Hubungan Antar Mikroba TINJAUAN PUSTAKA

13

2.2. Hubungan Antar Mikroba

Hubungan antar mikroba ditemukan di alam yang berkumpul bebas di dalam suatu media yang sama. Hubungan antara mikroba dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu netralisme, kompetisi, antagonis, komensalisme, mutualisme, sinergisme, parasitisme, dan predatorisme. Hubungan mikroba secara netralisme merupakan hubungan yang saling menguntungkan maupun tidak saling menguntungkan hal ini disebabkan masing-masing mikroba memerlukan zat-zat tertentu bagi diri mereka masing-masing meskipun hidup di dalam medium yang sama Dwidjoseputro, 2005. Suatu hubungan antar mikroba yang saling merugikan ditunjukkan dengan adanya persaingan antar mikroba dalam memperebutkan kebutuhan hidup. Hanya mikroba yang kuat mampu bertahan dibandingkan dengan mikroba lainnya dalam persaingan tersebut sehingga hubungan yang terjadi merupakan bentuk kompetisi. Hubungan antagonisme menyatakan suatu hubungan yang asosial ditunjukkan adanya suatu spesies menghasilkan zat yang meracuni spesies lain sehingga pertumbuhan spesies lain terganggu. Suatu hubungan yang menunjukkan suatu spesies mendapatkan keuntungan, sedangkan spesies yang lain tidak dirugikan olehnya disebut komensalisme. Mutualisme merupakan suatu bentuk simbiosis antara dua spesies, ditunjukkan dengan masing-masing yang bersekutu mendapatkan keuntungan dan jika berpisah satu sama lain masing-masing spesies tidak atau kurang dapat bertahan. Sinergisme merupakan suatu hubungan antara dua spesies yang hidup bersama dan mengadakan kegiatan yang tidak saling mengganggu, akan tetapi kegiatan masing-masing itu justru berupa suatu urutan 14 yang saling menguntungkan. Suatu hubungan yang hanya mengakibatkan keuntungan disatu pihak saja dan pihak lain dirugikan disebut parasitisme. Suatu hubungan antara pemangsa dan mangsa ditunjukkan dengan adanya suatu spesies memakan spesies lain disebut hubungan predatorisme Dwidjoseputro, 2005. Di alam terdapat banyak mikroba dengan kekhasan metabolisme dan kometabolisme yang dapat dimanfaatkan untuk mendegradasi suatu materi terutama senyawa organik. Suatu senyawa dengan susunan yang kompleks dan heterogen menyebabkan suatu spesies tunggal mikroba tidak dapat mendegradasi keseluruhan komponen penyusunnya sehingga diperlukan suatu interaksi yang saling menguntungkan dalam bentuk konsorsium Nugroho, 2007. Konsorsium merupakan suatu pola interaksi antar mikroba berbeda yang bertujuan untuk mempertahankan hidup. Di alam, mikroba tidak hidup terisolasi secara ruang dan waktu. Terjadi hubungan yang setimbang antar mikroba dan setiap mikroba memiliki peran masing-masing di ekosistem tergantung dari potensi genetik. Pola konsorsium dapat diketahui dengan cara mengisolasi dan menyeleksi mikroba dan kemudian memvariasikan dalam bentuk kultur campur. Populasi satu jenis mikroba akan berbeda dengan ketidakhadiran atau kehadiran jenis mikroba lainnya. Interaksi antara dua populasi berbeda, secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan tidak adanya saling pengaruh keduanya, satu atau keduanya saling menguntungkan atau merugikan Brenner dkk., 2008. Konsorsium diperlukan terutama untuk kultur dengan substrat berupa senyawa komplek dan heterogen, seperti batubara dan minyak bumi. Menurut 15 Bushil dan Slater 1981, terdapat 7 kelompok komunitas berdasarkan interaksi antara mikroba, yaitu : 1. Struktur yang terbentuk oleh pertukaran saling berbagi nutrien-nutrien spesifik di antara anggota-anggota komunitas. 2. Struktur yang terbentuk oleh pembuangan produk metabolisme yang mungkin menghambat anggota komunitas yang memproduksinya, termasuk komunitas yang memindahkan hidrogen. 3. Struktur yang terbentuk oleh interaksi yang menyebabkan terjadinya modifikasi pada parameter-parameter pertumbuhan populasi yang menghasilkan komunitas yang lebih kompetitif atau efisien dibandingkan dengan komponen-komponen populasinya. 4. Struktur yang terbentuk oleh terjadinya metabolisme bersama yang selaras, yang tidak diekspresikan oleh populasi-populasi secara sendirian. 5. Struktur yang terbentuk oleh adanya kometabolisme. 6. Struktur yang terbentuk oleh adanya transfer ion-ion hidrogen. 7. Struktur yang terbentuk oleh lebih dari satu pengguna substrat primer, dengan interaksi yang sering tidak dipahami. Konsorsium mikroba dalam biokonversi batubara, banyak digunakan untuk memproduksi gas metana biogasifikasi. Jenis batubara yang digunakan adalah kualitas rendah Polman dkk., 1991 dan kualitas tinggi Johnson dkk., 1994. Selain untuk biogasifikasi, konsorsium juga dimanfaatkan untuk produksi alkohol Faison dkk., 1989 dan biosolubilisasi Faison dkk., 1989; Wadhwa Sharma, 1998. Biokonversi batubara, tidak selalu memerlukan konsorsium. 16 Penelitian biosolubilisasi umumnya hanya menggunakan kultur tunggal, bahkan penelitian yang dilakukan oleh Gramms dkk. 1999 melaporkan bahwa interaksi antara kapang Pleurotus dengan bakteri indigenus batubara menyebabkan terjadinya penghambatan proses solubilisasi. Berbeda halnya dengan hasil penelitian Sugoro dkk. 2010 yang menunjukkan terjadinya interaksi positif antara kapang Trichoderma sp. dan Penicillium sp., dengan mikroba indigenus batubara yang ditandai dengan tingginya tingkat biosolubilisasi dan produknya dibandingkan dengan kontrol batubara steril.

2.3. Biosolubilisasi Batubara oleh Mikroba