memilih aspek tertentu dari realitas. Akibatnya, aspek tertentu yang ditonjolkan menjadi menonjol, lebih mendapatkan alokasi dan perhatian
yang besar dibandingkan aspek lain. Semua aspek itu dipakai untuk membuat dimensi tertentu dari konstruksi berita menjadi bermakna dan
diingat oleh khalayak. Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok, mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan
mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas.
27
3. Analisis Framing Model Robert N. Entman
Robert N. Entman adalah seorang ahli yang meletakan dasar-dasar bagi analisis framing untuk studi isi media. Konsep mengenai framing
ditulis dalam sebuah artikel untuk Journal of Political Communication.
28
Entman melihat framing dalam dua dimensi besar; seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitasisu.
Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau lebih diingat oleh khalayak. Realitas yang
disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami
suatu realitas.
27
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 70.
28
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 184.
Tabel 2.3 Dimensi Perangkat
Framing
29
Seleksi isu Aspek ini berhubungan dengan pemilihan fakta.
Dari realitas yang kompleks dan beragam itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan?
Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian berita yang dimasukkan included,
tetapi ada juga berita yang dikeluarkan excluded. Tidak semua aspek atau bagian dari
isu ditampilkan, wartawan memiliki aspek tertentu dari suatu isu.
Penonjolan aspek
tertentu dari isu Aspek ini berhubungan dengan penulisan fakta.
Ketika aspek tertentu dari suatu peristiwaisu tersebut telah dipilih, bagaimana aspek tersebut
ditulis? Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar, dan citra
tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.
Konsep framing dalam pandangan Entman, secara konsisten menawarkan sebuah cara untuk mengungkap the power of a
communication text. Framing analysis dapat menjelaskan dengan cara yang tepat pengaruh atas kesadaran manusia yang didesak oleh transfer
atau komunikasi informasi dari sebuah lokasi, seperti pidato, ucapanungkapan, news report, atau novel. Framing, kata Entman, secara
esensial meliputi penseleksian dan penonjolan. Membuat frame adalah menseleksi beberapa aspek dari suatu pemahaman atas realitas, dan
membuatnya lebih menonjol di dalam suatu teks yang dikomunikasikan sedemikian rupa sehingga mempromosikan sebuah definisi permasalahan
yang khusus,
interpretasi kausal,
evaluasi moral,
dan atau
merekomendasikan penanganannya Siahaan, 2001:80-81.
30
29
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 187.
30
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing h. 165.
Konsep framing oleh Entman, digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media.
Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar
daripada isu yang lain.
31
Menurut Entman Qodari, 2000;20, framing dalam berita dilakukan dengan empat cara, yakni: pertama, pada identifikasi masalah
problem identification, yaitu peristiwa dilihat sebagai apa dan dengan nilai positif atau negatif apa; kedua, pada identifikasi penyebab masalah
causal interpretation, yaitu siapa yang dianggap penyebab masalah; ketiga, pada evaluasi moral moral evaluation, yaitu penilaian atas
penyebab masalah,; dan keempat, saran penanggulangan masalah treatment recommendation, yaitu menawarkan suatu cara penanganan
masalah dan kadang kala memprediksi hasilnya.
32
Tabel 2.4 Framing Model Robert N. Entman
33
Define Problems Pendefinisian Masalah
Bagaimana suatu peristiwaisu dilihat?
Sebagai apa?
Atau sebagai masalah apa?
Diagnose Causes Memperkirakan masalah atau
sumber masalah
Peristiwa itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap
sebagai penyebab dari suatu masalah? Siapa aktor yang
dianggap sebagai
penyebab masalah?
31
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 186.
32
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing,h. 172.
33
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, h. 188-189.
Make Moral Judgement Membuat keputusan moral
Nilai moral apa yang disajikan untuk
menjelaskan masalah?
Nilai moral apa yang dipakai untuk
melegitimasi atau
mendelegitimasi suatu tindakan?
Treatment Recommendation Menekankan penyelesaian
Penyelesaian apa
yang ditawarkan
untuk mengatasi
masalahisu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh
untuk mengatasi masalah?
Define Problems pendefinisian masalah adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing,. Elemen ini merupakan
master framebingkai yang paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan. Ketika ada maslaah atau peristiwa,
bagaimana peristiwa atau isu tersebut dipahami. Peristiwa yang sama dapat dipahami secara berbeda. Dan dibingkai yang berbeda ini akan
menyebabkan realitas bentukan yang berbeda. Diagnose causes memperkirakan penyebab masalah, merupakan
elemen framing utnuk membingkai siapa yang dianggap sebagai aktor dari suatu peristiwa. Penyebab di sini bisa berarti apa what, tetapi bisa juga
berarti siapa who. Bagaimana peristiwa dipahami, tentu saja mennentukan apa dan siapa yang dianggap sebagai sumber masalah.
Karena itu, masalah yang dipahami secara berbeda, penyebab masalah secara tidak langsung juga akan dipahami secara berbeda pula.
Make moral judgement membuat pilihan moral adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkanmemberi argumentasi pada