29
Kolonisasi miselia kapang terhadap batubara diamati untuk mengetahui aktifitas biosolubilisasi terutama oleh kapang. Sampel kultur diambil
menggunakan pipet bersih diteteskan di atas kaca preparat bersih diberi tanda nama isolat sesuai perlakuan. Diamati di bawah mikroskop kolonisasi yang terjadi
dengan perbesaran 400 kali.
3.3.10. Pengukuran Biosolubilisasi Batubara melalui Analisis Senyawa Fenolik dan Aromatik Terkonjugasi serta Perubahan Pola Panjang
Gelombang pada 200-600 nm Pengukuran biosolubilisasi dilakukan dengan melakukan analisis
senyawa fenolik dan aromatik terkonjugasi. Produk biosolubilisasi supernatan yang diperoleh selama waktu sampling dilakukan pengukuran absorbansi
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 250 dan 450 nm. Perubahan pola panjang gelombang diamati pada kisaran panjang gelombang
200– 600 nm untuk mengetahui perubahan gugus kromofor produk biosolubilisasi batubara. Nilai absorbansi yang tinggi berbanding lurus dengan tingkat
solubilisasi batubara yang tinggi pula Selvi dkk., 2007.
3.3.11. Pengukuran Produksi Asam Humat dan Fulvat
Supernatan dari kultur diambil sebanyak 5 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian ditambahkan K
2
Cr
2
O
7
5 ml diaduk dan ditambahkan 7,5 ml H
2
SO
4
dihomogenkan kembali. Campuran larutan itu dibiarkan beberapa saat hingga dingin, setelah itu ditambahkan air suling kurang lebih 50 ml lalu
diaduk dan kembali dibiarkan hingga dingin. Setelah dingin larutan tersebut ditera
30
hingga tanda batasnya, dikocok sampai homogen. Kadar asam humat dan fulvat dalam larutan diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
561 nm, dengan menggunakan deret standar glukosa 0-250 ppm Graham, 1948 dan Shnitzer, 1984 dalam Petunjuk teknis analisis kimia tanah, tanaman, air dan
pupuk Balai Penelitian Tanah 2009.
Analisis Spektrometer
FTIR ini
dapat digunakan
untuk mengkarakterisasi produk biosolubilisasi batubara. Produk biosolubilisasi
batubara dianalisis dengan FTIR pada range frekuensi 4000-450 cm
-1
. Produk biosolubilisasi supernatan yang akan diuji ditentukan dari nilai biosolubilisasi
tertinggi. Produk supernatan yang diperoleh dilakukan dehidrasi penghilangan air menggunakan alkohol 70 dengan perbandingan 3:1 kemudian di masukkan
ke dalam oven dengan suhu 55 C hingga cairan menguap dan tersisa residu
produk. Residu produk yang akan diuji dicampurkan dengan serbuk KBr kering hingga menyatu menggunakan lumpang dan serbuk campuran produk dimasukkan
ke dalam disk holder kemudian direkam dengan alat spektrometer FTIR. Kontrol yang digunakan ekstrak produk batubara mentah dan batubara steril pada hari ke-
0.
3.3.13. Analisis Hasil Biosolubilisasi Batubara dengan Spektrometer GCMS
Supernatan dan pelarut dicampur dengan perbandingan 1:1, pelarut yang digunakan adalah benzene: heksana: dietil eter dengan perbandingan 3:1:1.
campuran tersebut dimasukan kedalam tabung reaksi lalu divortex sampai
3.3.12. Analisis Gugus Fungsi Hasil Biosolubilisasi Batubara dengan Spektrometer FTIR