C
OH COOH
CO C-O-C
59
1
2
3 Gambar 15.
Hasil FTIR produk biosolubilisasi 1 Kontrol media perlakuan C MSS + batubara mentah 5 2 media perlakuan C hari ke-2 3
media perlakuan D MSS + batubara mentah 5 + Trichoderma sp. hari ke-2.
400 600
800 1000
1200 1400
1600 1800
2000 2400
2800 3200
3600 4000
1cm -0
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T Smooth
3 2
4 6
,2 2
9 9
5 ,4
5 1
6 5
4 ,9
2 1
1 1
2 ,9
3 6
6 9
,3
p1
400 600
800 1000
1200 1400
1600 1800
2000 2400
2800 3200
3600 4000
1cm -0
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T Smooth
3 2
2 8
,8 4
2 8
9 3
,2 2
1 6
5 3
,0 1
9 3
,6 4
5 4
,0 7
p7
400 600
800 1000
1200 1400
1600 1800
2000 2400
2800 3200
3600 4000
1cm -0
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
T Smooth
3 2
3 2,
7 2
8 7
3, 9
4 1
6 6
2, 6
4 1
08 9
,7 8
5 3
6, 2
1
p10
C-O-C CO
OH COOH
C-O-C OH
COOH CO
C-O-C OH
COOH CO
60
COOH 3300-2500 cm
-1
, karbonil C-O 1600 cm
-1
, ikatan eter C-O-C 1000- 1300 cm
-1
dan ikatan gugus samping aromatik 1000-500 cm
-1
. Terjadinya biosolubilisasi mengakibatkan perubahan ketajaman puncak absorbansi yang
dilihat dari penurunan persen transmitan. Semakin rendah persen transmitan yang ditunjukkan mengindikasikan besarnya kandungan suatu gugus fungsi tertentu.
Analisis FTIR dilakukan hanya pada media perlakuan setelah inkubasi hari ke-2, hal tersebut terkait dengan analisis senyawa fenolik dan aromatik
terkonjugasi yang menunjukkan tingkat biosolubilisasi tertinggi Gambar 12. Hasil yang diperoleh pada produk biosolubilisasi semua gugus fungsi utama yang
ditentukan menunjukkan penurunan nilai persen transmitan dibandingkan dengan kontrol Gambar 14 dan 15. Terutama pada gugus samping aromatik yang
tampak meningkat pada hari inkubasi ke-2, serupa dengan analisis sebelumnya yaitu pada uji susuran scan 200-600 nm yang juga menunjukkan terjadinya
peningkatan gugus samping aromatik. Produk biosolubilisasi yang dihasilkan dalam penelitian ini sesuai dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yin
dkk. 2009 terutama pada senyawa utama yang terdeteksi kecuali adanya senyawa siklan.
Peningkatan gugus karboksilat COOH mengindikasikan produk banyak mengandung cincin samping dan oksigen hal tersebut disebabkan pada
proses biosolubilisasi melibatkan enzim yang bersifat oksidatif seperti peroksidase. Hidayati 2011, menyatakan agen pengsolubilisasi dalam
menguraikan struktur batubara lignit menghasilkan enzim lignin peroksidase LiP dan mangan peroksidase MnP. Perlakuan D MSS + batubara mentah 5 +
61
Trichoderma sp. menunjukkan penurunan persen transmitan yang cukup besar dibandingkan dengan perlakuan A MSS + batubara steril 5, B MSS +
batubara steril 5+ Trichoderma sp. dan C MSS + batubara mentah 5 diduga agen pengsolubilisasi yang beragam ditambah dengan keberadaan kapang
Trichoderma sp. mengakibatkan batubara lignit tersolubilisasi secara maksimal.
4.3.5. Identifikasi Senyawa Hasil Biosolubilisasi dengan GCMS